RSUP Sanglah Denpasar merawat puluhan pasien anak di antaranya yang terkonfirmasi positif COVID-19 maupun non-COVID-19 atau mengalami gangguan immunodefisiensi.
"Sampai Juni ini ada 115 orang suspek sedangkan yang terkonfirmasi 15 dan 100 orang lainnya tidak. Terkonfirmasi itu dari hasil 'swab' (usap) dua kali berturut-turut, sedangkan untuk pasien non-COVID itu misalnya kanker, dalam satu hari dalam masa pandemi ini ada 15-25 pasien kanker saja. Jika digabungkan dengan pasien imunologi dan penyakit kronis lainnya rata-rata dalam sehari bisa sampai 100 anak,"kata Ketua Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah, Dr. dr. Ketut Ariawati , Sp.A(K) saat dikonfirmasi di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan untuk pasien anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 akan dialihkan ke Ruang Nusa Indah. Namun, ketika pasien itu negatif maka akan dipindahkan ke ruangan yang sudah ditentukan, baik Ruang Cempaka maupun Ruang Pudak yang memang khusus anak.
Rentang usia pasien anak yang terkonfirmasi positif antara kurang dari satu tahun sampai lebih dari 10 tahun. Untuk yang berusia kurang dari satu tahun ada tiga orang, 1-3 tahun ada satu orang, 3-10 tahun ada enam orang, dan lebih dari 10 tahun ada lima orang.
Baca juga: 93 tenaga medis RS Sanglah diisolasi karena kontak dengan pasien COVID-19
"Awal-awal COVID-19 anak-anak tidak kena karena punya imun kompeten. COVID ini sifatnya masih dinamis dan makin lama hal itu tidak terbukti. Anak-anak justru rentan, begitu juga anak yang baru lahir bisa positif dengan ibu yang positif. Kita simpulkan COVID tidak mengenal usia, semua bisa terdampak, baik anak-anak dan dewasa," katanya.
Untuk penanganan pasien anak dengan COVID-19 ditangani oleh spesialis khusus yang namanya subspesialis respirologi. Dalam penanganannya memang ditangani spesialis khusus dengan panduan-panduan yang sudah disiapkan.
Untuk pasien anak non-COVID-19 yang datang ke RSUP Sanglah selama masa pandemi COVID-19 terdiri atas pasien immunodefisiensi dan pasien dengan sakit kronis.
"Sedangkan pasien-pasien yang sifatnya akut contohnya misalnya diare kemudian demam berdarah dan memang itu wilayahnya faskes 1 dan 2 mereka tidak datang ke kita tapi ketika pasien kronis yang memang harus di sini ya datang ke RS Sanglah," kata dr. Ariawati.
Ia menambahkan untuk tenaga kesehatan yang bertugas sifatnya secara bergantian. Untuk perawat yang memang reguler merawat pasien non-COVID-19 juga dikerahkan empat sampai enam orang, sedangkan untuk dokter, sudah ada dokter khusus yang bertugas yaitu subdivisi respirologi.
Baca juga: Tiga dokter residen RS Sanglah terkonfirmasi positif COVID-19
Serangkaian dengan Hari Anak Nasional 2020 yang jatuh pada 23 Juli, ia mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan kepada anak, antara lain menggunakan masker dan membiasakan cuci tangan, serta jaga jarak.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020