Pemerintah Kota Taipei turut memfasilitasi perkembangan seni bela diri pencak silat melalui dukungannya yang diberikan kepada Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei dan Global Workers' Organisation (GWO) dalam menyelenggarakan ajang kejuaraan.
"Ini bukti dari keseriusan kami mendukung perkembangan pencak silat sebagai salah satu budaya Indonesia di kota kami," kata Wali Kota Taipei Ko Wen Je dalam sambutan pembukaan Kejuaraan Nasional Pencak Silat yang diikuti para tenaga kerja Indonesia di Taiwan, Minggu (9/10/2019).
Selain itu, kejuaraan tersebut sebagai bentuk perhatiannya kepada para TKI yang turut berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian di Ibu Kota Taiwan itu.
"Kami ingin selalu bersikap ramah kepada siapa saja, termasuk kepada warga negara Indonesia di sini yang mayoritas muslim," ujar pria yang disebut-sebut bakal mencalonkan diri sebagai Presiden Taiwan pada pemilu tahun depan itu.
Para peserta Kejuaraan Pencak Silat antar-TKI di Taiwan foto bersama Wali Kota Taipei Ko Wen Je (berdiri tengah) di Taipei Gymnasium, Minggu (9/6/2019). Kejuaraan yang digelar Workers' Global Organisation itu diikuti seratus peserta dari lima perguruan pencak silat Indonesia yang memiliki perwakilan di Taiwan. (Antara/M. Irfan Ilmie)
Sementara itu, Kepala KDEI Taipei Didi Sumedi mengatakan bahwa kejuaraan pencak silat yang digelar di Taipei Gymnasium itu bagian dari promosi "Pencak Silat Goes to Olympic" setelah sukses dipertandingkan di ajang Asian Games.
"Seni bela diri pencak silat ini sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia di Taiwan, melainkan juga sebagian masyarakat Taiwan," ujarnya.
Direktur GWO Karen Hsu sebagai penggagas kejuaraan tersebut tidak menyangka besarnya antusiasme dari warga negara Indonesia.
"Saya sangat terharu. Kegiatan ini bisa mendapatkan perhatian dari WNI, KDEI, dan Pemkot Taipei," ujarnya.
Kejuaraan yang untuk pertama kalinya digelar secara resmi di Taiwan itu diikuti sekitar 100 atrlet dari lima perguruan pencak silat dari Indonesia yang memiliki perwakilan di Taiwan.
Selain para TKI, pelajar dari Indonesia turut berpartisipasi dalam menyukseskan kejuaraan tersebut. Para pesilat Taiwan pun dilibatkan dalam kejuaraan tersebut sebagai wasit.
"Mudah-mudahan kami dan KDEI bisa menyelenggarakan kejuaraan ini secara rutin karena kegiatan ini memberikan dampak positif kepada para TKI," kata Karen.
Didi pun menimpali bahwa adanya perguruan silat di Taiwan dapat memberikan ruang bagi para TKI untuk menyalurkan bakatnya secara positif sehingga efektif mengurangi kasus tawuran antarpekerja migran di Taiwan. ***3***(T.M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Ini bukti dari keseriusan kami mendukung perkembangan pencak silat sebagai salah satu budaya Indonesia di kota kami," kata Wali Kota Taipei Ko Wen Je dalam sambutan pembukaan Kejuaraan Nasional Pencak Silat yang diikuti para tenaga kerja Indonesia di Taiwan, Minggu (9/10/2019).
Selain itu, kejuaraan tersebut sebagai bentuk perhatiannya kepada para TKI yang turut berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian di Ibu Kota Taiwan itu.
"Kami ingin selalu bersikap ramah kepada siapa saja, termasuk kepada warga negara Indonesia di sini yang mayoritas muslim," ujar pria yang disebut-sebut bakal mencalonkan diri sebagai Presiden Taiwan pada pemilu tahun depan itu.
Para peserta Kejuaraan Pencak Silat antar-TKI di Taiwan foto bersama Wali Kota Taipei Ko Wen Je (berdiri tengah) di Taipei Gymnasium, Minggu (9/6/2019). Kejuaraan yang digelar Workers' Global Organisation itu diikuti seratus peserta dari lima perguruan pencak silat Indonesia yang memiliki perwakilan di Taiwan. (Antara/M. Irfan Ilmie)
Sementara itu, Kepala KDEI Taipei Didi Sumedi mengatakan bahwa kejuaraan pencak silat yang digelar di Taipei Gymnasium itu bagian dari promosi "Pencak Silat Goes to Olympic" setelah sukses dipertandingkan di ajang Asian Games.
"Seni bela diri pencak silat ini sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia di Taiwan, melainkan juga sebagian masyarakat Taiwan," ujarnya.
Direktur GWO Karen Hsu sebagai penggagas kejuaraan tersebut tidak menyangka besarnya antusiasme dari warga negara Indonesia.
"Saya sangat terharu. Kegiatan ini bisa mendapatkan perhatian dari WNI, KDEI, dan Pemkot Taipei," ujarnya.
Kejuaraan yang untuk pertama kalinya digelar secara resmi di Taiwan itu diikuti sekitar 100 atrlet dari lima perguruan pencak silat dari Indonesia yang memiliki perwakilan di Taiwan.
Selain para TKI, pelajar dari Indonesia turut berpartisipasi dalam menyukseskan kejuaraan tersebut. Para pesilat Taiwan pun dilibatkan dalam kejuaraan tersebut sebagai wasit.
"Mudah-mudahan kami dan KDEI bisa menyelenggarakan kejuaraan ini secara rutin karena kegiatan ini memberikan dampak positif kepada para TKI," kata Karen.
Didi pun menimpali bahwa adanya perguruan silat di Taiwan dapat memberikan ruang bagi para TKI untuk menyalurkan bakatnya secara positif sehingga efektif mengurangi kasus tawuran antarpekerja migran di Taiwan. ***3***(T.M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019