Denpasar (Antara Bali) - Ramalan cuaca yang mengabarkan kondisi lautan Indonesia sepanjang tahun ini kurang bersahabat, diperkirakan turut memberikan pengaruh pada realisasi perdagangan luar negeri sektor perikanan dari Pulau Dewata.
Hal itu di antaranya ditunjukkan oleh perolehan devisa sektor perikanan periode Januari-Mei 2011 yang mengalami penurunan 7,7 persen, kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Putu Bagiada SE di Denpasar, Senin.
Perdagangan ekspor sektor perikanan Bali selama Januari-Mei 2011 bernilai 41,5 juta dolar AS, berkurang dari periode yang sama 2010 yang mencapai 45 juta dolar, atau turun hingga 7,7 persen.
Hampir semua jenis ikan yang diperdagangkan ke pasaran luar negeri mengalami penurunan, baik dalam volume maupun perolehan devisanya. Belum diketahui pasti, apakah hal itu akibat hasil tangkap berkurang atau kondisi pasar memang lesu.
Ikan tuna segar maupun yang sudah dibekukan merupakan salah satu andalan ekspor Bali, selain pakaian jadi dan kerajinan berbahan baku kayu. Semuanya berkurang dalam meraih devisa, begitu pula ikan tangkapan nelayan juga menurun.
Realisasi ekspor tuna segar maupun yang sudah dibekukan hanya 6.706 ton seharga 34 juta dolar AS selama Januari-Mei 2011. Volumenya melorot hingga 18 persen dari sebelumnya mencapai 8.183 ton.
Harga tuna di pasaran ekspor terutama Jepang dan AS masih tetap stabil, namun perolehan devisanya turun enam persen. Dari sebanyak 36,2 juta dolar lima bulan awal 2010 menjadi 34 juta dolar periode sama 2011.
Bagiada mengatakan, khusus peranan tuna segar dalam perolehan devisa nonmigas Bali adalah 15,5 persen dari seluruhnya yang bernilai 214,5 juta dolar atau nomor dua setelah pakaian jadi sebesar 27,8 persen.
Ikan kerapu yang merupakan mata dagangan jenis baru dari Bali juga memberikan andil besar pada kelompok ini, yakni seharga 4,2 juta dolar hasil pengapalan 873 ton dengan negara tujuan utama China, Taiwan dan Jepang.
Bali mengekspor sedikitnya sebelas jenis ikan ke pasaran ekspor, namun kebanyakan nilainya di bawah satu juta dolar akibat pengiriman ke negara tujuan masih mengandalkan pasokan dari nelayan di Jawa.
Kepiting yang diperdagangkan ke luar negeri misalnya, kebanyakan hasil produksi daerah lain. Kepiting produksi petani nusantara yang diekspor lewat Bali itu, memperoleh devisa 108 dolar selama Januari-Mei 2011.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Hal itu di antaranya ditunjukkan oleh perolehan devisa sektor perikanan periode Januari-Mei 2011 yang mengalami penurunan 7,7 persen, kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Putu Bagiada SE di Denpasar, Senin.
Perdagangan ekspor sektor perikanan Bali selama Januari-Mei 2011 bernilai 41,5 juta dolar AS, berkurang dari periode yang sama 2010 yang mencapai 45 juta dolar, atau turun hingga 7,7 persen.
Hampir semua jenis ikan yang diperdagangkan ke pasaran luar negeri mengalami penurunan, baik dalam volume maupun perolehan devisanya. Belum diketahui pasti, apakah hal itu akibat hasil tangkap berkurang atau kondisi pasar memang lesu.
Ikan tuna segar maupun yang sudah dibekukan merupakan salah satu andalan ekspor Bali, selain pakaian jadi dan kerajinan berbahan baku kayu. Semuanya berkurang dalam meraih devisa, begitu pula ikan tangkapan nelayan juga menurun.
Realisasi ekspor tuna segar maupun yang sudah dibekukan hanya 6.706 ton seharga 34 juta dolar AS selama Januari-Mei 2011. Volumenya melorot hingga 18 persen dari sebelumnya mencapai 8.183 ton.
Harga tuna di pasaran ekspor terutama Jepang dan AS masih tetap stabil, namun perolehan devisanya turun enam persen. Dari sebanyak 36,2 juta dolar lima bulan awal 2010 menjadi 34 juta dolar periode sama 2011.
Bagiada mengatakan, khusus peranan tuna segar dalam perolehan devisa nonmigas Bali adalah 15,5 persen dari seluruhnya yang bernilai 214,5 juta dolar atau nomor dua setelah pakaian jadi sebesar 27,8 persen.
Ikan kerapu yang merupakan mata dagangan jenis baru dari Bali juga memberikan andil besar pada kelompok ini, yakni seharga 4,2 juta dolar hasil pengapalan 873 ton dengan negara tujuan utama China, Taiwan dan Jepang.
Bali mengekspor sedikitnya sebelas jenis ikan ke pasaran ekspor, namun kebanyakan nilainya di bawah satu juta dolar akibat pengiriman ke negara tujuan masih mengandalkan pasokan dari nelayan di Jawa.
Kepiting yang diperdagangkan ke luar negeri misalnya, kebanyakan hasil produksi daerah lain. Kepiting produksi petani nusantara yang diekspor lewat Bali itu, memperoleh devisa 108 dolar selama Januari-Mei 2011.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011