Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Bali menyatakan keberadaan kredit usaha rakyat (KUR) untuk membantu pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perlu monitoring dan evaluasi (monev) dalam penyalurannya.
"Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan program pemerintah ini bagi UMKM itu," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena, saat melakukan monev terhadap penerima KUR di Kota Denpasar, Selasa.
Erwin Suryadarma mengatakan monitoring kali ini khususnya dilakukan bagi penerima KUR yang disalurkan oleh BNI. Sebelumnya juga sudah dilakukan monitoring bagi penerima KUR dari Bank BPD dan BRI.
"Hari ini kami menyasar enam UMKM berdasarkan arahan yang diberikan dari BNI. Tidak ada kendala yang serius untuk monitoring. Baik dari segi pembayaran atau pun kendala lainnya, masih lancar," ujarnya.
Dikatakan, tujuan utama dari monev ini adalah untuk mengetahui apakah KUR yang disalurkan oleh bank kepada UMKM sudah tepat sasaran. Dalam artian penyaluran KUR benar-benar untuk usaha produktif bukan konsumtif.
Baca juga: Dinkop Bali dorong pemeringkatan koperasi di kabupatenMonev ini juga dilakukan untuk membantu mencarikan solusi bila ada kendala yang dihadapi pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya yang berdampak pada ketidakmampuan membayar angsuran.
Selain itu, kata dia, monev ini juga bertujuan mengetahui seberapa pengaruh KUR terhadap pengambangan usaha masyarakat. Termasuk pengaruh terhadap peningkatan pendapatan keluarga serta penyerapan tenaga kerja.
"Seperti yang dilakukan pelaku usaha makanan tadi. Mereka membutuhkan alat penyimpan makanan untuk mendukung pengembangan usahanya. Setelah mendapatkan KUR, usahanya bisa berkembang. Hal seperti ini yang kita harapkan untuk suskesnya program pemerintah ini," ujarnya.
Baca juga: Sekda Bali: Perkuat sinergi untuk besarkan koperasi
Sementara itu, pelaku usaha yang menjadi target monev Ni Kadek Ratih yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk Denpasar mengatakan, dirinya membutuhkan KUR untuk usaha peternakan babi yang dikembangkannya. Diakuinya, nominal KUR yang didapatkannya mencapai Rp200 juta, yang saat ini proses pembayaran masih lancar dengan omset yang diraih sekitar Rp6 juta per bulan.
Pelaku usaha lain, Ni Sri Yuliartini mengaku dana KUR yang didapatkannya untuk membantu pengembangan usaha kuliner yang baru dua tahun didirikan. Pembayaran yang dilakukan juga lancar karena menggunakan auto debet.
Baca juga: Tiga koperasi Bali raih penghargaan nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan program pemerintah ini bagi UMKM itu," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena, saat melakukan monev terhadap penerima KUR di Kota Denpasar, Selasa.
Erwin Suryadarma mengatakan monitoring kali ini khususnya dilakukan bagi penerima KUR yang disalurkan oleh BNI. Sebelumnya juga sudah dilakukan monitoring bagi penerima KUR dari Bank BPD dan BRI.
"Hari ini kami menyasar enam UMKM berdasarkan arahan yang diberikan dari BNI. Tidak ada kendala yang serius untuk monitoring. Baik dari segi pembayaran atau pun kendala lainnya, masih lancar," ujarnya.
Dikatakan, tujuan utama dari monev ini adalah untuk mengetahui apakah KUR yang disalurkan oleh bank kepada UMKM sudah tepat sasaran. Dalam artian penyaluran KUR benar-benar untuk usaha produktif bukan konsumtif.
Baca juga: Dinkop Bali dorong pemeringkatan koperasi di kabupatenMonev ini juga dilakukan untuk membantu mencarikan solusi bila ada kendala yang dihadapi pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya yang berdampak pada ketidakmampuan membayar angsuran.
Selain itu, kata dia, monev ini juga bertujuan mengetahui seberapa pengaruh KUR terhadap pengambangan usaha masyarakat. Termasuk pengaruh terhadap peningkatan pendapatan keluarga serta penyerapan tenaga kerja.
"Seperti yang dilakukan pelaku usaha makanan tadi. Mereka membutuhkan alat penyimpan makanan untuk mendukung pengembangan usahanya. Setelah mendapatkan KUR, usahanya bisa berkembang. Hal seperti ini yang kita harapkan untuk suskesnya program pemerintah ini," ujarnya.
Baca juga: Sekda Bali: Perkuat sinergi untuk besarkan koperasi
Sementara itu, pelaku usaha yang menjadi target monev Ni Kadek Ratih yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk Denpasar mengatakan, dirinya membutuhkan KUR untuk usaha peternakan babi yang dikembangkannya. Diakuinya, nominal KUR yang didapatkannya mencapai Rp200 juta, yang saat ini proses pembayaran masih lancar dengan omset yang diraih sekitar Rp6 juta per bulan.
Pelaku usaha lain, Ni Sri Yuliartini mengaku dana KUR yang didapatkannya untuk membantu pengembangan usaha kuliner yang baru dua tahun didirikan. Pembayaran yang dilakukan juga lancar karena menggunakan auto debet.
Baca juga: Tiga koperasi Bali raih penghargaan nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019