Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Bali, mengadakam lomba "Petakut (orang-orangan), Pindekan (baling-baling/kipas) dan Sunari (terbuat dari bambu dilubangi, sehingga jika ditiup angin akan mengeluarkan suara yang indah)" untuk melakukan penguatan program Subak Lestari serta mengedepankan kebudayaan dan kearifan lokal.

"Ini merupakan suatu bentuk program Pemerintah Kota Denpasar dalam menjaga kebudayaan dan kearifan lokal. Hal ini juga dalam rangkaian HUT ke-231 Kota Denpasar," kata Wali Kota Denpasar I Gusti Jaya Negara di sela menyaksikan lomba tersebut di Denpasar, Jumat.

Jaya Negara mengatakan pergeseran seperti alih fungsi lahan dan berubah pola budaya agraris masyarakat merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Menanggapi fenomena ini perlu lebih digencarkan inovasi seperti "urban farming" dan pertanian hidroponik yang tidak memerlukan lahan banyak, namun mampu menghasilkan produktivitas hasil pertanian yang sesuai.

Dalam lomba kali ini, kata dia, dengan keterlibatan generasi muda dalam penguatan budaya mampu memberikan inovasi dan kreativitas yang baik.

Jaya Negara juga mengharapkan lomba ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan lewat kemasan kreatif melibatkan anak-anak serta sekaa teruna di banjar-banjar.

Sementara itu, Ketua Majelis Madya Subak Kota Denpasar Wayan Jelantik mengatakan pelaksanaan "Lomba Petakut, Pindekan, dan Sunari" bertujuan menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat untuk melestarikan budaya subak (teknologi irigasi trasdisional) berdasarkan konsep "Tri Hita Karana" di Kota Denpasar.

"Pelaksanaan Lomba Petakut, Pindekan dan Sunari diharapkan mampu merangsang kreatifitas sekaa- sekaa subak maupun sekaa teruna yang berpartisispasi didalamnya, disamping memberikan pemahaman tentang filosofi petakut, pindekan dan sunari yang harus dijaga," ujar Wayan Jelantik. (ed)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019