Badung (Antaranews Bali) - Ratusan peserta mengikuti kegiatan Festival Bulan Bahasa Bali, yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Bali 11-15 Februari 2019.
"Mudah-mudahan melalui kegiatan Festival Lomba Bulan Bahasa Bali ini dapat mendorong dan mengapresiasi anak muda untuk mulai belajar bahwa mereka tidak boleh keluar dari jati diri yaitu budaya Bali," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa, saat membuka kegiatan tersebut, di Puspem Badung, Senin.
Ia mengatakan, Festival Bulan Bahasa Bali dinilai merupakan langkah yang sangat tepat untuk menjaga dan melestarikan budaya bali, terlebih bali sebagai daerah tujuan wisata.
"Pariwisata, rohnya ada pada budaya, oleh karena itu kegiatan lomba sastra bali, pidato Bahasa Bali dan nyastra Bali merupakan salah satu bentuk riil dalam menjaga kearifan lokal," katanya.
Diselenggarakannya Festival Bulan Bahasa Bali tersebut, berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018, tentang perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali serta penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
Selain untuk melestarikan Bahasa Bali dan satra Bali, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menyebarluaskan tradisi-tradisi unik yang ada di masyarakat.
Adi Arnawa berharap, budaya Bali tidak boleh hilang, dan sebagai Pemerintah di era milenial tidak boleh keluar dari budaya dan jati diri.
"Ini tugas penting pemerintah, kalau tidak dari sekarang mempersiapkan seperti itu bukan tidak mungkin kedepannya budaya kami akan hilang. Inilah yang perlu diantisipasi," ujarnya.
Kadis Kebudayaan Badung, Ida Bagus Anom Bhasma mengatakan, Pemkab Badung berkomitmen untuk tetap melestarikan bahasa bali sebagai bahasa ibu.
"Sekarang didukung oleh Pemprov Bali melalui Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara dan sastra bali serta penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali agar bahasa Bali betul-betul seimbang dan tidak hilang di masyarakat Bali," ujarnya.
Ia berharap, semua desa adat yang ada di Kabupaten Badung, sekolah SMP, SMA dan SMK juga ikut berperan aktif dalam mendukung kegiatan itu. Menurutnya, melalui kegiatan itu bahasa Bali di Badung benar-benar bisa menyebar luas, karena Bupati Badung juga telah mengintruksikan untuk mendirikan TK bernuansa Hindu dengan berbahasa Bali.
“Itu semua merupakan upaya agar Bahasa Bali ini tidak hilang, kami berharap generasi muda dapat mencintai serta melestarikan Bahasa Bali itu sendiri,” kata Anom Bhasma.
Sementara itu, kegiatan bertema "Nangun Sat Kerthi Loka Bali Malarapan Antuk Ngrajegang Basa, Aksara Miwah Sastra Bali" itu menggelar kegiatan nyurat nyastra yang diikuti 88 peserta, mesatua dengan 86 peserta, debat bahasa tingjat SMA dengan 11 kelompok, membaca lontar yang diikuti 86 peserta, lomba puisi bahasa bali putri 65 peserta dan putra yang diikuti sebanyak 56 peserta.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Mudah-mudahan melalui kegiatan Festival Lomba Bulan Bahasa Bali ini dapat mendorong dan mengapresiasi anak muda untuk mulai belajar bahwa mereka tidak boleh keluar dari jati diri yaitu budaya Bali," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa, saat membuka kegiatan tersebut, di Puspem Badung, Senin.
Ia mengatakan, Festival Bulan Bahasa Bali dinilai merupakan langkah yang sangat tepat untuk menjaga dan melestarikan budaya bali, terlebih bali sebagai daerah tujuan wisata.
"Pariwisata, rohnya ada pada budaya, oleh karena itu kegiatan lomba sastra bali, pidato Bahasa Bali dan nyastra Bali merupakan salah satu bentuk riil dalam menjaga kearifan lokal," katanya.
Diselenggarakannya Festival Bulan Bahasa Bali tersebut, berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018, tentang perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali serta penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
Selain untuk melestarikan Bahasa Bali dan satra Bali, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menyebarluaskan tradisi-tradisi unik yang ada di masyarakat.
Adi Arnawa berharap, budaya Bali tidak boleh hilang, dan sebagai Pemerintah di era milenial tidak boleh keluar dari budaya dan jati diri.
"Ini tugas penting pemerintah, kalau tidak dari sekarang mempersiapkan seperti itu bukan tidak mungkin kedepannya budaya kami akan hilang. Inilah yang perlu diantisipasi," ujarnya.
Kadis Kebudayaan Badung, Ida Bagus Anom Bhasma mengatakan, Pemkab Badung berkomitmen untuk tetap melestarikan bahasa bali sebagai bahasa ibu.
"Sekarang didukung oleh Pemprov Bali melalui Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara dan sastra bali serta penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali agar bahasa Bali betul-betul seimbang dan tidak hilang di masyarakat Bali," ujarnya.
Ia berharap, semua desa adat yang ada di Kabupaten Badung, sekolah SMP, SMA dan SMK juga ikut berperan aktif dalam mendukung kegiatan itu. Menurutnya, melalui kegiatan itu bahasa Bali di Badung benar-benar bisa menyebar luas, karena Bupati Badung juga telah mengintruksikan untuk mendirikan TK bernuansa Hindu dengan berbahasa Bali.
“Itu semua merupakan upaya agar Bahasa Bali ini tidak hilang, kami berharap generasi muda dapat mencintai serta melestarikan Bahasa Bali itu sendiri,” kata Anom Bhasma.
Sementara itu, kegiatan bertema "Nangun Sat Kerthi Loka Bali Malarapan Antuk Ngrajegang Basa, Aksara Miwah Sastra Bali" itu menggelar kegiatan nyurat nyastra yang diikuti 88 peserta, mesatua dengan 86 peserta, debat bahasa tingjat SMA dengan 11 kelompok, membaca lontar yang diikuti 86 peserta, lomba puisi bahasa bali putri 65 peserta dan putra yang diikuti sebanyak 56 peserta.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019