Jakarta (Antaranews Bali) - Tim Kampanye Nasional Prabowo - Sandiaga Uno mengusulkan agar debat kandidat pemilihan umum presiden 2019 digelar di kampus universitas dan melibatkan diialog dengan akademisi serta mahasiswa-mahasiswi.
Koordinator Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandi Danhil Anzar Simanjuntak melalui pesan singkat diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan dosen dan mahasiswa-mahasiswi terpilih perlu diberi kesempatan untuk mengkritisi gagasan masing-masing capres dan cawapres. Namun harus dipastikan bahwa dosen dan mahasiswa-mahasiswi yang terlibat debat kandidat Pilpres tersebut tidak bukan bagian dari politik praktis.
"Kami mengusulkan debat digelar di kampus terpilih, diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan "menguliti" semua visi-misi kandidat, dan disiarkan langsung di televisi-televisi nasional, tidak perlu menghadirkan para pendukung di hotel misalnya jadi lebih ekonomis dan efisien," kata Danhil.
Danhil juga menyampaikan usulan tersebut dalam sebuah diskusi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Danhil mengatakan jika usulan tersebut direalisasikan, maka Indonesia telah meningkatkan kualitas demokrasinya.
Menurut dia, debat kandidat Pilpres yang biasanya digelar di hotel tidak kondusif karena suasana debat kerap terganggu oleh sorak-sorai pendukung kandidat. Alhasil kontestasi gagasan kurang berjalan lancar. Selain itu debat yang digelar di hotel juga akan membutuhkan dana yang lebih besar dibanding digelar di kampus universitas.
"Daripada debat di hotel yang datang pendukung itu susah tertibnya teriak-teriak segala macam. Paling penting apa, paling penting TV menyiarkan langsung dan tidak ada yang berisik-berisik," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Koordinator Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandi Danhil Anzar Simanjuntak melalui pesan singkat diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan dosen dan mahasiswa-mahasiswi terpilih perlu diberi kesempatan untuk mengkritisi gagasan masing-masing capres dan cawapres. Namun harus dipastikan bahwa dosen dan mahasiswa-mahasiswi yang terlibat debat kandidat Pilpres tersebut tidak bukan bagian dari politik praktis.
"Kami mengusulkan debat digelar di kampus terpilih, diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan "menguliti" semua visi-misi kandidat, dan disiarkan langsung di televisi-televisi nasional, tidak perlu menghadirkan para pendukung di hotel misalnya jadi lebih ekonomis dan efisien," kata Danhil.
Danhil juga menyampaikan usulan tersebut dalam sebuah diskusi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Danhil mengatakan jika usulan tersebut direalisasikan, maka Indonesia telah meningkatkan kualitas demokrasinya.
Menurut dia, debat kandidat Pilpres yang biasanya digelar di hotel tidak kondusif karena suasana debat kerap terganggu oleh sorak-sorai pendukung kandidat. Alhasil kontestasi gagasan kurang berjalan lancar. Selain itu debat yang digelar di hotel juga akan membutuhkan dana yang lebih besar dibanding digelar di kampus universitas.
"Daripada debat di hotel yang datang pendukung itu susah tertibnya teriak-teriak segala macam. Paling penting apa, paling penting TV menyiarkan langsung dan tidak ada yang berisik-berisik," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018