Taman Nusa, destinasi wisata miniatur Indonesia, yang berada di wilayah kabupaten Gianyar, Bali, memiliki program baru yakni memperkenalkan budaya, tradisi dan rumah tradisional Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Liburan akhir tahun tentu sangat ditunggu-tunggu sebagai momentun untuk refreshing dari kegiatan yang padat sepanjang tahun. Momen akhir tahun menjadi waktu yang sangat tepat  untuk liburan bersama seluruh keluarga ataupun sahabat sambil mengenal budaya, tradisi dan rumah tradisional NTT di Taman Nusa, Kabupaten Gianyar, Bali," kata GM Taman Bali, Nyoman Murjana, di Gianyar, Selasa.

Rumah Tradisional NTT itu  antara lain rumah suku Amarasi, rumah Lio, rumah Sumba, rumah Manggarai dan rumah Bajawa. Masing-masing mempunyai kekhasannya sendiri. Rumah Amarasi, Lio dan Bajawa dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah dan proses pembuatannya dibakar sehingga kuat dan tahan lama. Pada umumnya rumah-rumah tersebut dipenuhi dengan berbagai simbol tradisi yang berasal dari flora dan fauna yang terdapat di NTT.
 
Rumah Sumba memiliki tembok kayu yang setengah terbuka dengan harapan agar penguasa alam dan Tuhan menjadi dekat dan merangkul kehidupan orang-orang yang tinggal di dalamnya dengan mudah.
 
Rumah Manggarai yang terdapat di Flores berdiri menjulang tinggi sehingga rahmat Tuhan selalu menyertai umatNya. Rumah ini begitu menjulang ke langit agar Tuhan bisa dengan mudah hadir bagi yang tinggal di rumah tersebut. Pencipta yang berada di langit membutuhkan jembatan penghubung sedekat mungkin dengan manusia yang memujaNya.
 
Masyarakat provinsi NTT memiliki banyak upacara tradisi, salah satunya adalah Pasola di Sumba.  Tradisi Pasola adalah perang melempar lembing kayu sambil memacu kuda. Tradisi Pasola dilakukan dengan rasa gembira. Cucuran darah karena lemparan lembing membawa kesuburan untuk tanah sebagai perwujudan perayaan rasa sukur terhadap panen yang melimpah setelah melalui penangkapan nyale, sejenis cacing laut, tambah Nyoman Murjana.

Baca juga: Delegasi IMF-WB lihat Indonesia di Taman Nusa
 
Pulau-pulau yang terkenal dengan sebutan Kepulauan Cendana ini memiliki keragaman flora dan fauna. Misalnya Pulau Timor memiliki karakteristik daerah savana dan tidak memiliki gunung berapi. Sedangkan Pulau Flores memiliki Gunung berapi sehingga daerahnya lebih subur. Wilayah provinsi ini juga dikelilingi oleh lautan dengan wilayah-wilayah pesisir yang karakteristiknya berlainan. Kupang memiliki julukan Kota Karang karena struktur tanahnya yang berbatu karang.
 
Provinsi NTT memiliki banyak bahasa berdasarkan suku masing-masing, antara lain:
1. Alor dan pulau-pulau di sekitarnya.
2. Flores dan pulau-pulau di sekitarnya.
3. Sumba dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
 
Hasil Kerajinan masyarakat NTT yang paling terkenal adalah tenun. Kerajinan tenun NTT sangat indah, sangat terkenal hingga mancanegara. Begitu kayanya NTT akan tenun, hingga setiap kabupaten bahkan suku memiliki corak motif maupun warna tenun yang berbeda. Keragaman motif tenun menjadi wujud kekayaan hasil karya wanita-wanita NTT dan menjadi ciri khas masing-masing daerah. Selain kerajinan tenun, masyarakat provinsi NTT juga memiliki ketrampilan dalam seni mematung. Kerajinan yang dihasilkan adalah patung primitif yang eksotis.

Baca juga: Dikunjungi Menpar, Taman Nusa Siap Kolaborasi dengan Wonderful Indonesia
 
Dalam  rangka  menyambut Natal dan Tahun Baru kembali  memberikan Promo  Spesial sesuai  dengan  syarat  dan  ketentuan  yang  berlaku  untuk  Paket Budaya  ,  Paket  Nusa  dan  Paket  Warna  Nusantaraku.  Promo  ini  berlaku  dari  tanggal  22 Desember 2019  –  5 Januari 2020. 

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019