Gianyar (Antaranews) - Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, dinilai berpotensi menjadi tujuan/destinasi wisata konvensi (MICE) seperti untuk acara pernikahan, konferensi, pertemuan, dan acara rapat-rapat oleh aparat pemerintah.

"Biasanya tempat acara pernikahan, konferensi, pertemuan, rapat diadakan di Nusa Dua, Jimbaran dan Seminyak, tapi kini mulai bergeser ke Ubud, dengan mulai mengalirnya `order' (permintaan) pernikahan dan rapat-rapat kementerian dan Pemprov Bali di sini," kata Lasta Arimbawa, GM Hotel Sthala, A Tribute Portfolio, di Ubud, Gianyar, Kamis.

Ia menjelaskan hotel di bawah pengelolaan jaringan Marriot International itu juga makin kerap menerima pesanan sebagai tempat pernikahan dari  warga asing dan WNI dan pertemuan atau rapat-rapat dari kementerian dan Pemprov.

“Awalnya, Ubud terkenal sebagai tempat meditasi, Yoga, dan keindahan alamnya yang nyaman untuk kegiatan bersepeda, ayunan (swing), treckking, kini mulai dilirik sebagai tempat yang bagus untuk acara pernikahan dan rapat,” tambah Lasta.

Hotel Sthala Ubud yang baru beroperasi tahun 2016 itu terus mengalami peningkatan, dari okupansi sebesar 55 persen tahun 2017, tahun ini okupansinya diperkirakan mencapai 60 persen. “Para turis yang menginap di sini rata-rata menghabiskan waktu selama 2,5 hari,” katanya.

Tamu yang menginap di hotel masih didominasi oleh wisatawan domestik sekitar 55 persen dan sisanya wisatawan mancanegara, sebagian besar dari negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Inggris dan Belanda, serta negara-negara Asia seperti Jepang, China, India dan Korea Selatan .

“Kegiatan mereka umumnya melakukan kegiatan bersepeda, yoga, treckking dan mengunjungi destinasi wisata di Monkey Forest Ubud, melihat Puri Ubud, Tegalalang Rice Terrace, dan menikmati kuliner tradisional Bali,” kata Lasta.

Mengenai kemacetan, Pemkab Gianyar juga sudah mengantisipasi dengan membuat pusat parkir di Monkey Forest Ubud, menindak tegas motor parkir sembarangan dan menempatkan petugas lapangan seperti polisi dan DLLAJ di persimpangan jalan yang sering terjadi kemacetan.

“Para turis mengaku senang dan nyaman melihat keindahan alam Ubud setelah melakukan kegiatan bersepeda dan treckking,” ujarnya. (*)

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018