Hari Suci Galungan dirayakan umat Hindu di Bali pada Buda Kliwon Wuku Dungulan, Rabu 24 Juli 2019 dan pada Sabtu 3 Agustus 2019 Wuku Kuningan juga merayakan Hari Suci Kuningan.

Mulat sarira menjadi pesan dalam catatan perjalanan kebelakang mengevaluasi langkah kita dalam mengamalkan ajaran Dharma baik Dharmaning agama maupun Dharmaning negara. Merencanakan kehidupan dalam memberikan manfaat dimasa depan yang lebih baik, sejahtera dan damai. Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharamwijaya Mantra didampingi Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara di Denpasar, Minggu (21/7)

Lebih lanjut, Rai Mantra mengatakan, bahwa kemenangan dharma melawan adharma pada masa kini haruslah diterjemahkan sebagai upaya dan tekad untuk terus berkarya meningkatkan kualitas kehidupan yang seimbang antara material dan spiritual mampu mencapai kebahagiaan dengan selalu berpijak kepada ajaran dharma (agama Hindu) seperti dharma, artha, kama, dan moksah.

Toleransi dikaitkan dengan salah satu bunyi sloka dalam agama Hindu yakni Moksartam Jagadita Ya Ca Hiti Dharma yang berarti tujuan beragama untuk mencapai kesejahteraan jasmani dan ketentraman batin. Bagaimana menyeimbangan lahiriah dan batiniah sebagai filosofi hidup dalam agama Hindu.  

Sementara Tri Hita Karana memberikan suatu titik konsentrasi pada pawongan atau manusianya sebagai pelaku tingkat kesejhateraan batiniah dan lahiriah yang akan dituju. Sehingga tercantum bagaiaman pawongan terhadap prahyangan memiliki sifat spiritualitas yang didalamnya terdapat batiniah.

Pawongan berkaitan dengan manusia dengan manusianya sendiri. Manusia melakukan komunikasi dalam memperkuat tingkat batiniah dan lahiriah manusia yang erat hubungan dengan catur asrama yang meliputi brahmacari, grehasta, wanaprasta, dan biksuka. Pawongan terhadap palemahan bagaiaman peran karakteristik manusia sebagai aktor terhadap lingkungannya. Saat sekarangan bisa dikatakan dalam hal yang lebih luas meliputi ekosistem lingkungan.

Ini menjadi satu pijakan pola pikir manusia secara faktual. Manusia dapat menciptakan suatu pikiran dalam tri hita karana termasuk perkataan dan pada akhirnya bagaimana manusia harus berbuat. Sehingga menimbulkan karakter tri hita karana yang memang bisa diadaptasikan dalam kehidupan manusia. Pada zaman kini perkembangan teknologi informasi akan membawa dampak semakin intensnya, interaksi sosial, budaya, ekonomi, poltik seantero dunia (globalisasi). Menghadapi perkembangan ini kita harus membekali diri melalui peningkatan seradha dan mengimplementasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita tidak akan larut atau tergerus serta kehilangan jati diri.

Senada dengan hal tersebut, Wakil Walikota, IGN Jaya Negara menambahkan momentum perayaan Hari Suci Galungan dan Kuningan ini hendaknya dijadikan satu titik tolak untuk menjadikan masa depan yang lebih baik, lebih berkualitas dan mampu mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Rai Mantra dan Wakil Wali Kota Jaya Negara menyampaikan ucapan Selamat Hari Suci Galungan dan Kuningan semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa Asung Kertha Wara Nugraha kepada kita sekalian dalam pengabdian kita sesuai dengan swadharma kita masing-masing. Seraya mengajak seluruh masyarakat Kota Denpasar merayakan Hari Suci Galungan dan Kuningan dengan penuh rasa bhakti dan menjaga keamanan serta ketertiban lingkungan masing-masing.(*)

Pewarta: Antaranews Bali

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019