Ratusan penyandang disabilitas dari berbagai wilayah di Pulau Dewata bersemangat mengikuti "Festival Kesenian Bali (FKB) Penyandang Disabilitas" yang digelar di Taman Budaya-Art Center Denpasar pada 4-6 Oktober 2019.
"Meskipun mereka dihadapkan pada sejumlah keterbatasan fisik, sesungguhnya mereka tetap memiliki kemampuan berkreasi di bidang seni maupun akademis," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra dalam acara Pembukaan Festival Kesenian Bali Penyandang Disabilitas, di Denpasar, Jumat.
Dalam festival yang juga dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster itu, mereka yang berkebutuhan khusus tersebut dibekali dengan talenta seninya masing-masing ada yang membawakan tari dan tabuh, membaca puisi, membawakan Utsawa Dharma Gita dan menyanyi lagu pop Bali.
Selain itu, festival yang berlangsung dari 4 sampai 6 Oktober 2019 itu juga diisi pameran seni lukis, pameran kerajinan UMKM, dan pameran buku disabilitas.
"Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk memberdayakan para penyandang disabilitas dalam berkreasi. Apalagi memang sudah diamanatkan undang-undang," ucap Dewa Mahendra sembari mengatakan kegiatan serupa akan dilaksanakan juga di tahun-tahun mendatang.
Melalui acara tersebut, pihaknya juga ingin mengedukasi masyarakat bahwa penyandang disabilitas itu tidak boleh dipinggirkan atau dikucilkan, namun mereka harus tetap diberikan ruang untuk berkreasi maupun diberikan kesempatan bekerja.
Baca juga: Pemprov Bali latih Bahasa Inggris kepada penyandang disabilitas
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster merasa haru dan bangga karena bisa hadir di tengah-tengah para seniman "luar biasa" tersebut.
Menurut istri Gubernur Bali itu, kemampuan berkesenian para penyandang disabilitas tak kalah dengan mereka yang dikaruniai kesempurnaan fisik. "Kurangnya 'kan hanya sedikit yaitu di raga, sedangkan jiwa dan semangatnya belum tentu kalah," ujarnya.
Dalam berkesenian, para penyandang disabilitas tak mesti 100 persen meniru mereka yang memiliki kesempurnaan fisik. Ia lantas mencontohkan salah satu jenis tarian yakni tari penyambutan Panyembrama yang diawal acara dibawakan oleh penari di atas kursi roda.
"Jika punya kekurangan di kaki, penari bisa menekankan gerakan tangan, kepala dan seledetan mata. Seperti yang dilakukan anak-anak tadi. Itu menjadi daya tarik luar biasa. Harus disiasati, karena kreativitas itu justru muncul karena keadaan," ucapnya.
Baca juga: Sekda Bangli serahkan alat bantu penyandang disabilitas lansia
Oleh sebab itu, ia mendorong para seniman disabilitas jangan pernah surut dalam mengasah kemampuan. "Yang punya bakat megambel, latih megambel. Yang berbakat menari, silahkan belajar menari," jelas Putri Koster.
Acara pembukaan FKB Penyandang Disabilitas diakhiri dengan peninjauan stan pameran lukisan dan cinderamata oleh Putri Koster. Selain berbincang hangat dengan peserta, ia juga memborong hasil karya mereka.
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Meskipun mereka dihadapkan pada sejumlah keterbatasan fisik, sesungguhnya mereka tetap memiliki kemampuan berkreasi di bidang seni maupun akademis," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra dalam acara Pembukaan Festival Kesenian Bali Penyandang Disabilitas, di Denpasar, Jumat.
Dalam festival yang juga dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster itu, mereka yang berkebutuhan khusus tersebut dibekali dengan talenta seninya masing-masing ada yang membawakan tari dan tabuh, membaca puisi, membawakan Utsawa Dharma Gita dan menyanyi lagu pop Bali.
Selain itu, festival yang berlangsung dari 4 sampai 6 Oktober 2019 itu juga diisi pameran seni lukis, pameran kerajinan UMKM, dan pameran buku disabilitas.
"Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk memberdayakan para penyandang disabilitas dalam berkreasi. Apalagi memang sudah diamanatkan undang-undang," ucap Dewa Mahendra sembari mengatakan kegiatan serupa akan dilaksanakan juga di tahun-tahun mendatang.
Melalui acara tersebut, pihaknya juga ingin mengedukasi masyarakat bahwa penyandang disabilitas itu tidak boleh dipinggirkan atau dikucilkan, namun mereka harus tetap diberikan ruang untuk berkreasi maupun diberikan kesempatan bekerja.
Baca juga: Pemprov Bali latih Bahasa Inggris kepada penyandang disabilitas
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster merasa haru dan bangga karena bisa hadir di tengah-tengah para seniman "luar biasa" tersebut.
Menurut istri Gubernur Bali itu, kemampuan berkesenian para penyandang disabilitas tak kalah dengan mereka yang dikaruniai kesempurnaan fisik. "Kurangnya 'kan hanya sedikit yaitu di raga, sedangkan jiwa dan semangatnya belum tentu kalah," ujarnya.
Dalam berkesenian, para penyandang disabilitas tak mesti 100 persen meniru mereka yang memiliki kesempurnaan fisik. Ia lantas mencontohkan salah satu jenis tarian yakni tari penyambutan Panyembrama yang diawal acara dibawakan oleh penari di atas kursi roda.
"Jika punya kekurangan di kaki, penari bisa menekankan gerakan tangan, kepala dan seledetan mata. Seperti yang dilakukan anak-anak tadi. Itu menjadi daya tarik luar biasa. Harus disiasati, karena kreativitas itu justru muncul karena keadaan," ucapnya.
Baca juga: Sekda Bangli serahkan alat bantu penyandang disabilitas lansia
Oleh sebab itu, ia mendorong para seniman disabilitas jangan pernah surut dalam mengasah kemampuan. "Yang punya bakat megambel, latih megambel. Yang berbakat menari, silahkan belajar menari," jelas Putri Koster.
Acara pembukaan FKB Penyandang Disabilitas diakhiri dengan peninjauan stan pameran lukisan dan cinderamata oleh Putri Koster. Selain berbincang hangat dengan peserta, ia juga memborong hasil karya mereka.
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019