Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan Pengelola Air Limbah (PAL) Provinsi Bali siap mengoptimalkan penyediaan air baku yang akan diolah oleh PDAM Tirta Mangutama Badung untuk kebutuhan air bersih masyarakat, hotel maupun restoran di wilayah Badung Selatan.
"Kami berterima kasih dan mengapresiasi BWS Bali-Penida dan PAL Bali yang sepakat untuk mendukung kami dalam penyediaan air baku untuk mengatasi persoalan penyediaan air baku khususnya di wilayah Kuta Selatan," ujar Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa saat rapat koordinasi optimalisasi air baku di Mangupura, Kamis.
Ia mengakui, penyediaan air bersih di Badung Selatan memang belum dapat dilayani dengan maksimal akibat sejumlah hal seperti, keterbatasan ketersediaan air baku, infrastruktur jaringan yang usianya sudah lama serta masih terbatasnya sambungan transmisi baru.
"Oleh karena itu, kami akan terus melakukan upaya untuk menangani permasalahan ini, baik menyangkut kekurangan, ketidaksempurnaan teknis dan juga menekan angka kebocoran air," katanya.
Baca juga: Wagub Bali: selamatkan air dengan pelestarian alam lebih serius
Nantinya, air baku rencananya akan diambil di muara dam estuari serta dari saluran DSDP. Terhadap rencana tersebut Pemkab Badung juga akan menyiapkan infrastruktur pendukung.
Pada tahun anggaran 2020 ini, Pemkab Badung akan menyiapkan investasi berupa pembelian mesin pendorong sebesar Rp10 miliar dan pemasangan infrastruktur di muara dam Estuari. Selain itu, untuk penyambungan pipa dari saluran DSDP akan dilakukan oleh PDAM.
"Sebetulnya permasalahan ini sudah dari dulu dan dengan pembicaraan ini, kami sudah menemui titik temu dan dapat disepakati. Dengan upaya ini, kami harapkan penyediaan air baku dan optimalisasi layanan air bersih di Badung Selatan akan dapat selesaikan," ujar Wabup Suiasa.
Baca juga: Bupati Bangli ajak masyarakat tanam bambu guna jaga sumber air
Ia menambahkan, persoalan keterbatasan air baku di Kabupaten Badung secara keseluruhan masih membutuhkan 2.000 liter perdetik air baku untuk masyarakat di perdesaan maupun perkotaan.
Sementara di Badung Selatan, layanan PDAM Badung belum dapat optimal 24 jam dan saat ini baru mampu mengalirkan air bersih selama 22 jam perhari.
"Itu sudah meningkat dari sebelumnya yang hanya mampu mengalirkan air bersih 18 jam perhari," ujar Wabup Ketut Suiasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kami berterima kasih dan mengapresiasi BWS Bali-Penida dan PAL Bali yang sepakat untuk mendukung kami dalam penyediaan air baku untuk mengatasi persoalan penyediaan air baku khususnya di wilayah Kuta Selatan," ujar Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa saat rapat koordinasi optimalisasi air baku di Mangupura, Kamis.
Ia mengakui, penyediaan air bersih di Badung Selatan memang belum dapat dilayani dengan maksimal akibat sejumlah hal seperti, keterbatasan ketersediaan air baku, infrastruktur jaringan yang usianya sudah lama serta masih terbatasnya sambungan transmisi baru.
"Oleh karena itu, kami akan terus melakukan upaya untuk menangani permasalahan ini, baik menyangkut kekurangan, ketidaksempurnaan teknis dan juga menekan angka kebocoran air," katanya.
Baca juga: Wagub Bali: selamatkan air dengan pelestarian alam lebih serius
Nantinya, air baku rencananya akan diambil di muara dam estuari serta dari saluran DSDP. Terhadap rencana tersebut Pemkab Badung juga akan menyiapkan infrastruktur pendukung.
Pada tahun anggaran 2020 ini, Pemkab Badung akan menyiapkan investasi berupa pembelian mesin pendorong sebesar Rp10 miliar dan pemasangan infrastruktur di muara dam Estuari. Selain itu, untuk penyambungan pipa dari saluran DSDP akan dilakukan oleh PDAM.
"Sebetulnya permasalahan ini sudah dari dulu dan dengan pembicaraan ini, kami sudah menemui titik temu dan dapat disepakati. Dengan upaya ini, kami harapkan penyediaan air baku dan optimalisasi layanan air bersih di Badung Selatan akan dapat selesaikan," ujar Wabup Suiasa.
Baca juga: Bupati Bangli ajak masyarakat tanam bambu guna jaga sumber air
Ia menambahkan, persoalan keterbatasan air baku di Kabupaten Badung secara keseluruhan masih membutuhkan 2.000 liter perdetik air baku untuk masyarakat di perdesaan maupun perkotaan.
Sementara di Badung Selatan, layanan PDAM Badung belum dapat optimal 24 jam dan saat ini baru mampu mengalirkan air bersih selama 22 jam perhari.
"Itu sudah meningkat dari sebelumnya yang hanya mampu mengalirkan air bersih 18 jam perhari," ujar Wabup Ketut Suiasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020