Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Wakil Bupati Nyoman Sutjidra terus memantau kondisi Pekerja Migra Indonesia (PMI) yang sedang menjalani karantina di sejumlah hotel di Buleleng, namun Bupati memantau lewat "video conference" dengan PMI itu, sedangkan Wabup Sutjidra memantau secara langsung dengan mengunjungi hotel tempat karantina PMI.
"Untuk melakukan tes secara mandiri, Pemkab Buleleng sudah memesan 2.000 buah rapid test jenis antigen yang rencananya datang pada hari Rabu (22/4)," kata Bupati saat melakukan video conference itu, Senin.
Rapid test antigen ini, kata Bupati, diyakini lebih akurat dari rapid test antibody. "Ini karena, alat ini secara langsung mendeteksi ada-tidaknya antigen, termasuk protein yang terkandung pada corona virus. Nantinya, rapid test ini akan digunakan untuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Buleleng," katanya.
Saat melakukan video conference, Bupati menyapa dengan ramah para PMI yang sedang menjalani masa karantina.
"Buleleng merupakan Kabupaten pertama di Bali yang membeli rapid test antigen, rapid test yang langsung bisa menunjukkan hasil hari itu juga ketika dilakukan pemeriksaan, tidak perlu lagi menunggu 14 hari, jadi para PMI yang test-nya negatif bisa pulang lebih cepat," katanya.
Ia menuturkan, rapid test antigen ini memiliki akurasi yang lebih baik dari pada rapid test antibody. Ia menjelaskan, rapid test antibody hanya mendeteksi imun di dalam tubuh ada pergerakan.
"Kalau tidak ada pertempuran imun di dalam tubuh, pasti hasilnya negatif. Tapi virusnya masih diam.Virusnya akan menyerang ketika kondisi tubuh kita melemah, tapi kalau rapid test antigen, virusnya langsung bisa dideteksi," katanya.
Baca juga: Anggota DPR dari Bali siapkan rumahnya untuk isolasi pekerja migran
Menurut Bupati Suradnyana, pembelian rapid test ini murni menggunakan APBD Kabupaten Buleleng. Harga rapid test antigen ini tergolong lebih mahal yakni Rp714 ribu per-rapid test. Selain harga yang terbilang mahal, ketersediaan rapid test ini sangat langka.
Namun, ia meyakini lebih hemat, karena hanya cukup melakukan satu kali test. "Saya lebih mementingkan membeli rapid test terlebih dahulu ketimbang membagi sembako. Ini hal yang penting," katanya.
Bupati yang akrab disapa PAS ini menambahkan, kalau dalam rapid test antigen dinyatakan negatif, maka para PMI sudah bebas. "Kalau dalam test antigen itu negatif, sudah selesai urusan. Ini bisa memotong ketakutan kita dalam dua minggu. Jadi, ini lebih irit biaya dan lebih peraktis semua," katanya.
Sementara itu, Wabup Nyoman Sutjidra melakukan kunjungan ke lokasi karantina PMI asal Buleleng, yang tersebar di beberapa kecamatan untuk mengetahui keadaan PMI dan fasilitas di lokasi karantina warga, yang terletak di hotel, villa ataupun gedung sekolah.
Beberapa kelengkapan fasilitas seperti, kesehatan, konsumsi, keamanan serta peralatan lainnya turut dikonfirmasi langsung kelengkapannya oleh Wabup Sutjidra kepada para petugas Satgas COVID-19 yang dibentuk di masing-masing tempat.
Baca juga: Sekda Bali: jangan ada penolakan karantina pekerja migran
Wabup Sutjidra mengatakan, saat ini kondisi seluruh PMI yang dipantau di beberapa tempat karantina dalam keadaan sehat. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi karantina agar tidak resah karena seluruh PMI dalam keadaan baik sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
"Masyarakat tidak perlu memiliki sigma negatif terhadap para PMI yang dikarantina karena mereka belum tentu terkena paparan virus corona atau COVID-19. Kita menyosialisasikan kepada masyarakat dari tingkat kecamatan sampai desa-desa serta desa adat, untuk bisa menerima mereka. Bagaimana pun mereka itu merupakan saudara kita," katanya.
Selain itu, Sutjidra juga meminta agar PMI yang dikarantina tersebut tetap semangat, ceria serta selalu berpikir positif, karena pengkarantinaan mereka hanya sebagai upaya untuk memutus mata rantai corona atau COVID-19 sesuai anjuran Pemerintah.
Di Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Wabup menjelaskan saat ini memang ada beberapa fasilitas yang belum lengkap di tempat lokasi karantina, namun hal itu akan segera dimaksimalkan oleh Pemkab bersama satuan tugas gotong royong yang sudah dibentuk bersama.
"Selama di tempat karantina mereka (PMI) akan terus kita pantau perkembangannya," kata Nyoman Sutjidra yang juga memberikan vitamin kesehatan serta masker gratis kepada satgas gotong royong di lokasi karantina guna menjaga kesehatan para petugas.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Untuk melakukan tes secara mandiri, Pemkab Buleleng sudah memesan 2.000 buah rapid test jenis antigen yang rencananya datang pada hari Rabu (22/4)," kata Bupati saat melakukan video conference itu, Senin.
Rapid test antigen ini, kata Bupati, diyakini lebih akurat dari rapid test antibody. "Ini karena, alat ini secara langsung mendeteksi ada-tidaknya antigen, termasuk protein yang terkandung pada corona virus. Nantinya, rapid test ini akan digunakan untuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Buleleng," katanya.
Saat melakukan video conference, Bupati menyapa dengan ramah para PMI yang sedang menjalani masa karantina.
"Buleleng merupakan Kabupaten pertama di Bali yang membeli rapid test antigen, rapid test yang langsung bisa menunjukkan hasil hari itu juga ketika dilakukan pemeriksaan, tidak perlu lagi menunggu 14 hari, jadi para PMI yang test-nya negatif bisa pulang lebih cepat," katanya.
Ia menuturkan, rapid test antigen ini memiliki akurasi yang lebih baik dari pada rapid test antibody. Ia menjelaskan, rapid test antibody hanya mendeteksi imun di dalam tubuh ada pergerakan.
"Kalau tidak ada pertempuran imun di dalam tubuh, pasti hasilnya negatif. Tapi virusnya masih diam.Virusnya akan menyerang ketika kondisi tubuh kita melemah, tapi kalau rapid test antigen, virusnya langsung bisa dideteksi," katanya.
Baca juga: Anggota DPR dari Bali siapkan rumahnya untuk isolasi pekerja migran
Menurut Bupati Suradnyana, pembelian rapid test ini murni menggunakan APBD Kabupaten Buleleng. Harga rapid test antigen ini tergolong lebih mahal yakni Rp714 ribu per-rapid test. Selain harga yang terbilang mahal, ketersediaan rapid test ini sangat langka.
Namun, ia meyakini lebih hemat, karena hanya cukup melakukan satu kali test. "Saya lebih mementingkan membeli rapid test terlebih dahulu ketimbang membagi sembako. Ini hal yang penting," katanya.
Bupati yang akrab disapa PAS ini menambahkan, kalau dalam rapid test antigen dinyatakan negatif, maka para PMI sudah bebas. "Kalau dalam test antigen itu negatif, sudah selesai urusan. Ini bisa memotong ketakutan kita dalam dua minggu. Jadi, ini lebih irit biaya dan lebih peraktis semua," katanya.
Sementara itu, Wabup Nyoman Sutjidra melakukan kunjungan ke lokasi karantina PMI asal Buleleng, yang tersebar di beberapa kecamatan untuk mengetahui keadaan PMI dan fasilitas di lokasi karantina warga, yang terletak di hotel, villa ataupun gedung sekolah.
Beberapa kelengkapan fasilitas seperti, kesehatan, konsumsi, keamanan serta peralatan lainnya turut dikonfirmasi langsung kelengkapannya oleh Wabup Sutjidra kepada para petugas Satgas COVID-19 yang dibentuk di masing-masing tempat.
Baca juga: Sekda Bali: jangan ada penolakan karantina pekerja migran
Wabup Sutjidra mengatakan, saat ini kondisi seluruh PMI yang dipantau di beberapa tempat karantina dalam keadaan sehat. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi karantina agar tidak resah karena seluruh PMI dalam keadaan baik sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
"Masyarakat tidak perlu memiliki sigma negatif terhadap para PMI yang dikarantina karena mereka belum tentu terkena paparan virus corona atau COVID-19. Kita menyosialisasikan kepada masyarakat dari tingkat kecamatan sampai desa-desa serta desa adat, untuk bisa menerima mereka. Bagaimana pun mereka itu merupakan saudara kita," katanya.
Selain itu, Sutjidra juga meminta agar PMI yang dikarantina tersebut tetap semangat, ceria serta selalu berpikir positif, karena pengkarantinaan mereka hanya sebagai upaya untuk memutus mata rantai corona atau COVID-19 sesuai anjuran Pemerintah.
Di Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Wabup menjelaskan saat ini memang ada beberapa fasilitas yang belum lengkap di tempat lokasi karantina, namun hal itu akan segera dimaksimalkan oleh Pemkab bersama satuan tugas gotong royong yang sudah dibentuk bersama.
"Selama di tempat karantina mereka (PMI) akan terus kita pantau perkembangannya," kata Nyoman Sutjidra yang juga memberikan vitamin kesehatan serta masker gratis kepada satgas gotong royong di lokasi karantina guna menjaga kesehatan para petugas.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020