Lapas Klas IIA Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Bali saat ini menerapkan kebijakan bahwa hanya akan menerima penitipan barang bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan tidak menerima kunjungan selama dua minggu untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Di Lapas Kerobokan ada 1.676 WBP dengan kapasitas 354 dan bisa dibayangkan over kapasitasnya LP Kerobokan dan tidak memungkiri juga kita tidak bisa menghindari keramaian di dalam lapas. Yang bisa dilakukan di dalam lapas berdasarkan petunjuk dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, untuk tidak adanya kunjungan selama dua minggu dan kita tetap melayani penitipan barang,"kata Kalapas LP Kerobokan, Yulius Sahruza usai dikonfirmasi di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan bahwa selama ini belum menemukan tanda-tanda yang mengarah terjangkit virus corona terhadap WBP meskipun jumlahnya WBP yang ada di dalam Lapas meningkat.
"Iya karena belum ada, dan semoga tidak ada ya, jadi kita batasi pertemuan dengan keluarganya maupun dengan rekan-rekannya yang berkunjung,"katanya.
Pemeriksaan rutin juga dilakukan bagi WBP dan dianjurkan untuk datang ke klinik, terutama bagi WBP yang merasa tidak sehat. Kata dia, petugas Lapas maupun paramedis sudah bersiap dalam memberikan sosialisasi dan edukasi.
Baca juga: PN Denpasar tunda persidangan hingga dua minggu terkait COVID-19
Yulius mengatakan kegiatan di dalam Lapas yang saat ini didorong bagi para WBP yaitu olahraga seperti tenis, voli dan futsal. Selain itu kegiatan ibadah juga tetap dilakukan tapi ada pembatasan untuk stakeholder dari luar untuk masuk ke dalam LP.
"Kami siap untuk penjemputan tahanan di waktu pagi, karena terkadang ketika sidang selesai diatas jam 19.00 malam, jadi yang ada hanya penjaga keamanan saja. Kalau yang diusulkan mereka bisa pulang lebih cepat ya setuju dan yang pulang sidang itu bisa kita percepat untuk bersihkan diri. Sebelum masuk ke blok untuk membersihkan diri guna meminimalisir penyebarannya," jelas Yulius.
Selain itu juga untuk saat ini belum ada WBP baru dengan berkewarganegaraan asing yang masuk ke dalam LP Kerobokan.
Dengan ditiadakannya kunjungan selama dua minggu merupakan hasil polling dari WBP, keluarga WBP dan petugas yang memilih untuk setuju kunjungannya ditiadakan.
"Pemeriksaan khusus bagi WBP belum kita lakukan karena keterbatasan jumlah petugas kita dan saat ini sudah menerapkan budaya hidup bersih kepada seluruh warga binaan dan bersih-bersih dengan penyemprotan disinfektan di kamar-kamar dan fasilitas umum, seperti masjid dan pura," jelasnya.
Baca juga: 59 pasien negatif, sejumlah RS di Bali masih rawat 18 PDP COVID-19
Sosialisasi juga sudah dilakukan sejak tiga hari yang lalu, dan saat itu sepakat untuk kunjungan dihentikan terlebih dulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020