Institut Seni Indonesia Denpasar menambah
dua guru besar yang dikukuhkan melalui kegiatan Dies Natalis XVII pada 28 Juli yang pelaksanaannya memadukan kegiatan langsung dan virtual.

"Dengan dikukuhkannya dua guru besar atau profesor ini, berarti total ISI Denpasar memiliki sembilan profesor. Kami terus dorong dosen-dosen yang berkualifikasi doktor untuk mencapai gelar profesor, mengingat potensi kita sangat besar," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, di Denpasar, Minggu.

Dua profesor  yang kini dimiliki satu-satunya kampus seni negeri di kawasan Indonesia tengah itu  yakni, Prof Dr Drs I Gede Mugi Raharja, SSn dan Prof Dr I Wayan 'Kun' Adnyana, SSn, MSn yang sekaligus menjabat Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. 

Prof "Kun" Adnyana sebelum dipercaya mengemban jabatan sebagai Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, menduduki jabatan strategis di ISI Denpasar sebagai Kepala Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP).

Adapun tujuh guru besar ISI Denpasar sebelumnya yang dimiliki ISI Denpasar yakni Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum (Rektor), Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes (Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni), Prof Dr Drs I Made Gede Arimbawa, MSn, dan Prof Dr I Nyoman Sedana, MA.

Kemudian Prof Dr I Wayan Rai S, MA yang ditugaskan sebagai Rektor ISBI Tanah Papua, Prof Dr I Wayan Dibia yang diperpanjang pengabdiannya dan Prof Dr Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, MSi yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali.

Terkait dengan kegiatan Dies Natalis kini yang berlangsung di tengah pandemi COVID-19, menurut Rektor, secara umum rangkaian kegiatannya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya saja jumlah undangan dan peserta dibatasi maksimal 100 orang.

Baca juga: ISI Denpasar revisi kegiatan untuk biayai pencegahan COVID-19

"Iya, meskipun Satgas COVID-19 Denpasar memberi izin maksimal 200 orang dari 600 kapasitas gedung kita. Untuk seluruh mahasiswa, dosen dan pegawai yang tidak hadir langsung, kami undang dengan hormat menyaksikan live streaming di channel YouTube ISI Denpasar serta via Zoom. Silakan daftar di email: akademik@isi-dps.ac.id," kata Prof Arya.

Kegiatan Dies Natalis XVII yang rencananya dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster selaku Dewan Penyantun itu dipastikan berlangsung sesuai protokol kesehatan.

Masih terkait penerapan protokol kesehatan, khususnya terkait dengan jaga jarak, nantinya para Senat ISI Denpasar yang jumlahnya 19 orang, tempat duduknya juga akan dibagi di sisi kanan dan kiri.

Demikian juga untuk tari Siwa Nata Raja dan paduan suara akan secara virtual dengan menampilkan rekaman.

"Untuk orasi ilmiah pun diberikan waktu 15 menit, tidak usah lama-lama," ujarnya didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM itu.

Guru besar Seni Karawitan asal Pupuan, Kabupaten Tabanan ini berharap, esensi perayaan hari jadi ke-17 di tengah pandemi COVID-19 ini tidak mengurangi esensi dan substansi secara akademik. 

"Kita harus tetap produktif, semangat, serta berdamai dengan keadaan sembari memanjatkan doa agar pandemi segera berakhir. Jiwa seni yang mengalir tidak boleh padam, meskipun kesempatan tampil dalam event besar dibatalkan seperti Pesta Kesenian Bali (PKB)," katanya.

Baca juga: ISI Denpasar padukan kuliah daring dan konvensional di tengah COVID-19

Prof Arya pun mengapresiasi Pemerintah Provinsi Bali telah memfasilitasi seniman lewat karya seni secara virtual karena dengan metode ini setidaknya mampu menghapus dahaga para seniman dalam berkreasi.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020