Denpasar (Antaranews Bali) - Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar berupaya untuk menargetjan posisi unggulan dan setara dengan sejumlah universitas terkemuka di Tanah Air seiring dengan Dies Natalis ke-55 kampus setempat.
"Kegiatan (dies natalis) ini tidak hanya seremonial, tetapi bagaimana kami melihat capaian Unhi Denpasar dan menjadi acuan seluruh civitas akademika Unhi Denpasar untuk mencapai visi menjadi universitas unggulan di Indonesia," kata Rektor Unhi Denpasar Prof Dr drh I Made Damriyasa, di Denpasar, Rabu.
Disela-sela Peringatan Dies Natalis kampus setempat, Prof Damriyasa menjelaskan Dies Natalis menjadi momentum untuk mengevaluasi diri dalam pencapaian kampus setempat selama 55 tahun melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Yang tidak kalah penting, merancang rencana strategis setidaknya untuk lima tahun kedepan. Dalam waktu dekat, kami ingin memosisikan Unhi setara dengan universitas terkenal di Indonesia karena ini sudah jadi komitmen civitas akademika yang diwujudkan dengan visi dan misi universitas," ucapnya.
Saat ini, pihaknya juga sedang menyusun rencana strategis 2019-2023, yang didalamnya mengatur jelas apa yang dicapai setiap tahunnya dengan indikator yang terukur.
Indikator terukur itu, diantaranya dilihat dari indikator jumlah guru besar, jumlah doktor yang ingin dimiliki, jumlah publikasi internasional yang ingin diterbitkan dan sebagainya.
Prof Damriyasa tidak memungkiri bahwa jumlah guru besar di Unhi Denpasar yang ada saat ini hanya tujuh orang, dibandingkan dengan jumlah total dosen masih kurang jika dilihat dari rasio standar pendidikan tinggi yang dipersyaratkan minimal 15 persen dari jumlah dosen.
"Meskipun demikian, untuk jumlah dosen yang berkualifikasi S3 dan S2 sudah sesuai dengan standar nasional. Selain itu, kami juga terus mendorong adanya program-program yang dapat memacu program studi untuk meningkatkan akreditasi, termasuk meningkatkan akreditasi institusi dari saat ini B menjadi A," katanya.
Dia menambahkan, yang tidak kalah penting diperhatikan untuk meningkatkan akreditasi yakni mengenai publikasi internasional yang dihasilkan, serta jumlah sitasi (kutipan) yang dilakukan peneliti lain terhadap publikasi yang dihasilkan dosen Unhi Denpasar.
Sementara itu, Gubernur Bali periode 2008-2018 Made Mangku Pastika menyampaikan orasi ilmiah pada Dies Natalis yang juga dihadiri oleh perwakilan Pemprov Bali, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, serta para mahasiswa dan undangan lainnya itu.
Pastika berharap Unhi Denpasar dapat terus melangkah maju, apalagi ditengah usia 55 tahun yang dinilai telah memiliki pengalaman yang panjang.
"Satu-satunya universitas di Indonesia yang memakai nama Hindu adalah Unhi, ini kebanggan kita. Jadi, harapannya jangan sampai rusak dan hancur," ucapnya yang juga mantan Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi yang menaungi Unhi Denpasar itu.
Dalam kesempatan itu, Unhi Denpasar juga meluncurkan manajemen sistem informasi "Sruti" atau Sistem Informasi Universitas Terintegrasi dan jurnal internasional "Inter-Religious and Culture Studies". (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kegiatan (dies natalis) ini tidak hanya seremonial, tetapi bagaimana kami melihat capaian Unhi Denpasar dan menjadi acuan seluruh civitas akademika Unhi Denpasar untuk mencapai visi menjadi universitas unggulan di Indonesia," kata Rektor Unhi Denpasar Prof Dr drh I Made Damriyasa, di Denpasar, Rabu.
Disela-sela Peringatan Dies Natalis kampus setempat, Prof Damriyasa menjelaskan Dies Natalis menjadi momentum untuk mengevaluasi diri dalam pencapaian kampus setempat selama 55 tahun melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Yang tidak kalah penting, merancang rencana strategis setidaknya untuk lima tahun kedepan. Dalam waktu dekat, kami ingin memosisikan Unhi setara dengan universitas terkenal di Indonesia karena ini sudah jadi komitmen civitas akademika yang diwujudkan dengan visi dan misi universitas," ucapnya.
Saat ini, pihaknya juga sedang menyusun rencana strategis 2019-2023, yang didalamnya mengatur jelas apa yang dicapai setiap tahunnya dengan indikator yang terukur.
Indikator terukur itu, diantaranya dilihat dari indikator jumlah guru besar, jumlah doktor yang ingin dimiliki, jumlah publikasi internasional yang ingin diterbitkan dan sebagainya.
Prof Damriyasa tidak memungkiri bahwa jumlah guru besar di Unhi Denpasar yang ada saat ini hanya tujuh orang, dibandingkan dengan jumlah total dosen masih kurang jika dilihat dari rasio standar pendidikan tinggi yang dipersyaratkan minimal 15 persen dari jumlah dosen.
"Meskipun demikian, untuk jumlah dosen yang berkualifikasi S3 dan S2 sudah sesuai dengan standar nasional. Selain itu, kami juga terus mendorong adanya program-program yang dapat memacu program studi untuk meningkatkan akreditasi, termasuk meningkatkan akreditasi institusi dari saat ini B menjadi A," katanya.
Dia menambahkan, yang tidak kalah penting diperhatikan untuk meningkatkan akreditasi yakni mengenai publikasi internasional yang dihasilkan, serta jumlah sitasi (kutipan) yang dilakukan peneliti lain terhadap publikasi yang dihasilkan dosen Unhi Denpasar.
Sementara itu, Gubernur Bali periode 2008-2018 Made Mangku Pastika menyampaikan orasi ilmiah pada Dies Natalis yang juga dihadiri oleh perwakilan Pemprov Bali, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, serta para mahasiswa dan undangan lainnya itu.
Pastika berharap Unhi Denpasar dapat terus melangkah maju, apalagi ditengah usia 55 tahun yang dinilai telah memiliki pengalaman yang panjang.
"Satu-satunya universitas di Indonesia yang memakai nama Hindu adalah Unhi, ini kebanggan kita. Jadi, harapannya jangan sampai rusak dan hancur," ucapnya yang juga mantan Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi yang menaungi Unhi Denpasar itu.
Dalam kesempatan itu, Unhi Denpasar juga meluncurkan manajemen sistem informasi "Sruti" atau Sistem Informasi Universitas Terintegrasi dan jurnal internasional "Inter-Religious and Culture Studies". (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018