Jakarta (Antaranews Bali) - Konstruksi pondasi sarang laba-laba (KSLL) untuk bangunan bertingkat yang merupakan hasil inovasi putra bangsa Indonesia dinilai memiliki kekuatan ketahanan beban tinggi dan tahan terhadap gempa bumi.
"Pondasi KSLL ini terbukti memiliki banyak kelebihan dan tahan gempa sehingga cocok untuk pondasi bangunan bertingkat di daerah yang memiliki potensi gempa tinggi," kata Konsultan Senior Bandara dan Pelabuhan Andi Rukmo ketika dihubungi melalui telepon selulernya, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan dirinya sudah menangani KSLL sejak tahun 1990-an dan memiliki pengalaman dengan konstruksi pondasi tersebut pada pembangunan Bandara Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau.
Bandara Hang Nadim, kata dia, pondasinya menggunakan KSLL dan di atasnya dibangun bangunan bertingkat oleh kontraktor dari Korea.
Menurut Andi, konsep KSLL yang ditemukan oleh Ir Ryantori dan Ir Soetjipto memiliki banyak kelebihan karena materialnya tidak mahal dan kuat. Penemuan tersebut, kata dia, sudah didaftarkan patennya ke Kementerian Hukum dan HAM dan patennya dipegang oleh PT Katama Surya Bumi.
"Namun, Ryantori tidak membuka perhitungan KSLL untuk melindungi hasil temuannya," katanya.
Andi menegaskan, dengan perhitungan yang cermat, Bandara Hang Nadim Batam terbukti sudah berdiri selama 24 tahun dan tidak mengalami kendala apa pun. KSLL, kata dia, juga digunakan untuk pembangunan pelataran pesawat (apron) dan landasan gelinding (taxiway) di Bandara Tarakan Kalimantan Utara.
"Sudah dilakukan uji ketahanan beban pada dua bandara tersebut dan hasilnya baik," katanya.
Andi Rukmono menjelaskan, pembangunan apron harus memenuhi syarat ketahanan beban sebagai daya dukung bandara. oleh karena itu, dilakukan uji ketahanan beban oleh perusahaan nasional maupun maupun perusahaan asing.
"Pernah dilakukan uji coba ketahanan beban oleh perusahaan nasional dengan menggunakan beban statis maupun dengan beban beroda seberat 30 ton, dan hasilnya baik," katanya.
Perusahaan konsultan dari Inggris, kata dia, juga pernah menguji ketahanan beban di dua bandara tersebut menggunakan alat dan hasilnya terbukti baik.
Menurut dia, KSLL juga bisa digunakan untuk pembangunan fondasi pada pelabuhan laut, terutama di daerah yang tanahnya lunak, karena hasilnya akan lebih baik.
"KSLL juga digunakan untuk bangunan di daerah yangt memiliki potensi gempa bumi tinggi, seperti di Sumatera Barat dan Lombok," katanya.
Andi mengakui KSLL dan konsep cakar ayam adalah dua karya putra bangsa Indonesia di bidang konstruksi yang layak menjadi rekomendasi di dunia internasional.
"Pemerintah Indonesia bisa mengusulkan dua temuan konstruksi ini ke dunia internasional untuk pembangunan bandara dan pelabuhan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Pondasi KSLL ini terbukti memiliki banyak kelebihan dan tahan gempa sehingga cocok untuk pondasi bangunan bertingkat di daerah yang memiliki potensi gempa tinggi," kata Konsultan Senior Bandara dan Pelabuhan Andi Rukmo ketika dihubungi melalui telepon selulernya, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan dirinya sudah menangani KSLL sejak tahun 1990-an dan memiliki pengalaman dengan konstruksi pondasi tersebut pada pembangunan Bandara Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau.
Bandara Hang Nadim, kata dia, pondasinya menggunakan KSLL dan di atasnya dibangun bangunan bertingkat oleh kontraktor dari Korea.
Menurut Andi, konsep KSLL yang ditemukan oleh Ir Ryantori dan Ir Soetjipto memiliki banyak kelebihan karena materialnya tidak mahal dan kuat. Penemuan tersebut, kata dia, sudah didaftarkan patennya ke Kementerian Hukum dan HAM dan patennya dipegang oleh PT Katama Surya Bumi.
"Namun, Ryantori tidak membuka perhitungan KSLL untuk melindungi hasil temuannya," katanya.
Andi menegaskan, dengan perhitungan yang cermat, Bandara Hang Nadim Batam terbukti sudah berdiri selama 24 tahun dan tidak mengalami kendala apa pun. KSLL, kata dia, juga digunakan untuk pembangunan pelataran pesawat (apron) dan landasan gelinding (taxiway) di Bandara Tarakan Kalimantan Utara.
"Sudah dilakukan uji ketahanan beban pada dua bandara tersebut dan hasilnya baik," katanya.
Andi Rukmono menjelaskan, pembangunan apron harus memenuhi syarat ketahanan beban sebagai daya dukung bandara. oleh karena itu, dilakukan uji ketahanan beban oleh perusahaan nasional maupun maupun perusahaan asing.
"Pernah dilakukan uji coba ketahanan beban oleh perusahaan nasional dengan menggunakan beban statis maupun dengan beban beroda seberat 30 ton, dan hasilnya baik," katanya.
Perusahaan konsultan dari Inggris, kata dia, juga pernah menguji ketahanan beban di dua bandara tersebut menggunakan alat dan hasilnya terbukti baik.
Menurut dia, KSLL juga bisa digunakan untuk pembangunan fondasi pada pelabuhan laut, terutama di daerah yang tanahnya lunak, karena hasilnya akan lebih baik.
"KSLL juga digunakan untuk bangunan di daerah yangt memiliki potensi gempa bumi tinggi, seperti di Sumatera Barat dan Lombok," katanya.
Andi mengakui KSLL dan konsep cakar ayam adalah dua karya putra bangsa Indonesia di bidang konstruksi yang layak menjadi rekomendasi di dunia internasional.
"Pemerintah Indonesia bisa mengusulkan dua temuan konstruksi ini ke dunia internasional untuk pembangunan bandara dan pelabuhan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018