Kementerian BUMN bersama Kementerian ESDM menyelenggarakan FGD (Focus Group Discussion) untuk menyusun Peta Jalan Pengembangan energi baru terbarukan/EBT untuk mempercepat penggunaan energi surya nasional.

FGD KBUMN - ESDM 2019 yang bertajuk “Roadmap PLTS BUMN Menuju Bauran Energi 2025” dibuka oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno berdasarkan informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Kegiatan itu menghadirkan narasumber Dirjen EBTKE F.X. Sutijastoto, Otoritas Jasa Keuangan, Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin, SVP Research dan Development Center PT Pertamina (Persero) Dadi Sugian, Direktur Business Devp. PT Bukit Asam (Persero) Fuad I.Z. Fachroeddin, serta Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani.

FGD juga dimoderator oleh Ketua AESI Andhika Prastawa dan sebagai penanggap independen adalah Unggul Priyanto selaku Tenaga Ahli BPPT Bidang Energi.

Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin mengatakan, sudah saatnya seluruh pemangku kepentingan EBT (Energi Baru Terbarukan) duduk bersama merumuskan, menetapkan dan memantau seluruh kebijakan, regulasi, infrastuktur dan program yang dapat mempercepat penggunaan energi surya.

Menurutnya, hal ini untuk mencapai target energi bauran 2025 yang tertera dalam Kebijakan Energi Nasional pada Perpres No.79 tahun 2014.

Komitmen ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Rapat Bersama Deputi PISM Kementerian BUMN yang salah satu keputusannya membentuk Pokja Bidang EBT yang bertugas untuk menyusun Peta Jalan Pengembangan EBT di Lingkungan BUMN.

FGD bertujuan membangun komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan energi surya, khususnya Kementrian BUMN dan Kementerian ESDM, dalam penggunaan energi surya serta menciptakan iklim pendukung yang dapat mendorong penggunaan energi surya secara nasional.

Baca juga: PT INKA ekspor 26 kereta ke Bangladesh

PT Len Industri sediakan PLTS Perumahan dan Perkantoran, LenSOLAR, PT Len Industri (Persero) sebagai BUMN pelopor industri PLTS (Pembangkit Tenaga Surya) di Indonesia sejak 1985, mendukung komitmen bersama ini dengan menyediakan LenSOLAR.

Produk baru tersebut merupakan Sistem Rooftop PV (Photovoltaics) yang dipasang di atap untuk memenuh kebutuhan listrik di rumah mauupun perkantoran. LenSOLAR sudah teruji dan hingga kini sudah dipasang di beberapa gedung BUMN.

Baca juga: Telkom kembangkan jaringan di kawasan 3T

Indonesia terletak di sepanjang garis khatulistiwa dengan radiasi energi matahari rata-rata 4,5 kWh per m2 per hari. Sehingga energi matahari menjadi pilihan yang baik sebagai sumber energi alternatif. Selain itu, Indonesia juga memiliki komitmen untuk menurunkan emisi dari 26 persen menjadi 41 persen pada tahun 2020 atau sebesar 0,767 Giga Ton CO2 dapat tercapai.

Kebijakan Energi Nasional pada Perpres No.79 tahun 2014 menyatakan bahwa target bauran EBT sebesar 23 persen (49,2 Giga Watt) pada tahun 2025 dan energi surya memberikan kontribusi sebesar 6,5 Giga Watt.

Baca juga: PLN pastikan seluruh rumah di Bali Selatan terlayani listrik

Baca juga: ANTARA Bali-STAHN "Mpu Kuturan" Singaraja jalin kerja sama "tri dharma"

Baca juga: Layani wisatawan China, ITDC adakan pelatihan bahasa Mandarin

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019