Pemerintah Kota Denpasar, Bali meraih penghargaan "Kota Kreatif Indonesia 2019" dari Badan Kreatif Indonesia atas keberhasilan menjalankan program orange ekonomi.

"Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya menyukseskan program orange ekonomi dengan melibatkan berbagai sektor dalam ekonomi kreatif," kata Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan penghargaan Kota Kreatif 2019 telah diserahkan di Kota Surakarta pada Sabtu (5/10). Pemkot Denpasar salah satu dari 10 kota di Indonesia yang menyabet penghargaan itu.

Hendaryana didampingi Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu Yuliarta mengatakan proses penilaian komprehensif dan berkesinambungan dilakukan sejak Juni 2019 yang dimulai dari seleksi 58 kabupaten/kota menjadi 20 besar oleh asesor pendamping, PIC dan Tim PMK3I.

Pada tahap II dilakukan penjurian 10 besar oleh tim bersama Deputi Infrastruktur. Penilaian tahap III dilakukan bulan Juli dengan melibatkan para aktor kreatif kabupaten/kota, akademisi, komunitas, pengusaha, media dan pemerintah daerah.

Ia mengatakan penghargaan ini merupakan wujud apresiasi dari Bekraf RI kepada pemerintah dan komunitas yang tergabung menjadi satu kesatuan ekosistem kreatif, khususnya inovasi dan tata kelola di bidang ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

Dari penghargaan ini diharapkan ini mampu melihat bahwa ekonomi kreatif menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional, maka perlu dikembangkan lagi model ekosistem bekraf di tengah revolusi industri 4.0 saat ini.

Sehingga dari pelaksanaanya mampu menghasilkan kerja sama dan kolaborasi bersama untuk tercipta ide dan gagasan yg baru dari potensi lokal yang ada disekitar kita dengan tetap berpedoman pada budaya dan kearifan lokal masyarakat Bali.

"Dalam pengembangan ekosistem tidak melupakan konservasinya juga agar tidak hilang begitu saja dengan rantai proses itu kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi. Tentunya penghargaan ini kami jadikan cambuk bersama untuk terus berkreasi dan berinovasi guna menciptakan iklim dan ekosistem ekonomi kreatif di Kota Denpasar yang berkelanjutan," kata Hendaryana.

Baca juga: Gianyar dinobatkan jadi Kabupaten Kreatif berdaya tarik global

Sementara itu, Kepala Bekraf, Triawan Munaf mengatakan kabupaten/Kota tidak perlu lagi khawatir dengan akses pengembangan ekonomi kreatif di daerah masing-masing, karena telah ada UU Ekonomi Kreatif yang baru saja diketok palu, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, banyak sekali produk kreatif lokal suatu daerah yang sangat bagus dan bernilai, namun tidak bisa memasarkan produk mereka.

Di situlah, Bekraf hadir untuk membantu para pelaku kreatif lokal dengan mempertemukan mereka dengan pengusaha untuk memasarkan produknya.

Ke-10 kota yang terpilih sebagai Kota Kreatif yakni Semarang, Kutai Kartanegara, Majalengka, Malang, Palembang, Denpasar, Gianyar, Surakarta, Rembang, dan Balikpapan.

Ia menjelaskan Bekfest sendiri merupakan ajang bagi Bekraf untuk menyampaikan hasil capaian kinerja kepada masyarakat dalam menguatkan ekosistem ekonomi kreatif nasional. Selain itu, acara ini juga sebagai apresiasi kepada pelaku ekraf yang turut berkontribusi dalam kemajuan ekonomi kreatif Indonesia.

Baca juga: Di Bali, ASEAN lahirkan Komite Khusus Ekonomi Kreatif
 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019