Denpasar (Antara Bali) - Sekolah Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus (SPTKABK) Kota Denpasar, Bali, berkomitmen untuk membangun generasi yang cerdas, sehat dan mandiri.
"Ke depan kami harus mampu memberi pelayanan yang lebih baik dari sekarang," kata Ketua Dewan Pembina SPTKABK Denpasar Nyonya Selly D Mantra di Denpasar, Senin.
Pada acara HUT pertama SPTKABK itu, ia mengharapkan, sebagai pusat tumbuh kembang anak lembaga itu harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik terhadap anak-anak yang berkebutuhan khusus.
"Dengan terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui berbagai bidang pendidikan dan latihan, disamping dukungan sarana dan prasarana, sehingga kualitas sumber daya manusia yang dimiliki akan semakin memadai," ujar Nyonya Selly Mantra.
Sementara itu, Ketua SPTKABK Denpasar dr Ni Luh Putu Sudiani mengatakan, untuk saat ini sekolahnya baru bisa menampung anak berkebutuhan khusus sebanyak 65 orang.
Hal ini mengingat keterbatasan ruang kelas yang dimiliki masih sangat terbatas, yaitu 19 orang di antaranya tenaga "freeland" sebanyak lima orang, dokter ahli kejiwaan satu orang dan dokter spesialis anak satu orang.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Ke depan kami harus mampu memberi pelayanan yang lebih baik dari sekarang," kata Ketua Dewan Pembina SPTKABK Denpasar Nyonya Selly D Mantra di Denpasar, Senin.
Pada acara HUT pertama SPTKABK itu, ia mengharapkan, sebagai pusat tumbuh kembang anak lembaga itu harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik terhadap anak-anak yang berkebutuhan khusus.
"Dengan terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui berbagai bidang pendidikan dan latihan, disamping dukungan sarana dan prasarana, sehingga kualitas sumber daya manusia yang dimiliki akan semakin memadai," ujar Nyonya Selly Mantra.
Sementara itu, Ketua SPTKABK Denpasar dr Ni Luh Putu Sudiani mengatakan, untuk saat ini sekolahnya baru bisa menampung anak berkebutuhan khusus sebanyak 65 orang.
Hal ini mengingat keterbatasan ruang kelas yang dimiliki masih sangat terbatas, yaitu 19 orang di antaranya tenaga "freeland" sebanyak lima orang, dokter ahli kejiwaan satu orang dan dokter spesialis anak satu orang.(**)
Editor : Masuki
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011