Sejumlah umat Katolik merayakan Hari Raya Natal 2019 dengan mengikuti Misa Malam Natal bernuansa budaya Bali yang diselenggarakan di Gereja Katolik Tritunggal Mahakudus, Desa Tuka, Kabupaten Badung, Bali.
"Perayaan Natal dengan suasana adat ini memang sudah menjadi kebiasaan dan tradisi kami di Gereja Tritunggal Mahakudus ini saat melakukan berbagai perayaan keagamaan termasuk Hari Raya Natal," ujar Ketua 1 Dewan Pastoral Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, I Gusti Ngurah Dharmadi, Selasa.
Selama prosesi Misa Malam Natal tersebut, tampak sejumlah jemaat datang ke gereja dengan mengenakan busana adat Bali seperti, kebaya, kain kamen dan udeng yang melingkar di kepala.
Baca juga: Kilas Balik 2019 - Ratusan jemaat Denpasar jalani misa Natal di Gereja Oikumene Immanuel
Tidak hanya mengenakan pakaian adat Bali, Romo mengatakan, jemaat di gereja itu juga mengenakan pakaian daerah lain dari daerah asalnya masing-masing sebagai wujud persatuan dan untuk melestarikan kebudayaan nusantara.
Selain penggunaan busana adat, suasana khas Bali lain yang ada di gereja tersebut adalah pemasangan sejumlah dekorasi ornamen tradisional Bali seperti Gebogan serta bangunan gereja yang berarsitektur tradisional Bali.
Selain itu, sejumlah keamanan adat Bali atau Pecalang dari desa setempat juga yang turut mengamankan jalannya pelaksanaan Misa Malam Natal bersama dengan petugas keamanan lain yang berjaga di sekitar kawasan gereja untuk menjamin keamanan dan kelancaran ibadah.
"Kami sudah lama hidup di Bali. Jadi itu sudah menjadi tradisi dan merupakan wujud kami jemaat gereja untuk saling menghargai, saling menjaga kebersamaan dan merajut persatuan," katanya.
Baca juga: Kilas Balik 2019 - Polda Bali lakukan sterilisasi setiap Gereja
Terkait dengan tema Hari Raya Natal tahun 2019 yaitu "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang", ia menjelaskan seluruh umat diharapkan dapat menjaga kebersamaan dan menjadi sahabat bagi semua orang di bangsa Indonesia yang terdiri berbagai macam suku dan budaya.
"Kebersamaan ini dalam rangka meningkatkan mutu persatuan dan kualitas hidup bersama sebagai bangsa Indonesia. Jadi tema ini memang momennya sangat tepat di tengah suasana bangsa saat ini dengan berbagai hal yang dapat mengganggu kebersamaan masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Perayaan Natal dengan suasana adat ini memang sudah menjadi kebiasaan dan tradisi kami di Gereja Tritunggal Mahakudus ini saat melakukan berbagai perayaan keagamaan termasuk Hari Raya Natal," ujar Ketua 1 Dewan Pastoral Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, I Gusti Ngurah Dharmadi, Selasa.
Selama prosesi Misa Malam Natal tersebut, tampak sejumlah jemaat datang ke gereja dengan mengenakan busana adat Bali seperti, kebaya, kain kamen dan udeng yang melingkar di kepala.
Baca juga: Kilas Balik 2019 - Ratusan jemaat Denpasar jalani misa Natal di Gereja Oikumene Immanuel
Tidak hanya mengenakan pakaian adat Bali, Romo mengatakan, jemaat di gereja itu juga mengenakan pakaian daerah lain dari daerah asalnya masing-masing sebagai wujud persatuan dan untuk melestarikan kebudayaan nusantara.
Selain penggunaan busana adat, suasana khas Bali lain yang ada di gereja tersebut adalah pemasangan sejumlah dekorasi ornamen tradisional Bali seperti Gebogan serta bangunan gereja yang berarsitektur tradisional Bali.
Selain itu, sejumlah keamanan adat Bali atau Pecalang dari desa setempat juga yang turut mengamankan jalannya pelaksanaan Misa Malam Natal bersama dengan petugas keamanan lain yang berjaga di sekitar kawasan gereja untuk menjamin keamanan dan kelancaran ibadah.
"Kami sudah lama hidup di Bali. Jadi itu sudah menjadi tradisi dan merupakan wujud kami jemaat gereja untuk saling menghargai, saling menjaga kebersamaan dan merajut persatuan," katanya.
Baca juga: Kilas Balik 2019 - Polda Bali lakukan sterilisasi setiap Gereja
Terkait dengan tema Hari Raya Natal tahun 2019 yaitu "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang", ia menjelaskan seluruh umat diharapkan dapat menjaga kebersamaan dan menjadi sahabat bagi semua orang di bangsa Indonesia yang terdiri berbagai macam suku dan budaya.
"Kebersamaan ini dalam rangka meningkatkan mutu persatuan dan kualitas hidup bersama sebagai bangsa Indonesia. Jadi tema ini memang momennya sangat tepat di tengah suasana bangsa saat ini dengan berbagai hal yang dapat mengganggu kebersamaan masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019