Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana memberikan subsisi operasional sumur bor selama satu tahun di dua desa yakni Desa Les dan Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.
“Dalam waktu dekat, seluruh sumur bor yang ada di dua desa tersebut akan dibuatkan tangki air portable,” kata Bupati Suradnyana saat memantau sumber mata air Yeh Song, Banjar Dinas Butiyang, Desa Les Kecamatan Tejakula, Senin.
Menurut Bupati, masing-masing sumur bor dibuatkan tangki portable dengan total sebesar 80.000 meter kubik. Dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) bersama dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Hita Kabupaten Buleleng segera akan menindaklanjuti hal tersebut.
“Ini untuk jangka pendeknya dulu. Karena kita tahu bersama, kalau penataan sumber mata air tidak terlalu menghabiskan biaya dengan jumlah besar. Yang memerlukan biaya besar hanya pada pembuatan reservoir dan penyediaan pipa,” ujarnya.
Baca juga: Beras merah Desa Munduk-Buleleng ditingkatkan produksinya
Setelah itu, untuk jangka menengah nantinya, energi listrik pada sumur bor akan diganti dengan menggunakan solar cell (tenaga surya) dan untuk jangka panjangnya akan menggunakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dari Air Sanir yang akan disalurkan hingga ke Desa Penuktukan.
Terkait dengan permasalahan air, memang tak terlepas dari pengaruh lingkungan. Namun Pemkab Buleleng telah menyiapkan langkah antisipasi terjadinya hal tersebut.
“Kita sudah menemukan jalan keluar dari persoalan air pada dua desa ini, sampai jangka panjangnya sudah kami pikirkan,” kata Bupati asal Desa Banyuatis ini.
Baca juga: Prokom Buleleng tanam bibit terong-cabai ditengah pandemi COVID-19
Sementara itu, Perbekel Desa Les, Gede Adi Wistara, SH mengungkapkan permasalahan kebutuhan air ini terdampak pada empat dusun yang ada di Desa Les.
Dusun tersebut diantaranya Dusun Tegallinggah, Dusun Panjingan, Dusun Lempedu dan Dusun Penyumbahan, namun warga yang terdampak bukan berarti tidak mendapatkan pasokan air sama sekali, karena debit air mengecil sehingga pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari sangat minim.
“Dari kebijakan yang diberikan oleh Bapak Bupati Buleleng, diharapkan kedepan tidak ada lagi permasalahan air di wilayah kami,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
“Dalam waktu dekat, seluruh sumur bor yang ada di dua desa tersebut akan dibuatkan tangki air portable,” kata Bupati Suradnyana saat memantau sumber mata air Yeh Song, Banjar Dinas Butiyang, Desa Les Kecamatan Tejakula, Senin.
Menurut Bupati, masing-masing sumur bor dibuatkan tangki portable dengan total sebesar 80.000 meter kubik. Dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) bersama dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Hita Kabupaten Buleleng segera akan menindaklanjuti hal tersebut.
“Ini untuk jangka pendeknya dulu. Karena kita tahu bersama, kalau penataan sumber mata air tidak terlalu menghabiskan biaya dengan jumlah besar. Yang memerlukan biaya besar hanya pada pembuatan reservoir dan penyediaan pipa,” ujarnya.
Baca juga: Beras merah Desa Munduk-Buleleng ditingkatkan produksinya
Setelah itu, untuk jangka menengah nantinya, energi listrik pada sumur bor akan diganti dengan menggunakan solar cell (tenaga surya) dan untuk jangka panjangnya akan menggunakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dari Air Sanir yang akan disalurkan hingga ke Desa Penuktukan.
Terkait dengan permasalahan air, memang tak terlepas dari pengaruh lingkungan. Namun Pemkab Buleleng telah menyiapkan langkah antisipasi terjadinya hal tersebut.
“Kita sudah menemukan jalan keluar dari persoalan air pada dua desa ini, sampai jangka panjangnya sudah kami pikirkan,” kata Bupati asal Desa Banyuatis ini.
Baca juga: Prokom Buleleng tanam bibit terong-cabai ditengah pandemi COVID-19
Sementara itu, Perbekel Desa Les, Gede Adi Wistara, SH mengungkapkan permasalahan kebutuhan air ini terdampak pada empat dusun yang ada di Desa Les.
Dusun tersebut diantaranya Dusun Tegallinggah, Dusun Panjingan, Dusun Lempedu dan Dusun Penyumbahan, namun warga yang terdampak bukan berarti tidak mendapatkan pasokan air sama sekali, karena debit air mengecil sehingga pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari sangat minim.
“Dari kebijakan yang diberikan oleh Bapak Bupati Buleleng, diharapkan kedepan tidak ada lagi permasalahan air di wilayah kami,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020