Sebagian pegawai Pemerintah Kabupaten
Buleleng mulai bekerja di kantor lagi pada Jumat, setelah kegiatan kerja sementara waktu dialihkan ke rumah dalam upaya meminimalkan risiko penularan COVID-19.a

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Buleleng Gede Suyasa di Singaraja,  Jumat,  meminta para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) memantau penerapan protokol kesehatan di kantor masing-masing.

"Pimpinan OPD harus memastikan semua yang berinteraksi memakai masker dengan benar dan tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19," katanya.

Pemimpin OPD, ia melanjutkan, juga harus terus mengingatkan pegawai untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menyediakan tempat cuci tangan, serta mengupayakan penyemprotan disinfektan secara berkala di kantor masing-masing.

Baca juga: Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Buleleng capai 78 persen

"Mari bersama melakukan hal tersebut dengan kesadaran yang tinggi. Untuk masyarakat, saya harapkan terus menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin tinggi sehingga kita semua bisa memutus rantai penyebaran COVID-19," kata Gede Suyasa.

Tim Penanganan COVID-19 di masing-masing OPD, ia melanjutkan, harus mengatur pembagian pegawai yang bertugas di kantor dan bekerja di rumah.

"Pengaturan para aparatur sipil negara (ASN) ini menjadi domain dari Tim Penanganan COVID-19 masing-masing dinas atau badan," kata Gede Suyasa.

Pengaturan sistem kerja aparatur sipil negara, ia mengatakan, mesti disesuaikan dengan kondisi kesehatan, tingkat kerentanan, dan lingkungan tempat tinggal aparatur sipil negara yang bersangkutan.

Baca juga: 21 pemilik toko di Buleleng diperingatkan karena langgar jam operasional

"Kalau misalnya ada tetangga ASN yang terkonfirmasi positif COVID-19, tentu diinstruksikan untuk menjalankan WFH (kerja di rumah) dulu. Jadi, pimpinan OPD bisa memperkenankan stafnya untuk bekerja dari kantor, termasuk ada yang ditugaskan di rumah karena pertimbangan-pertimbangan tertentu," ujar Gede Suyasa.

Gede Suyasa menambahkan dengan adanya WFH ini, secara kualitas dan kuantitas kinerja diakui sangat berpengaruh. Dalam situasi kedaruratan, tidak akan memiliki output yang berkualitas secara optimal. Ini dikarenakan kondisi kerja saat di rumah, yakni sistem yang digunakan juga baru, suasana psikologi semua masyarakat termasuk ASN sedang menghadapi ketakutan dengan kekhawatiran merebaknya COVID-19. Juga, situasi ekonomi yang tertekan saat ini.

"Oleh karena itu, tentunya dari segi kualitas dan kuantitas sangat berpengaruh. Pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan ASN juga dimaksimalkan," katanya.

 

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020