Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, yang mewakili Menteri Pariwisata, memuji langkah Pemkab Buleleng merangkul milenial dalam ajang "Buleleng Festival" (Bulfest) ke-7.

"Kaum milenial punya potensi besar dalam pembangunan pariwisata, kaum milenial merupakan pasar pariwisata potensial," katanya saat membuka pergelaran "Buleleng Festival" (Bulfest) ke-7 di areal Tuju Singa Ambara Raja Singaraja, Selasa (6/8) malam.

Oleh karena itu, kata Giri Adnyani, langkah Pemkab Buleleng untuk menyediakan zona khusus bagi kaum milenial di Bulfest adalah tepat.

"Sebanyak 51 persen wisatawan merupakan kaum milenial sehingga kaum ini harus terus diperhatikan dengan baik. Apresiasi setinggi-tingginya kepada Bupati Buleleng karena telah merangkul kaum milenial pada Bulfest Tahun 2019," katanya.

Pada ajang Bulfest, Giri Adnyani sempat berkeliling ke zona milenial yang dibuat khusus pada taman di halaman rumah jabatan Bupati Buleleng. Ia sempat mengunjungi galeri sejumlah komunitas anak muda yang memamerkan hasil-hasil produksi mereka.

Baca juga: 6-10 Agustus, Buleleng adakan "Festival Buleleng" (Bulfest)

Sementara itu, Bupati Agus Suradnyana pun mengatakan Bulfest kali ini beriringan dengan momentum pembangunan shortcut Singaraja-Denpasar. Dengan begitu, Buleleng telah siap dengan semuanya.

Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan budaya bisa dielaborasi dengan kesenian serta kuliner. Hal tersebut ditunjukkan pada Bulfest yang terdapat seni, budaya dan juga galeri kuliner. "Banyak sekali yang bisa kita tampilkan untuk mempromosikan pariwisata di Buleleng," ujarnya.

Ia menambahkan hal yang paling penting adalah Bulfest ini memberikan rasa kebersamaan bagi warga Buleleng. Selama ini, Buleleng terkenal dengan citra keras dan sering ribut. Namun, beberapa tahun belakangan ini, Buleleng aman dan tentram.

"Buleleng terus berbenah dalam bidang adat istiadat, kultur dan budaya. Salah satunya dengan Buleleng Festival ini. Kita siap menghadapi persaingan pariwisata dengan atraksi yang ada," kata Agus Suradnyana.

Pada pembukaan Bulfest VII tahun 2019 juga digelar Tari Panyembrama Massal yang ditarikan oleh 500 penari. Pada panggung utama juga disajikan Tari Pradwala Nilayam dan Tari Ayuning Bhinneka Sakti.

Baca juga: Lima budayawan dan seniman Buleleng terima "Anugerah Wija Kusuma"

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Komang menjelaskan Bulfest 2019 juga mengangkat pamor gong kebyar dari dauh enjung dan dangin enjung untuk diparadekan di zona B atau di Sasana Budaya dengan masing-masing seniman dan tarinya.

Selain parade, baru pada Bulfest kali ini diadakan workshop seni dan budaya yakni workshop gong kebyar. Dari tahun-tahun sebelumnya belum ada workshop seni dan budaya.

Parade dan workshop ini juga merupakan harapan dari seniman yang berasal dari Kabupaten Buleleng. Berdasarkan saran dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, bagaimana membangkitkan pengetahuan masyarakat tentang gong kebyar khas Buleleng, khususnya yang menggunakan gong pacek.

Baca juga: ISI Denpasar-Pemkab Buleleng kerja sama pengembangan seni

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019