Jakarta (Antara Bali) - Sejarawan JJ Rizal menilai warga keturunan Tionghoa yang masih bersikap eksklusif di masa kini sebagai kelompok yang masuk dalam jebakan sejarah kolonialisme.

"Eksklusivitas orang Tionghoa itu dibuat oleh pemerintah kolonial, kalau saat ini masih ada orang Tionghoa yang tetap bersikap eksklusif maka artinya mereka terjebak dalam jebakan sejarah," kata JJ Rizal, di Jakarta, Sabtu, seusai acara talkshow dengan salah satu radio swasta dengan topik "Imlek dan Peran Tionghoa Kini".

Menurut dia, pada era kolonialisme warga keturunan Tionghoa dimanfaatkan oleh para penjajah (Belanda) sebagai perantara dengan warga pribumi. Hal itu, lanjut dia, membuat warga Tionghoa menjadi mesin ekonomi Batavia saat itu dan muncul sebutan "hantu uang" untuk mereka.

Kemudian saat perekonomian etnis Tionghoa mulai meluas dan berkembang, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap etnis Tionghoa pada tahun 1740.

"Mitos ini kemudian dilembagakan di zaman Orde Baru," katanya. Hal itu, lanjut dia, membuat warga keturunan Tionghoa takut atau tidak tertarik untuk bergerak di bidang lain, misal politik atau menjadi pegawai pemerintah.

Ia menilai orientasi menjadikan warga keturunan Tionghoa menjadi pedagang sangat berbahaya karena akan menimbulkan prasangka-prasangka. Oleh karena itu ia mendorong untuk semua pihak bersikap makin terbuka satu sama lain dan bergaul tanpa batas-batas ke-etnis-an.(IGT)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012