BaliSpirit Festival 2019 memberikan manfaat kebugaran, kesehatan, dan kegembiraan serta rasa perdamaian kepada ribuan peyoga yang datang dari sedikitnya 40 negara, dan juga banyak memberikan rezeki kepada masyarakat lokal.

Rezeki yang dinikmati masyarakat setempat di antaranya lahan parkir motor dan mobil, warung makan, pelaku transportasi dan juga jasa penukaran uang.

Seorang pengelola parkir motor di kawasan The Bali Punarti Center for Arts , tempat berlangsungnya BaliSipirit Festival,  Made Neka mengaku mendapatkan Rp2 juta per hari dari lahannya digunakan parkir motor.

"Parkir motor di sini Rp5.000 per hari, sekitar 400 motor tiap hari yang parkir di sini," kata warga banjar Mawang, Lodtunduh, Ubud, Gianyar, Minggu.

Namun Made Neka hanya mengelola lahan parkir motor, sementara ada dua lahan parkir untuk mobil dikelola pihak lain. Ia mengaku tidak mengelola lahan parkir mobil.

Seorang pecalang yang menjaga lahan parkir mobil di Lodtunduh mengatakan tidak tahu pendapatan pengelolaan lahan parkir mobil peserta BaliSpirit Festival 2019 karena kerjasamanya dilakukan antara desa pakraman Lodtunduh dengan panitia BaliSpirit Festival.. 

"Kerjasama pengelolaan lahan parkir di sini dilakukan antara panitia BaliSpirit dengan kepala desa pakraman Lodtunduh. Panitia membayar kepada desa adat. Kami hanya menjaga dan mengamankan. Jadi peserta BaliSpirit yang membawa mobil dan parkir di sini gratis. Tidak bayar. Sudah dibayar panitia," katanya.

Pemasukan sewa lahan parkir langsung masuk ke kas desa adat Lot Tunduh, tambah dia.

Ratusan peyoga ke The Bali Punarti Center for Arts , di desa Batuan, Sukawati juga memberikan rezeki kepada warung dadakan, milik masyarakat setempat. Mereka berjualan makanan dan minuman serta buah-buahan.

I Ketut Winarti, warga banjar Mawang, Lot Tunduh, yang memiliki warung makan di depan pintu keluar masuk The Bali Purnati Center
of The Arts, mengaku kecipratan rezeki pendapatan sekitar Rp500.000 per hari. Saya tidak tahu pedagang lainnya. Mungkin pendapatannya lebih besar lagi karena warung mereka juga lebih besar.

"Para peyoga yang mayoritas warga asing umumnya membeli kelapa muda, buah naga, ada juga yang beli duren. Gaya hidup mereka kan hidup sehat jadi banyak membeli buah-buahan dan juga air miniral," tambah dia.

Tapi, ia berjualan nasi bungkus antara 30-40 bungkus per hari juga laku. "Kami dapat ijin berjualan di sini dari kepala banjar adat. Klian. Mereka yang berikan ijin," tambah I Ketut Winarti.

Masyarakat banjar Mawang banyak juga yang menjadi tukang ojek dadakan. "Ada sekitar 20 tukang ojek yang beroperasi mengantar peyoga yang ikut BaliSpirit Festival. Umumnya mereka minta diantar ke Ubud dimana mereka tinggal," kata I Nyoman Yudiarta, warga Banjar Lod Sema, Ubud.

Menurut dia, rata-rata pendapatan tukang ojek antara Rp100.000 - Rp200.000 per hari. "Kami tukang ojek dadakan. Ada yang petani, guru, menjadi tukang ojek dadakan di BaliSpirit Festival. Yaa itung itung rezeki setahun sekali.

BaliSpirit Festival 2019 ini diadakan setiap tahun. Dimulai sejak tahun 2007, BaliSpirit Festival diadakan setiap tahun di Ubud, Kabupaten Gianyar. Ribuan peyoga dari sedikitnya 40 negara berduyun-duyun datang ke Ubud. Jadi sekarang BaliSpirit Festival ke-12.

Tidak hanya masyarakat setempat yang kecipratan rezeki dengan diadakannya BaliSpirit Festival, BRI, salah satu BUMN yang bergerak di usaha perbankan ikut menikmati rezeki dengan membuat jasa money changer.

"Sedikitnya 30 peyoga yang menukarkan mata uang asing di sini. Umumnya mereka menukarkan mata uang dolar Amerika, disusul Euro, dolar Australia, dan dolar Singapura. Ada yang menukarkan 100 dolar, 50 dolar dan ada juga yang 20 dolar," kata Dayu, pegawai BRI cabang Ubud, yang saat itu menjaga mobile bank.

"Banyak sekali manfaat kegiatan BaliSpirit Festival 2019 ini bagi masyarakat setempat mulai dari hotel, penginapan, restoran, pelaku transportasi hingga lingkungan se Bali dimana sebagian keuntungan kegiatan ini dilakukan ribuan bibit pohon bambu di danau Batur, Kintamani, kabupaten Bangli dan di Kabupaten Buleleng," kata I Kadek Gunarta, pendiri BaliSpirit Festival, bersama pasangannya, Meghan Pappenheim, asal Amerika.

Sebagian keuntungan BaliSpirit Festival melalui Bali Regreen dilakukan penanaman ribuan bibit pohon bambu di kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng. Tujuan untuk menjaga pasokan air yang hulunya di Danau Batur mengalirkan air ke Bali Selatan. Jadi BaliSpirit Festival memberikan banyak manfaat ekonomi dan lingkungan bukan hanya untuk masyarakat setempat namun  juga lingkungan pulau dewata.

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019