Konsep Triple Zero yang diterapkan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Bali berupa mengajak seluruh rekan Kelompok Jurnalis Peduli Aids beserta seluruh komponen masyarakat untuk mampu menekan dampak dari HIV.
"Jadi melalui konsep triple zero, angka kematian sudah bisa kita tekan meskipun belum sampai nol, karena orang terkena HIV belum tentu bisa jadi AIDS kemudian, dari segi ARV cukup meningkat, kemudian kualitas hidupnya semakin baik kemudian," jelas Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali, Made Suprapta, di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali, Senin.
Ia menerangkan dari adanya peran media dalam memberikan informasi terkait dengan penanganan HIV dan juga bentuk pengaruh dari HIV itu sendiri. Selain itu juga, dengan konsep ini dapat membantu menekan stigma negatif dan mengurangi tindakan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).
Menurut dia, wajib hukumnya memberikan edukasi tentang keberadaan ODHA terutama di Desa Pekraman, terhadap penderita HIV yang masih hidup kemudian dirawat di rumahnya di desa atau yang sudah meninggal. Dalam hal ini ODHA kerap mendapat perlakuan yang disebut dengan stigma dan diskriminasi dari warga di desanya sendiri.
"Penting sekali kita berikan pemahaman untuk tidak menstigma dan mendikriminasi karena HIV itu tidak gampang menular sebenarnya, dan terkait dengan pemahaman itu sudah diatur dan sesuai dengan amanat Perda yang sudah dijelaskan," lanjutnya.
Pihaknya juga menyebutkan secara nasional, Bali menduduki posisi di nomor lima dengan maksud bahwa semakin besar angka yang ditemukan berarti aktifitas penanggulangan HIV semakin agresif.
"kita temukan mereka yang beresiko tinggi terkena virus, kita diagnosa dan ketahuan status temuannya akan meningkat, lalu diberikan dengan ARV dan kemudian mereka akan kualitas hidupnya akan membaik," ujarnya.
Sebaran kasus HIV AIDS di Bali sejak 1987 hingga Maret 2019, tertinggi berada di Kota Denpasar dengan jumlah 7.844 ODHA, posisi kedua berada di Kabupaten Badung dengan jumlah 3.474, dan terbanyak ketiga berada di Kabupaten Buleleng dengan jumlah 3.080.
Selain itu juga ada yang berasal dari luar wilayah Bali, baik WNI maupun WNA yang sedang berada di Bali dan masuk ke dalam data kasus HIV AIDS sejumlah 993 ODHA.
"Harapannya bagaimana sekarang fokus untuk memperkuat sinergi kita sebagai jurnalis dan KPA, dengan revitalisasi yang konkret dan riil untuk menjawab tantangan di lapangan, agar stigma dan diskriminasi yang berada di Desa dapat ditekan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Jadi melalui konsep triple zero, angka kematian sudah bisa kita tekan meskipun belum sampai nol, karena orang terkena HIV belum tentu bisa jadi AIDS kemudian, dari segi ARV cukup meningkat, kemudian kualitas hidupnya semakin baik kemudian," jelas Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali, Made Suprapta, di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali, Senin.
Ia menerangkan dari adanya peran media dalam memberikan informasi terkait dengan penanganan HIV dan juga bentuk pengaruh dari HIV itu sendiri. Selain itu juga, dengan konsep ini dapat membantu menekan stigma negatif dan mengurangi tindakan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).
Menurut dia, wajib hukumnya memberikan edukasi tentang keberadaan ODHA terutama di Desa Pekraman, terhadap penderita HIV yang masih hidup kemudian dirawat di rumahnya di desa atau yang sudah meninggal. Dalam hal ini ODHA kerap mendapat perlakuan yang disebut dengan stigma dan diskriminasi dari warga di desanya sendiri.
"Penting sekali kita berikan pemahaman untuk tidak menstigma dan mendikriminasi karena HIV itu tidak gampang menular sebenarnya, dan terkait dengan pemahaman itu sudah diatur dan sesuai dengan amanat Perda yang sudah dijelaskan," lanjutnya.
Pihaknya juga menyebutkan secara nasional, Bali menduduki posisi di nomor lima dengan maksud bahwa semakin besar angka yang ditemukan berarti aktifitas penanggulangan HIV semakin agresif.
"kita temukan mereka yang beresiko tinggi terkena virus, kita diagnosa dan ketahuan status temuannya akan meningkat, lalu diberikan dengan ARV dan kemudian mereka akan kualitas hidupnya akan membaik," ujarnya.
Sebaran kasus HIV AIDS di Bali sejak 1987 hingga Maret 2019, tertinggi berada di Kota Denpasar dengan jumlah 7.844 ODHA, posisi kedua berada di Kabupaten Badung dengan jumlah 3.474, dan terbanyak ketiga berada di Kabupaten Buleleng dengan jumlah 3.080.
Selain itu juga ada yang berasal dari luar wilayah Bali, baik WNI maupun WNA yang sedang berada di Bali dan masuk ke dalam data kasus HIV AIDS sejumlah 993 ODHA.
"Harapannya bagaimana sekarang fokus untuk memperkuat sinergi kita sebagai jurnalis dan KPA, dengan revitalisasi yang konkret dan riil untuk menjawab tantangan di lapangan, agar stigma dan diskriminasi yang berada di Desa dapat ditekan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019