Denpasar (Antara Bali) - Pakar Hukum Tata Negara Universitas Udayana Dr Dewa Gede Palguna SH berharap Pemerintah Indonesia secara serius menyikapi pemberitaan dari bocoran Wikileaks menuding beberapa menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu menjadi antek-antek Pemerintah Amerika Serikat.

"Informasi tersebut harus segera disikapi karena bila ternyata benar maka hal tersebut dianggap sebagai pengkhianatan terhadap negara dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa di-impeachmant," katanya di Denpasar, Sabtu.

Di sela-sela sarasehan tiga tahun kepemimpinan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wagub AA Puspayoga itu, ia mengatakan, fakta yang terjadi selama ini SBY pun diam saja. Tidak mau menanggapi bocoran yang diambil dari kawat diplomatik tersebut.

Bahkan beberapa pejabat terkait dan para menteri mengganggapnya tidak terlalu penting. Padahal sebenarnya, bocoran Wikileaks harus ditanggapi serius.

"Kalau itu benar, maka itu merupakan bentuk penghianatan terhadap negara. Memang masalahnya soal pembuktian. Tetapi sebagai informasi, hal itu penting untuk disikapi dan ditindaklanjuti," kata mantan hakim Mahkamah Konsitutusi itu.

Sekali pun pemberitaan Wikileaks tidak bisa menjadi bukti di pengadilan, minimal hal tersebut bisa menciptakan kepercayaan publik yang ada di Indonesia dengan multikultur seperti sekarang ini.

Jika dihendapkan, katanya, justru semakin berbahaya untuk negara. Sebab, bocoran Wikileaks bukan hal sepele untuk ditindaklanjuti. Di beberapa negara, apa yang disebut Wikileaks dijadikan dasar untuk meng-"impeachment" presiden.

"Alasan lain yang bisa mengeser jabatan publik adalah kasus korupsi. Jadi, ini bukan persoalan sepele dan harus disikapi, meski bocoran Wikileaks hal itu bukan dilakukan presiden," kata Dewa Palguna menjelaskan.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011