Denpasar (Antaranews Bali) - Para ahli atau pakar pengobatan tradisional dari sejumlah negara di kawasan ASEAN dan India menyepakati "Deklarasi Bali" tentang Ayurveda dan Pengobatan Tradisional, serta siap mengembangkannya dalam menangani masalah kesehatan.

"Dari diskusi yang berlangsung selama dua hari di kampus Unhi Denpasar, para ahli juga sama-sama meyakini bahwa pengobatan tradisional itu aman dan tidak memiliki efek samping yang serius," kata Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar Prof Dr drh I Made Damriyasa, di Denpasar, Minggu.

Menurut Prof Damriyasa, kita seringkali melupakan pengobatan tradisional sebagai warisan leluhur, padahal sebenarnya pengobatan modern mengambil konsep pengobatan tradisional.

"Misalnya untuk mengobati penyakit tertentu, para ahli kesehatan sesungguhnya menggunakan bahan aktif dari tumbuh-tumbuhan, kemudian dibuat secara sintetis. Dikembangkan menjadi sintetis karena ketersediaan tumbuhan hidup yang terbatas di negara-negara maju," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, sebagai pewaris pengobatan tradisional, para ahli dari sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara (yakni Malaysia, Myanmar, Vietnam, Filipina, Thailand, Kamboja, Indonesia) dan India yang hadir menjadi pemateri dan peserta dalam seminar internasional di Unhi Denpasar, sepakat untuk terus melestarikan, mengembangkan dan menggali ilmu-ilmu pengobatan tradisional.

"Deklarasi yang ditandatangani ini selanjutnya akan disampaikan ke UNESCO, bahwa para ahli sudah berkumpul di Bali dan sudah sepakat untuk mengembangkan pengobatan tradisional," kata Prof Damriyasa.

Tindak lanjut dari pertemuan di Unhi Denpasar, maka ke depan komunikasi yang sudah terjalin akan terus dibina dan kegiatan seminar atau diskusi mengenai pengobatan tradisional akan menjadi kegiatan tahunan yang digelar secara bergiliran di sejumlah negara ASEAN.

Penandatanganan deklarasi tersebut sekaligus merupakan rangkaian dari "International Conference on Ayurveda and Traditional Healthcare in Southeast Asia" yang diselenggarakan oleh Unhi Denpasar dengan menghadirkan 24 pembicara dari delapan negara. 

Khusus untuk Unhi Denpasar, tambah Prof Damriyasa, program studi kesehatan tradisional yang dimiliki tidak saja mengadopsi ilmu pengobatan Ayurveda dari India, tetapi juga dipadukan dengan Usada Bali. Apalagi Unhi Denpasar menjadi satu-satunya kampus di Indonesia  yang dilengkapi dengan Griya Sehat Ayurveda atau semacam rumah sakit pendidikan di bidang kesehatan.

"Menteri dari AYUSH, India, juga mengharapkan Unhi Denpasar dapat menjadi 'center of excellence' dalam pengobatan tradisional. Dengan demikian, tidak saja untuk mahasiswa S1, tetapi bisa untuk dokter-dokter yang ingin memahami pengobatan tradisional," katanya.

Pihaknya pun berharap mahasiswa dari berbagai negara yang tertarik pengobatan tradisional juga dapat menempuh pendidikan di Unhi Denpasar.  "Ke depan, tentu kita tidak bisa hanya tergantung pengobatan konvensional, apalagi pengobatan tradisional itu mencegah supaya kita tidak sakit. Jadi, ini untuk lingkungan global juga," ucap Prof Damriyasa. (ed)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018