Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Swara Giri Banjar Gunung, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan sebagai Duta Kota Denpasar menampilkan parade gong kebyar anak-anak serangkaian Pesta Kesenian Bali ke-41 tahun 2019 di Denpasar, Jumat.
Duta Kota Denpasar dengan membawa tarian Kreasi Wayu Anguan dalam pergelaran Parade Gong Kebyar Anak-Anak dihadiri Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Ketua TP PKK Kota Denpasar Selly Dharmawijaya Mantra, Wakil Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. Antari Jaya Negara, serta Ketua DWP Kota Denpasar
Kerti Rai Iswara.
Sebelumnya, Sekaa Gong Kebyar Anak-Anak menampilkan tarian kreasi Tenggek yang juga merupakan burung maskot fauna Kota Denpasar yang diciptakan I Made Sukarda S.Sn dan pencipta tabuh I Ketut Suandita S.Sn.
Penata tari I Made Gede Dwipayana dan penata tabuh Ketut Adi Wirahasa mengatakan tarian Wayu Anguan berasal dari kata "Wayu" identik dengan bayu yang merupakan penggabungan dari emosional, keinginan, nafsu, api dan air yang terkombinasi secara harmonis. "Anguan" dalam bahasa sansekerta berarti "mengembara".
"Wayu Anguan" berarti tenaga atau kekuatan yang selalu mengembara sebagai bentuk jiwa atau pramana. Wayu sering disimbolkan dengan Hanoman yang identik dengan istilah sinom yang artinya daun muda, itu sebabnya Wayu dalam konteks Pramana (jiwa) selalu muda.
"Kombinasi ini dapat digambarkan dengan warna merah emosional keinginan atau ide, hijau identik dengan kehidupan atau pengerak ide yang akan menghasilkan warna kuning simbol kesejahteraan yang selalu bergerak, disimbolkan dengan kepindekan, kesejahteraan sunari, bentuk atau gerak petakut," ujarnya.
Baca juga: Pesta Kesenian Bali 2020 angkat tema Atma Kertih
Sementara Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi pementasan yang ditampilkan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Swara Giri Banjar Gunung, Desa Pemogan. Semangat yang ditunjukan sekaa gong, penari hingga persiapan yang dilaksanakan seluruh krama banjar serta tim sangat patut diapresiasi.
"Menjaga seni budaya dan tradisi warisan leluhur merupakan keharusan di dalam melestarikan kebudayaan sebagai bentuk benteng moral dan pedoman didalam menjalankan hidup. Karena ditangan merekalah nantinya kelangsungan seni budaya di Kota Denpasar akan terjaga," katanya.
Baca juga: Wagub harapkan ide penguatan visi Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Duta Kota Denpasar dengan membawa tarian Kreasi Wayu Anguan dalam pergelaran Parade Gong Kebyar Anak-Anak dihadiri Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Ketua TP PKK Kota Denpasar Selly Dharmawijaya Mantra, Wakil Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. Antari Jaya Negara, serta Ketua DWP Kota Denpasar
Kerti Rai Iswara.
Sebelumnya, Sekaa Gong Kebyar Anak-Anak menampilkan tarian kreasi Tenggek yang juga merupakan burung maskot fauna Kota Denpasar yang diciptakan I Made Sukarda S.Sn dan pencipta tabuh I Ketut Suandita S.Sn.
Penata tari I Made Gede Dwipayana dan penata tabuh Ketut Adi Wirahasa mengatakan tarian Wayu Anguan berasal dari kata "Wayu" identik dengan bayu yang merupakan penggabungan dari emosional, keinginan, nafsu, api dan air yang terkombinasi secara harmonis. "Anguan" dalam bahasa sansekerta berarti "mengembara".
"Wayu Anguan" berarti tenaga atau kekuatan yang selalu mengembara sebagai bentuk jiwa atau pramana. Wayu sering disimbolkan dengan Hanoman yang identik dengan istilah sinom yang artinya daun muda, itu sebabnya Wayu dalam konteks Pramana (jiwa) selalu muda.
"Kombinasi ini dapat digambarkan dengan warna merah emosional keinginan atau ide, hijau identik dengan kehidupan atau pengerak ide yang akan menghasilkan warna kuning simbol kesejahteraan yang selalu bergerak, disimbolkan dengan kepindekan, kesejahteraan sunari, bentuk atau gerak petakut," ujarnya.
Baca juga: Pesta Kesenian Bali 2020 angkat tema Atma Kertih
Sementara Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi pementasan yang ditampilkan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Swara Giri Banjar Gunung, Desa Pemogan. Semangat yang ditunjukan sekaa gong, penari hingga persiapan yang dilaksanakan seluruh krama banjar serta tim sangat patut diapresiasi.
"Menjaga seni budaya dan tradisi warisan leluhur merupakan keharusan di dalam melestarikan kebudayaan sebagai bentuk benteng moral dan pedoman didalam menjalankan hidup. Karena ditangan merekalah nantinya kelangsungan seni budaya di Kota Denpasar akan terjaga," katanya.
Baca juga: Wagub harapkan ide penguatan visi Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019