Amlapura (Antara Bali) - Pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung berdampak terhadap eksploitasi sumber daya alam berupa galian C, termasuk pengerukan pasir gunung di Kabupaten Karangasem, Bali.
"Banyak para pendukung yang meminta 'bargaining' atau posisi tawar untuk memegang proyek ketika calonnya menang," kata I Gusti Putu Widjera, salah seorang anggota DPRD Provinsi Bali asal Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Jumat.
Pria yang juga mantan Wakil Bupati Karangasem itu mengakui eksploitasi pasir gunung sangat merugikan kelestarian alam, karena pendapatan tidak sesuai dengan pengeluaran.
"Bayangkan PAD yang didapatkan dari proyek itu sebesar Rp2 Miliar, tetapi kerugiannya mencapai bermiliar-miliar," ucapnya.
Oleh karena itu, pria berkacamata yang juga mantan Kepala Dinas Penerangan Kabupaten Tabanan tersebut, para pemimpin mesti berani melakukan penyetopan proyek penambangan.
"Kendatipun kebijakan itu tidak populer, namun kelestarian alam bisa diselamatkan. Itu lebih penting ketimbang sekadar balas jasa atas pelaksanaan pilkada," kata Putu Widjera.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Banyak para pendukung yang meminta 'bargaining' atau posisi tawar untuk memegang proyek ketika calonnya menang," kata I Gusti Putu Widjera, salah seorang anggota DPRD Provinsi Bali asal Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Jumat.
Pria yang juga mantan Wakil Bupati Karangasem itu mengakui eksploitasi pasir gunung sangat merugikan kelestarian alam, karena pendapatan tidak sesuai dengan pengeluaran.
"Bayangkan PAD yang didapatkan dari proyek itu sebesar Rp2 Miliar, tetapi kerugiannya mencapai bermiliar-miliar," ucapnya.
Oleh karena itu, pria berkacamata yang juga mantan Kepala Dinas Penerangan Kabupaten Tabanan tersebut, para pemimpin mesti berani melakukan penyetopan proyek penambangan.
"Kendatipun kebijakan itu tidak populer, namun kelestarian alam bisa diselamatkan. Itu lebih penting ketimbang sekadar balas jasa atas pelaksanaan pilkada," kata Putu Widjera.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011