Denpasar, 7/11 (Antara Bali) - Ketua Majelis Himpunan Psikologi (Himpsi) Provinsi Bali, Supriyadi, memandang tawuran antarpelajar dan antarpemuda yang terjadi merupakan bagian dari tren.

"Tren yang awalnya dari hasrat menggebu-gebu untuk menyatakan pendapat akibat arus reformasi, kemudian mengarah pada peningkatan agresivitas dan akhirnya berujung pada bentrok fisik," kata Supriyadi, di Denpasar, Senin.

Ia menyampaikan, tidak hanya pada era reformasi saja. Jauh sebelum reformasi, tren tersebut sudah muncul di Tanah Air ditunjukkan pula dengan berbagai demonstrasi-demonstrasi besar untuk mengkritisi kebijakan pemerintah.

"Bahkan demonstrasi yang dimotori oleh golongan pemuda, sampai menggulingkan pemimpin bangsa pun telah dialami negeri ini," katanya.

Menurut dia, yang belakangan terjadi di Indonesia, masih dalam tataran wajar sebagai bagian dari sebuah proses seleksi alam. Gontok-gontokan tersebut akibat keinginan menunjukkan eksistensi diri.(**)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011