Denpasar (Antaranews Bali) - Mahasiswa Program Studi Desain Mode Institut Seni Indonesia Denpasar menuangkan tema "Merah Putih" dalam berbagai karya seni kolaborasi serangkaian acara "Threads on Threads of Indonesia #2".
"Tema kegiatan kali ini Merah Putih, tetapi tidak dalam konteks analogi, Merah Putih dalam konteks yang lebih kontemporer," kata kurator yang juga Ketua Prodi Desain Mode ISI Denpasar Tjok Istri Ratna Cora disela-sela kegiatan pameran dan art fashion "Threads on Threads of Indonesia #2", di kampus setempat, di Denpasar, Rabu malam.
Menurut Ratna Cora, melalui kegiatan yang digelar untuk kedua kalinya yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu pada intinya dapat mengemas kegiatan budaya dari beberapa bidang atau disiplin ilmu yang berbeda.
"Apalagi kami mempunyai satu mata kuliah di Semester V yakni Rekayasa Desain, yang memang memadukan antara paint art dengan desain. Jadi kegiatan ini awalnya lahir dari mata kuliah tersebut. Kalau paint art (seni melukis) berdasarkan intuisi, sedangkan desain lebih terstruktur, sehingga di mata kuliah ini, kami berusaha menstrukturkan yang intuitif dan mengintuitifkan yang terstruktur," ucapnya.
Karya tekstil yang dipamerkan dalam acara tersebut merupakan hasil karya dari para mahasiswa yang harus diselesaikan satu semester, dalam media sepanjang 10 meter dengan menggunakan 12 teknik menjahit.
Total terdapat 20 karya rekayasa desain, 11 tapestry, 50 busana, dan lima karya interaktif dengan tetap berpatokan pada tema Merah Putih, yang dapat disaksikan oleh para siswa SMA/SMK dan undangan yang hadir pada kesempatan tersebut.
"Kami sengaja mengemasnya dalam bentuk pameran, sehingga karya para mahasiswa juga bisa diapresiasi oleh masyarakat. Di samping kami sangat berkeinginan agar bisa meregenerasi kepada anak-anak SMA dan SMK," ucap Ratna Cora.
Di samping, yang terpenting pihaknya ingin menjadi jembatan budaya yang memiliki daya saing global. Artinya karya seni mahasiswa tetap berbasis budaya Indonesia dan memiliki karakter bangsa Indonesia.
Hal senada disampaikan kurator lainnya I Wayan Sujana (Suklu), bahwa pihaknya menggelar kegiatan tersebut memang untuk menautkan antara fashion dengan paint art.
"Satu karya tekstil yang dihasilkan mahasiswa, sebelumnya telah dirisetkan dulu dan dibuatkan konsepnya, barulah kemudian dikolaborasikan dengan paint art. Intinya menampilkan karya yang kolaboratif dan juga dapat melibatkan para audiens," ujarnya yang juga akademisi ISI Denpasar itu.
Kegiatan yang digelar untuk kedua kalinya ini juga melibatkan seniman dari bidang seni rupa murni, tari, musik, grafis dan film maker diantaranya Ni Nyoman Sani, Krisna, Pangestu, I Gede Jaya Putra, I Gusti Ngurah Sudibya, I Ketut Sumerjana, Tjok Abi, AA Mayun Tenaya dan sejumlah seniman lainnya.
Masih dalam rangkaian kegiatan "International Intermingle Art Fashion Event, Threads on Threads of Indonesia #2" itu , pada Kamis (13/12) akan dilaksanakan diskusi atau workshop yang melibatkan narasumber dari Jepang dan Kanada, serta para siswa dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Bali.
Sementara itu Perwakilan Kemendikbud menyambut baik pelaksanaan kegiatan pameran tersebut dan berharap dari ISI Denpasar akan dapat memberikan pencerahan serta merumuskan cara pemikiran baru dalam berkesenian.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Tema kegiatan kali ini Merah Putih, tetapi tidak dalam konteks analogi, Merah Putih dalam konteks yang lebih kontemporer," kata kurator yang juga Ketua Prodi Desain Mode ISI Denpasar Tjok Istri Ratna Cora disela-sela kegiatan pameran dan art fashion "Threads on Threads of Indonesia #2", di kampus setempat, di Denpasar, Rabu malam.
Menurut Ratna Cora, melalui kegiatan yang digelar untuk kedua kalinya yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu pada intinya dapat mengemas kegiatan budaya dari beberapa bidang atau disiplin ilmu yang berbeda.
"Apalagi kami mempunyai satu mata kuliah di Semester V yakni Rekayasa Desain, yang memang memadukan antara paint art dengan desain. Jadi kegiatan ini awalnya lahir dari mata kuliah tersebut. Kalau paint art (seni melukis) berdasarkan intuisi, sedangkan desain lebih terstruktur, sehingga di mata kuliah ini, kami berusaha menstrukturkan yang intuitif dan mengintuitifkan yang terstruktur," ucapnya.
Karya tekstil yang dipamerkan dalam acara tersebut merupakan hasil karya dari para mahasiswa yang harus diselesaikan satu semester, dalam media sepanjang 10 meter dengan menggunakan 12 teknik menjahit.
Total terdapat 20 karya rekayasa desain, 11 tapestry, 50 busana, dan lima karya interaktif dengan tetap berpatokan pada tema Merah Putih, yang dapat disaksikan oleh para siswa SMA/SMK dan undangan yang hadir pada kesempatan tersebut.
"Kami sengaja mengemasnya dalam bentuk pameran, sehingga karya para mahasiswa juga bisa diapresiasi oleh masyarakat. Di samping kami sangat berkeinginan agar bisa meregenerasi kepada anak-anak SMA dan SMK," ucap Ratna Cora.
Di samping, yang terpenting pihaknya ingin menjadi jembatan budaya yang memiliki daya saing global. Artinya karya seni mahasiswa tetap berbasis budaya Indonesia dan memiliki karakter bangsa Indonesia.
Hal senada disampaikan kurator lainnya I Wayan Sujana (Suklu), bahwa pihaknya menggelar kegiatan tersebut memang untuk menautkan antara fashion dengan paint art.
"Satu karya tekstil yang dihasilkan mahasiswa, sebelumnya telah dirisetkan dulu dan dibuatkan konsepnya, barulah kemudian dikolaborasikan dengan paint art. Intinya menampilkan karya yang kolaboratif dan juga dapat melibatkan para audiens," ujarnya yang juga akademisi ISI Denpasar itu.
Kegiatan yang digelar untuk kedua kalinya ini juga melibatkan seniman dari bidang seni rupa murni, tari, musik, grafis dan film maker diantaranya Ni Nyoman Sani, Krisna, Pangestu, I Gede Jaya Putra, I Gusti Ngurah Sudibya, I Ketut Sumerjana, Tjok Abi, AA Mayun Tenaya dan sejumlah seniman lainnya.
Masih dalam rangkaian kegiatan "International Intermingle Art Fashion Event, Threads on Threads of Indonesia #2" itu , pada Kamis (13/12) akan dilaksanakan diskusi atau workshop yang melibatkan narasumber dari Jepang dan Kanada, serta para siswa dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Bali.
Sementara itu Perwakilan Kemendikbud menyambut baik pelaksanaan kegiatan pameran tersebut dan berharap dari ISI Denpasar akan dapat memberikan pencerahan serta merumuskan cara pemikiran baru dalam berkesenian.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018