Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memberikan edukasi penggunaan "Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)" kepada jajaran mahasiswa dan para pelaku ekonomi di Kabupaten Buleleng dalam kegiatan seminar nasional di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja.

"Melalui seminar hari ini, kami mengharapkan optimalisasi pemanfaatan QRIS sebagai salah satu kanal pembayaran non-tunai masyarakat di Provinsi Bali khususnya di kalangan kampus, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kinerja perekonomian," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara Seminar Nasional bertajuk "Sistem Pembayaran Non Tunai QRIS dan Sistem Perbankan Indonesia", di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Kamis.

Merujuk pada data riset "We Are Social (2019)", ujar Trisno, penetrasi penggunaan ponsel pintar di Indonesia sudah mencapai angka 133 persen dari total populasi. Dengan kata lain, ada satu orang Indonesia yang memiliki lebih dari satu "smartphone".

"Tingginya penggunaan 'smartphone' tersebut tentunya diiringi dengan munculnya berbagai inovasi dalam sistem pembayaran berbasis smartphone mulai dari 'mobile banking' hingga saat ini yang paling sering digunakan adalah sistem pembayaran menggunakan QR Code.

Bank Indonesia bertepatan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2019 telah meluncurkan QRIS secara bersamaan di Kantor Pusat dan seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia. QRIS ini merupakan produk kebijakan Bank Indonesia berupa standardisasi QR Code Pembayaran. Dengan kebijakan ini, per 1 Januari 2020, seluruh QR Code Pembayaran yang ada di Indonesia sudah harus distandardisasi QRIS.

"QRIS selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kemudahan, keamanan, dan kecepatan bertransaksi yang terus meningkat seiring dengan disrupsi teknologi digital. Namun juga untuk mewujudkan interkoneksi dan interoperabilitas di dunia sistem pembayaran berbasis QR Code," ujar Trisno.

Baca juga: BI: Bali jadi contoh pelaksanaan edukasi QRIS nasional

Dengan demikian, QR Code Pembayaran yang sebelumnya terbatas hanya untuk pengguna akun tertentu, dengan QRIS kini QR Code Pembayaran apa saja bisa digunakan oleh siapa saja terlepas dari akun yang dimiliki.

"Melalui seminar ini, kami berharap, dari sisi pengguna maupun merchant lebih paham dan tidak khawatir untuk menggunakan QRIS dalam bertransaksi mengingat manfaat 'UNGGUL' yang dimiliki, yakni Universal, Gampang, Untung, dan Langsung," ucapnya.

Trisno mengemukakan, hingga awal Maret 2020, jumlah merchant QRIS di Provinsi Bali tercatat sudah lebih dari 65 ribu merchant. Merchant tidak hanya pedagang, tetapi juga tempat ibadah, kantin dan koperasi di lingkungan sekolah/universitas hingga destinasi wisata. Selain itu, 260 QRIS juga telah terpasang di pura, masjid, gereja, dan vihara di seluruh wilayah Bali sebagai wadah donasi digital.

"Kami harapkan pembayaran SPP di kampus ini dapat menggunakan QRIS. Demikian juga Pemerintah Kabupaten Buleleng agar memulai pembayaran pajak dari masyarakat juga menggunakan QRIS. Selain itu, kalangan perbankan kami minta supaya lebih agresif untuk meng-QRIS-kan merchant-nya sehingga dapat lebih banyak seperti halnya di Kota Denpasar," ujarnya.

Baca juga: BI Bali jadikan kampus sebagai contoh penggunaan QRIS

Sementara itu, anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya yang menjadi narasumber dalam seminar tersebut mengatakan QRIS juga menjadi salah satu media pengintegrasi dari Sabang-Merauke.

"Jadi banggalah sebagai bangsa Indonesia. Jangan kita hanya menerima sistem pembayaran dari luar negeri. QRIS ini menjadi salah satu bentuk nasionalisme kita," ucap Rai Wirajaya.

Pihaknya mengacungi terobosan yang sudah diambil Bank Indonesia terkait QRIS ini, sehingga semakin memudahkan dalam melakukan transaksi keuangan karena cukup dengan membawa satu "smartphone", namun sudah terintegrasi secara keseluruhan.

Baca juga: BI catat 22.174 UMKM di Bali gunakan sistem pembayaran QRIS

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang hadir membuka acara seminar dan edukasi QRIS ini menyambut baik acara tersebut.

"Kita tidak bisa lepas dengan era digital yang terus berkembang. Dengan QRIS ini kita ini lebih praktis dalam bertransaksi dan tidak usah membawa uang kemana-mana. Kalau bawa uang tunai, nanti malah bisa kena begal," ucapnya berseloroh.

Suradnyana pun menyatakan setuju untuk pembayaran pajak dari masyarakat Buleleng ke depannya agar menggunakan QRIS.

"Saya setuju, sehingga tidak perlu uang tunai terlalu banyak. Saya akan diskusikan dan sosialisasi dulu," katanya.

Baca juga: Bank Indonesia tingkatkan minat baca pelajar dengan "BI Corner"

Wakil Ketua II STAHN Mpu Kuturan Singaraja Ketut Bali Sastrawan SAg, MPdH pun menyambut baik adanya edukasi QRIS di kampus setempat karena sinergi antara kampus dengan Bank Indonesia memang sangat dibutuhkan. "Seperti kita ketahui, pembangunan tidak bisa dilepaskan dari peran perbankan," ucapnya.

Selain edukasi terkait QRIS, Bank Indonesia juga melakukan edukasi dalam bentuk kegiatan sosial bertajuk Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Melalui salah satu tema unggulan PSBI "Indonesia Cerdas", Bank Indonesia menginisiasi Program BI Corner dan Pojok Baca & Dongeng PAUD yang di Provinsi Bali sendiri sudah tersebar di 21 titik.

Untuk Kabupaten Buleleng, Bank Indonesia telah memberikan 5 BI Corner dan 2 Pojok Baca & Dongeng PAUD, yaitu Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Panji Sakti, SMA Negeri 1 Singaraja, SMAN dan SMKN Bali Mandara, TK Santa Maria serta TK Lab Undiksha.

Dalam kesempatan tersebut, bantuan yang sama diberikan ke STAHN Mpu Kuturan. Diharapkan bantuan tersebut dapat mendukung upaya memperkuat pemahaman masyarakat tentang fungsi dan peran Bank Indonesia. Sekaligus mendorong kegiatan edukasi dan peningkatan kualitas pendidikan melalui penyediaan koleksi buku berkualitas di masyarakat dan kegiatan sosialisasi.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020