Badan Penanggulangan Bencana Daerah Buleleng, Bali  siap mendistribusikan air bersih dengan menggunakan mobil tangki ke sejumlah desa yang diperkirakan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih pada saat terjadi kemarau panjang.

"Meski pun kemarau cukup panjang, namun sebenarnya Kabupaten Buleleng belum termasuk darurat kekeringan. Memang masih ada beberapa desa yang mengalami kekeringan, namun masih bisa diatasi dengan mengirimkan bantuan air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, disela-sela pengiriman air bersih ke sejumlah desa, Kamis.

Menurut Suadnyana, pengiriman air bersih dilakukan seminggu sekali ke daerah Kecamatan Banjar seperti Desa Cempaga dan Desa Kaliasem. Untuk daerah timur, hingga kini baru wilayah Sawan yang meminta. "Yang di Sawan sebenarnya bukan kekeringan, melainkan mesin airnya yang rusak," katanya.

Suadnyana mengatakan, distribusi air bersih sendiri sudah dilakukan jauh-jauh hari dan berlangsung selama-berbulan-bulan. Mulai dari masuk bulan kekeringan yaitu bulan Agustus. Rata-rata BPBD Buleleng mengirim tiga tangki ke desa yang terdampak kekeringan, seperti wilayah Sari Mekar, Bukit Gambir di Desa Julah sudah dikirim bantuan air bersih.

Ada pula desa yang tahun lalu minta bantuan air bersih, namun tahun ini bisa mengatasi kekeringan seperti Desa Sambirenteng dan Desa Pedawa. Sebelumnya Pedawa dan Sambirenteng selalu meminta bantuan air bersih untuk mengatasi kekeringan di wilayahnya. Sekali lagi, saya tegaskan, Buleleng belum darurat kekeringan," ujar Ida Bagus Suadnyana.

Baca juga: BMKG Denpasar: musim hujan di Bali mundur

Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau di wilayah Buleleng akan terjadi pada bulan November. Pada bulan ini, biasanya sudah memasuki hujan, namun di daerah selatan seperti Tabanan dan Gianyar, bahkan di daerah barat, seperti Jembrana, sudah mulai turun hujan.

Mengenai antisipasi kebakaran hutan saat kemarau, terutama di wilayah Buleleng barat, Suadnyana mengungkapkan BPBD sudah melibatkan satuan pendidikan aman bencana yang bekerja sama dengan gugus depan Pramuka.

Dalam minggu ini, ia berharap bisa berbicara lagii dengan Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka dan juga Dinas Pendidikan untuk mendiskusikan satuan pendidikan aman bencana. "Kita siapkan SMP Negeri 1 Gerokgak di daerah barat sebagai sekolah aman bencana, khususnya gempa, tsunami dan kebakaran hutan," katanya.

Baca juga: BBPT: hoaks, air garam di baskom bisa ciptakan hujan

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019