Denpasar (Antaranews Bali) - Wali Kota Denpasar, Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menyatakan gamelan sebagai salah satu warisan tak benda budaya yang berkembang di berbagai wilayah di Tanah Air, termasuk di Kota Denpasar dan Bali pada umumnya, telah diinskripsi pada daftar warisan budaya tak benda oleh Komite Unesco.
"Kami apresiasi jika gamelan diinskripsi pada daftar warisan budaya tak benda oleh Komite UNESCO, karena gamelan memang telah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang adhiluhung," kata Rai Mantra saat menerima kedatangan Ketua Tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ihya Ulumuddin, di kawasan Tukad Bindu Kecamatan Denpasar Timur, Bali, Minggu.
Wali Kota Rai Mantra mengatakan kalau gamelan Bali memang memiliki ciri khas tersendiri. Karena seperangkat instrumen tersebut sebagai pengiring upacara adat dan keagamaan di Bali, dan keberadaan gamelan sebagai bagian dari "Panca Gita" yang harus tetap dilestarikan.
Didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar I Gusti Ngurah Bagus Mataram, Wali Kota Rai Mantra mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada pihak kementerian karena telah mengajukan gamelan sebagai salah satu warisan tak benda ke UNESCO.
Selain itu, kata dia, UNESCO sebelumnya juga sudah menetapkan "Subak, Tari Baris Cina (Desa Renon dan Sanur), Tari Baris Wayang (Banjar Lumintang), Tari Legong Keraton, Basmerah dan Tradisi Ngerebong (Desa Kesiman)" sebagai warisan dunia.
"Kedepan kami berharap tim dari Kementerian Dikbud bisa meninjau kembali, karena kami di Bali dan Denpasar pada khususnya memiliki berbagai macam tradisi dan budaya yang mungkin nantinya bisa diusulkan ke UNESCO agar bisa ditetapkan juga sebagai warisan budaya dunia sebagai penyemangat bagi pelaku seni, masyarakat dan penggiatnya," ucap Rai Mantra.
Sementara itu, Ketua Tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ihya Ulumuddin mengatakan sebenarnya pihaknya sudah menyepakati apa yang disampaikan oleh Dewan Pakar dan Menteri Dikbud terkait dengan gamelan yang akan di ajukan ke UNESCO menjadi salah satu warisan budaya dunia, selain Reog Ponorogo dan Kulintang.
Ihya Ulumuddin lebih lanjut mengatakan hal tersebut juga telah disepakati bersama tim ahli, bahwa gamelan yang akan diusulkan. Sehingga dengan demikian pihaknya melakukan beberapa pengujian seperti Bali, Jawa, Sunda, Sumatera dan Kalimantan.
Salah satu indikator yang menjadi penilaiannya, yakni karakteristik tertentu yang menjadi sebuah kekuatan dari sebuah komunitas untuk bisa mewariskan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
"Kami berharap tidak hanya sebatas warisan budaya dunia yang akan diajukan ke UNESCO, namun warisan budaya yang patut menjadi perhatian di masyarakat lokal, nasional hingga dunia untuk terus berkembang secara baik dan diperaktekan pada masyarakat. Kami kesini sekaligus bertujuan untuk menggali data dan mengambil gambar secara visual," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami apresiasi jika gamelan diinskripsi pada daftar warisan budaya tak benda oleh Komite UNESCO, karena gamelan memang telah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang adhiluhung," kata Rai Mantra saat menerima kedatangan Ketua Tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ihya Ulumuddin, di kawasan Tukad Bindu Kecamatan Denpasar Timur, Bali, Minggu.
Wali Kota Rai Mantra mengatakan kalau gamelan Bali memang memiliki ciri khas tersendiri. Karena seperangkat instrumen tersebut sebagai pengiring upacara adat dan keagamaan di Bali, dan keberadaan gamelan sebagai bagian dari "Panca Gita" yang harus tetap dilestarikan.
Didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar I Gusti Ngurah Bagus Mataram, Wali Kota Rai Mantra mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada pihak kementerian karena telah mengajukan gamelan sebagai salah satu warisan tak benda ke UNESCO.
Selain itu, kata dia, UNESCO sebelumnya juga sudah menetapkan "Subak, Tari Baris Cina (Desa Renon dan Sanur), Tari Baris Wayang (Banjar Lumintang), Tari Legong Keraton, Basmerah dan Tradisi Ngerebong (Desa Kesiman)" sebagai warisan dunia.
"Kedepan kami berharap tim dari Kementerian Dikbud bisa meninjau kembali, karena kami di Bali dan Denpasar pada khususnya memiliki berbagai macam tradisi dan budaya yang mungkin nantinya bisa diusulkan ke UNESCO agar bisa ditetapkan juga sebagai warisan budaya dunia sebagai penyemangat bagi pelaku seni, masyarakat dan penggiatnya," ucap Rai Mantra.
Sementara itu, Ketua Tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ihya Ulumuddin mengatakan sebenarnya pihaknya sudah menyepakati apa yang disampaikan oleh Dewan Pakar dan Menteri Dikbud terkait dengan gamelan yang akan di ajukan ke UNESCO menjadi salah satu warisan budaya dunia, selain Reog Ponorogo dan Kulintang.
Ihya Ulumuddin lebih lanjut mengatakan hal tersebut juga telah disepakati bersama tim ahli, bahwa gamelan yang akan diusulkan. Sehingga dengan demikian pihaknya melakukan beberapa pengujian seperti Bali, Jawa, Sunda, Sumatera dan Kalimantan.
Salah satu indikator yang menjadi penilaiannya, yakni karakteristik tertentu yang menjadi sebuah kekuatan dari sebuah komunitas untuk bisa mewariskan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
"Kami berharap tidak hanya sebatas warisan budaya dunia yang akan diajukan ke UNESCO, namun warisan budaya yang patut menjadi perhatian di masyarakat lokal, nasional hingga dunia untuk terus berkembang secara baik dan diperaktekan pada masyarakat. Kami kesini sekaligus bertujuan untuk menggali data dan mengambil gambar secara visual," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018