Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Bali melalui Kegiatan Koordinasi Pengelolaan Program Kali Bersih (Prokasih) melaksanakan lomba sungai bersih yang diikuti oleh 20 desa dan kelurahan yang memiliki aliran sungai.
"Kegiatan lomba ini untuk meminimalkan ancaman terhadap pencemaran air sungai. Karena laju pertumbuhan penduduk yang tinggi terjadi degradasi kualitas air sungai," kata Ketua Panitia Penobatan Juara Kali Bersih, Ni Made Reti di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan lomba tersebut merupakan salah satu strategi dalam pengelolaan sungai. Keterlibatan masyarakat dalam menjaga air sungai menjadi sangat penting, sehingga tidak hanya membebani pemerintah. Dengan partisipasi masyarakat diharapkan dapat saling menguntungkan antar-komponen yang ada, yakni pemerintah dan masyarakat.
"Untuk mewujudkan upaya pengendalian pencemaran air sungai, Pemkot Denpasar telah memiliki program kali bersih (prokasih). Melalui program tersebut digelar lomba sungai bersih," ujarnya.
Selain menggelar lomba sungai bersih, Kata Made Reti, pihaknya juga sudah mengadakan sekolah sungai yang diikuti oleh 20 sekolah di Denpasar. Pada tingkat SMP sebanyak tujuh sekolah dan SD terdapat 13 sekolah.
Sementara itu, Kepala DLHK Kota Denpasar I Ketut Wisada mengatakan Denpasar yang tumbuh dengan pesat menjadi kota metropolitan juga muncul dampaknya. Salah satunya, yakni terjadinya penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran udara, tanah dan air. Ini merupakan persoalan universal yang saling terkait satu dengan yang lainnya.
Karena itu, kata dia, untuk bisa tetap menjaga keseimbangan lingkungan hidup, pemanfaatan dan penggunaannya harus dilakukan secara bijaksana. Demikian pula dalam kaitannya untuk mengurangi pencemaran air, harus ada langkah yang lebih gencar untuk melakukan hal-hal yang mampu mengurangi pencemaran tersebut.
"Lomba sungai bersih ini merupakan salah satu upaya menuju ke arah sana, yakni kualitas sungai menjadi bersih dan asri," kata Ketut Wisada.
Setelah tim melakukan penilaian, poin tertinggi diraih oleh Kelurahan Penatih (Sungai/Tukad Buluh) dengan skor 25,47, disusul Desa Padangsambian Kaja (Tukad Mati bagian tengah) 24,63, poin ketiga diraih Kelurahan Kesiman (Tukad Pendem) dengan skor 24,10.
Selanjutnya, Kelurahan Sumerta (Tukad Lobong) 23,59, berikutnya Kelurahan Ubung ((Tukad Mati tengah) 23,45 dan posisi keenam diraih Desa Dauh Puri Kaja (Tukad Tagtag) dengan skor 22,42. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kegiatan lomba ini untuk meminimalkan ancaman terhadap pencemaran air sungai. Karena laju pertumbuhan penduduk yang tinggi terjadi degradasi kualitas air sungai," kata Ketua Panitia Penobatan Juara Kali Bersih, Ni Made Reti di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan lomba tersebut merupakan salah satu strategi dalam pengelolaan sungai. Keterlibatan masyarakat dalam menjaga air sungai menjadi sangat penting, sehingga tidak hanya membebani pemerintah. Dengan partisipasi masyarakat diharapkan dapat saling menguntungkan antar-komponen yang ada, yakni pemerintah dan masyarakat.
"Untuk mewujudkan upaya pengendalian pencemaran air sungai, Pemkot Denpasar telah memiliki program kali bersih (prokasih). Melalui program tersebut digelar lomba sungai bersih," ujarnya.
Selain menggelar lomba sungai bersih, Kata Made Reti, pihaknya juga sudah mengadakan sekolah sungai yang diikuti oleh 20 sekolah di Denpasar. Pada tingkat SMP sebanyak tujuh sekolah dan SD terdapat 13 sekolah.
Sementara itu, Kepala DLHK Kota Denpasar I Ketut Wisada mengatakan Denpasar yang tumbuh dengan pesat menjadi kota metropolitan juga muncul dampaknya. Salah satunya, yakni terjadinya penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran udara, tanah dan air. Ini merupakan persoalan universal yang saling terkait satu dengan yang lainnya.
Karena itu, kata dia, untuk bisa tetap menjaga keseimbangan lingkungan hidup, pemanfaatan dan penggunaannya harus dilakukan secara bijaksana. Demikian pula dalam kaitannya untuk mengurangi pencemaran air, harus ada langkah yang lebih gencar untuk melakukan hal-hal yang mampu mengurangi pencemaran tersebut.
"Lomba sungai bersih ini merupakan salah satu upaya menuju ke arah sana, yakni kualitas sungai menjadi bersih dan asri," kata Ketut Wisada.
Setelah tim melakukan penilaian, poin tertinggi diraih oleh Kelurahan Penatih (Sungai/Tukad Buluh) dengan skor 25,47, disusul Desa Padangsambian Kaja (Tukad Mati bagian tengah) 24,63, poin ketiga diraih Kelurahan Kesiman (Tukad Pendem) dengan skor 24,10.
Selanjutnya, Kelurahan Sumerta (Tukad Lobong) 23,59, berikutnya Kelurahan Ubung ((Tukad Mati tengah) 23,45 dan posisi keenam diraih Desa Dauh Puri Kaja (Tukad Tagtag) dengan skor 22,42. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018