Pihak Unit Pelaksana Teknis Dinas Museum Bali telah mendigitalisasi sekitar 6.000-an koleksinya, untuk lebih memudahkan wisatawan mendapatkan informasi seputar koleksi museum yang berada di pusat Ibu Kota Provinsi Bali itu.
"Dengan digitalisasi ini, ada pengamanan data yang solid tentang koleksi Museum Bali yang selama ini mungkin masih samar," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana saat menghadiri perayaan HUT ke-87 Museum Bali, di Denpasar, Jumat.
Kun Adnyana mengemukakan saat ini sudah teridentifikasi jumlah koleksi total Museum Bali sebanyak 14.542 koleksi. Namun, yang sudah diidentifikasi melalui penelitian dan pengkajian mengenai jenis karya, siapa penciptanya, apa karakternya, termasuk kategori sakral atau tidak, sekitar 6.000-an koleksi.
Koleksi yang berjumlah 6.000-an itu pula yang datanya sudah digitalisasi dan untuk saat ini sudah bisa diakses pengunjung melalui perangkat komputer yang sudah disiapkan di area Museum Bali.
Jika tahun ini koleksi yang sudah digitalisasi masih bersifat "offline" atau hanya bisa diakses ketika sedang berada di museum, maka tahun depan dirancang sistemnya "online" atau dalam jaringan, yang bisa diakses pengunjung melalui android.
Baca juga: Pertama di Indonesia, Polda Bali miliki Museum Penanggulangan Terorisme
Meskipun dirancang sistem digital, Kun Adnyana mengatakan tidak semua informasi koleksi bisa didapatkan publik melalui ponsel pintar.
"Yang ditampilkan itu identifikasi dasar, sedangkan jika pengunjung ingin tahu detailnya, tentu harus tetap datang langsung ke Museum Bali. Dengan sistem 'online', harapan kami bisa mengundang pengunjung lebih banyak," ujar Kun Adnyana.
Kun Adnyana berpandangan, digitalisasi koleksi museum merupakan langkah yang tepat dalam pengelolaan koleksi sehingga publik dapat lebih mengetahui seberapa besar kekayaan kebudayaan Bali.
"Gubernur Bali Wayan Koster melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, juga menekankan pembangunan jati diri atau karakter 'krama' atau masyarakat Bali bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung pada objek kebudayaan Bali," ucap pria yang juga akademisi Institut Seni Indonesia Denpasar itu
Koleksi Museum Bali, menurut Kun Adnyana merupakan mahakarya leluhur Bali yang jelas menunjukkan sejarah panjang dari keberadaan Bali itu sendiri, sejarah pemikiran para leluhur, sistem pengetahuannya, sistem kepercayaan, teknologi tradisional dan sebagainya.
"Kita bersama-sama mestinya bangga mewarisi koleksi yang sedemikian banyak di Museum Bali. Dengan koleksinya yang langka, tidak akan mungkin diikuti museum-museum baru," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Badung apresiasi Museum Penanggulangan Terorisme oleh Polda Bali
Kun Adnyana juga menargetkan pada tahun-tahun mendatang dapat menaikkan tipe standardisasi museum dari yang saat ini masuk sebagai Museum tipe B, menjadi Museum Tipe A. Sebelumnya, Museum Bali masuk dalam Museum Tipe C, tetapi mulai 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menaikkan kelas menjadi Museum Tipe B.
"Dari sisi koleksi, saya yang 'backgroud'nya dosen sejarah, memahami begitu pentingnya nilai yang terkandung di keseluruhan koleksi Museum Bali," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Koleksi UPTD Museum Bali I Putu Sedana mengatakan pihaknya menargetkan koleksi Museum Bali bisa "online" mulai 2020.
"Kendala belum bisa 'online' karena masih belum terdaftar di Dinas Kominfo. Jadi, kami harus ada komunikasi dulu, sehingga nantinya disiapkan ruang untuk membuka sistem daring itu," ujarnya.
Dari total jumlah koleksi Museum Bali sebanyak 14.542 buah, klasifikasinya terdiri dari biologika, historika, lukisan, dan filologika, yang sudah terinventarisasi 12 ribuan koleksi. Dari yang sudah terinventarisasi, baru dimuktahirkan 6.000-an koleksi.
"Mudah-mudahan target memuktahirkan 12 ribuan koleksi bisa terealisasi dan sekaligus 2020 bisa online," ujar Sedana.
Baca juga: Penelusuran batu nisan pelukis termahal dunia
Dari Januari-November 2019, tercatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Museum Bali sebanyak 12.453 orang, sedangkan wisatawan domestik sebanyak 3.537 orang, mahasiswa 1.902 orang dan 10.385 pelajar.
Selain itu, sebanyak 1.028 pasang WNI sudah memanfaatkan Museum Bali sebagai lokasi "prewedding" dan WNA sebanyak sembilan pasangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Dengan digitalisasi ini, ada pengamanan data yang solid tentang koleksi Museum Bali yang selama ini mungkin masih samar," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana saat menghadiri perayaan HUT ke-87 Museum Bali, di Denpasar, Jumat.
Kun Adnyana mengemukakan saat ini sudah teridentifikasi jumlah koleksi total Museum Bali sebanyak 14.542 koleksi. Namun, yang sudah diidentifikasi melalui penelitian dan pengkajian mengenai jenis karya, siapa penciptanya, apa karakternya, termasuk kategori sakral atau tidak, sekitar 6.000-an koleksi.
Koleksi yang berjumlah 6.000-an itu pula yang datanya sudah digitalisasi dan untuk saat ini sudah bisa diakses pengunjung melalui perangkat komputer yang sudah disiapkan di area Museum Bali.
Jika tahun ini koleksi yang sudah digitalisasi masih bersifat "offline" atau hanya bisa diakses ketika sedang berada di museum, maka tahun depan dirancang sistemnya "online" atau dalam jaringan, yang bisa diakses pengunjung melalui android.
Baca juga: Pertama di Indonesia, Polda Bali miliki Museum Penanggulangan Terorisme
Meskipun dirancang sistem digital, Kun Adnyana mengatakan tidak semua informasi koleksi bisa didapatkan publik melalui ponsel pintar.
"Yang ditampilkan itu identifikasi dasar, sedangkan jika pengunjung ingin tahu detailnya, tentu harus tetap datang langsung ke Museum Bali. Dengan sistem 'online', harapan kami bisa mengundang pengunjung lebih banyak," ujar Kun Adnyana.
Kun Adnyana berpandangan, digitalisasi koleksi museum merupakan langkah yang tepat dalam pengelolaan koleksi sehingga publik dapat lebih mengetahui seberapa besar kekayaan kebudayaan Bali.
"Gubernur Bali Wayan Koster melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, juga menekankan pembangunan jati diri atau karakter 'krama' atau masyarakat Bali bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung pada objek kebudayaan Bali," ucap pria yang juga akademisi Institut Seni Indonesia Denpasar itu
Koleksi Museum Bali, menurut Kun Adnyana merupakan mahakarya leluhur Bali yang jelas menunjukkan sejarah panjang dari keberadaan Bali itu sendiri, sejarah pemikiran para leluhur, sistem pengetahuannya, sistem kepercayaan, teknologi tradisional dan sebagainya.
"Kita bersama-sama mestinya bangga mewarisi koleksi yang sedemikian banyak di Museum Bali. Dengan koleksinya yang langka, tidak akan mungkin diikuti museum-museum baru," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Badung apresiasi Museum Penanggulangan Terorisme oleh Polda Bali
Kun Adnyana juga menargetkan pada tahun-tahun mendatang dapat menaikkan tipe standardisasi museum dari yang saat ini masuk sebagai Museum tipe B, menjadi Museum Tipe A. Sebelumnya, Museum Bali masuk dalam Museum Tipe C, tetapi mulai 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menaikkan kelas menjadi Museum Tipe B.
"Dari sisi koleksi, saya yang 'backgroud'nya dosen sejarah, memahami begitu pentingnya nilai yang terkandung di keseluruhan koleksi Museum Bali," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Koleksi UPTD Museum Bali I Putu Sedana mengatakan pihaknya menargetkan koleksi Museum Bali bisa "online" mulai 2020.
"Kendala belum bisa 'online' karena masih belum terdaftar di Dinas Kominfo. Jadi, kami harus ada komunikasi dulu, sehingga nantinya disiapkan ruang untuk membuka sistem daring itu," ujarnya.
Dari total jumlah koleksi Museum Bali sebanyak 14.542 buah, klasifikasinya terdiri dari biologika, historika, lukisan, dan filologika, yang sudah terinventarisasi 12 ribuan koleksi. Dari yang sudah terinventarisasi, baru dimuktahirkan 6.000-an koleksi.
"Mudah-mudahan target memuktahirkan 12 ribuan koleksi bisa terealisasi dan sekaligus 2020 bisa online," ujar Sedana.
Baca juga: Penelusuran batu nisan pelukis termahal dunia
Dari Januari-November 2019, tercatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Museum Bali sebanyak 12.453 orang, sedangkan wisatawan domestik sebanyak 3.537 orang, mahasiswa 1.902 orang dan 10.385 pelajar.
Selain itu, sebanyak 1.028 pasang WNI sudah memanfaatkan Museum Bali sebagai lokasi "prewedding" dan WNA sebanyak sembilan pasangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019