Bangli (Antaranews Bali) - Kepala BPJS Kesehatan Klungkung Endang Triana Simanjuntak yang membawahi pelayanan kesehatan di kabupaten Bangli mengungkapkan tunggakan peserta BPJS Kesehatan pada posisi 13 September 2018 mencapai lebih Rp2,66 miliar, yang dinilai mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat.

"Di kabupaten Bangli, peserta BPJS Kesehatan yang paling banyak menunggak bayar iuran adalah peserta kelas III, ada 4.402 peserta atau 57,4 persen dari 7.666 peserta menunggak senilai Rp818,8 juta, kata Endang, saat rapat dengar pendapatan dengan DPRD Bangli, Senin, di Bangli.

Dalam rapat antara DPRD Bangli dipimpin Ketuanya, Ngakan Kuta Parwatha, Wakil Ketua DPRD Bangli, I Nyoman Basma, dan I Komang Carles, Kepala BPJS Kesehatan cabang Klungkung itu mengungkapkan lebih lanjut, ada 1.878 peserta kelas II atau 24,5 persen dari 7.666 jiwa menunggak pembayaran iuran sebesar Rp790,8 juta.

Ada 1.386 peserta kelas 1 atau 18,08 persen dari 7.666 peserta menunggak pembayaran iuran sebesar Rp1,05 miliar. Totalnya tunggakan lebih Rp2,66 miliar.

"Ada beberapa upaya BPJS agar pembayaran oleh peserta lancar, agar pelayanan kesehatan maksimal, di antaranya melakukan pendekatan kepada Pemkab untuk dapat segera pembayaran UHC (universal health coverage), kemudian kita punya kader JKN yang datang ke rumah peserta menunggak untuk membayar iuran. Ini terbukti efektif,"ujarnya.

"Kami melakukan penagihan via telepon, selain itu kami juga mendorong Pemkab bikin aturan sanksi pelayanan public bagi peserta penunggak," ujar dia.

Untuk Bangli, jumlah penduduk sebanyak 265.380 orang, yang mengikut jaminan kesehatan nasional (JKN) sebanyak 164.666 orang, dan belum ikut JKN sebanyak 100.714 orang. (WDY)

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018