Denpasar (Antaranews Bali) - Bank BPD Bali akan mengkaji penerbitan obligasi dalam rencana bisnis bank yang dapat menjadi salah satu alternatif sumber modal untuk mendukung kinerja. 

"Itu dapat diperhitungkan sebagai salah satu bagian elemen modal tetapi belum masuk strategi tahun 2019. Mungkin akan kami kaji tahun 2020," kata Direktur Operasional Bank BPD Bali Ida Bagus Gede Setia Yasa di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, obligasi tersebut dapat diterbitkan dalam jangka menengah atau "medium term notes" berjangka lima hingga 10 tahun. 

Meski dapat menjadi sumber pendanaan bagi bank, namun Setia Yasa mengatakan saat ini pemerintah daerah selaku penyokong utama modal di bank daerah itu masih memiliki komitmen tinggi menambah modal. 

Dengan komitmen itu, lanjut dia, perbankan juga belum berencana melakukan penawaran saham perdana atau "Initial Public Offering" (IPO) meski rencana itu sempat dibicarakan tahun 2010-2011.

Apabila ingin melakukan perluasan dalam transformasi kepemilikan saham seperti melantai di bursa saham itu, manajemen bank daerah tersebut harus mendapat restu terlebih dahulu dari pemerintah daerah selaku pemegang saham utama. 

"Walaupun perusahaan terbatas tetapi masih bersifat tertutup kepemilikan sahamnya karena memang pemda berkomitmen menambah modal," imbuhnya. 

Setia Yasa menambahkan pihaknya membutuhkan modal kisaran Rp150 miliar hingga Rp170 miliar per tahun apabila kinerja bank diproyeksikan tumbuh sekitar 10 persen dengan mempertimbangkan pertumbuhan realisasi kredit mencapai Rp16,5 triliun. 

Saat ini, lanjut dia, rasio kecukupan modal (CAR) di bank itu masih tergolong bagus yakni mencapai 22 persen. 

"Kalau kami mau tumbuh tahun 2019 jika tidak ada modal setor misalnya tidak sampai Rp100 miliar, maka serendah-rendahnya CAR 18-20 persen masih bisa tumbuh bersinergi mencapai rencana kerja 2019 karena minimal 12 persen," imbuhnya. 

Tahun 2019, kata dia, BPD Bali menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit mencapai sebesar sembilan persen dengan komposisi target paling banyak kredit produktif salah satunya kredit usaha rakyat (KUR). 

Baru-baru ini, Bank BPD Bali merupakan satu dari tiga bank yang menyabet penghargaan terbaik bank penyalur KUR sekaligus satu-satunya bank daerah yang membawa penghargaan dari Pemerintah Pusat. 

Bank daerah itu menyalurkan KUR di Bali dan Lombok hingga 22 November 2018 mencapai Rp530 miliar atau 98 persen dari target Rp550 miliar. 

Penyaluran KUR tersebut terbagi atas sektor mikro dengan plafon maksimal Rp25 juta mencapai Rp22,17 miliar atau tercapai 96,40 persen dari targetnya Rp23 miliar, sedangkan KUR ritel (kecil) dengan plafon Rp26 juta-Rp500 juta mencapai Rp517,57 miliar atau tercapai 98,21 persen dari target Rp527 miliar. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018