Singaraja (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengukuhkan sebanyak 286 siswa baru tahun pelajaran 2018/2019 di SMAN dan SMKN Bali Mandara yang merupakan sekolah unggulan milik pemprov setempat.
"Banyak yang salah persepsi sekolah ini hanya menerima siswa yang memenuhi syarat pintar tetapi miskin, itu salah, kita tetap menerima siswa dengan syarat utama harus miskin walaupun tingkat kecerdasannya kurang," katanya saat acara pengukuhan atau inagurasi 286 siswa SMAN dan SMKN Bali Mandara, di Singaraja, Buleleng, Selasa.
Menurut dia, kemiskinan menjadi halangan seseorang untuk maju, terkadang banyak siswa yang pintar tetapi karena mereka miskin akhirnya tidak bisa melanjutkan pendidikan.
"Di sinilah peranan kita, mendidik mereka yang tingkat kecerdasannya kurang agar bisa menjadi pintar. Kita patut berbangga, tiga tahun digembleng, keluar dari sini mereka bisa sukses. Itulah prestasi sebenarnya," ujarnya.
Pastika menambahkan, mungkin banyak sekolah yang bagus dan melahirkan siswa-siswa pintar, namun itu juga karena siswa mereka pilihan dicari NEMnya yang tertinggi.
"Di sini kita harus buktikan, kemiskinan bukan halangan untuk bangkit. Asal diberikan kesempatan, saya yakin kalian pasti mampu," ucapnya.
Mantan Kapolda Bali itu berharap para siswa baru bisa bercermin dari prestasi yang sudah ditorehkan para seniornya agar bisa berprestasi lebih baik lagi.
"Di sini kalian adalah satu, sebagai keluarga, jaga kekompakan, tiru prestasi kakak-kakak kelas kalian yang sudah sukses di tingkat nasional maupun internasional. Itu sebagai inspirasi dan motivasi agar bisa berprestasi lebih baik. Ingat kalian dibiayai dari uang rakyat Bali, jadi kalian harus bisa pertangungjawabkan," kata Pastika.
Sementara itu, Kepala SMAN Bali Mandara Nyoman Darta menyampaikan siswa baru sebanyak 286 orang yang diterima pada tahun ajaran kali ini berasal dari seleksi pelamar sebanyak 1.245 orang.
Seleksi yang diberlakukan cukup ketat, para pelamar awal yang berasal dari SMP se-Bali mendaftarkan 10 siswanya yang tergolng termiskin, kemudian mendapat "home visit" ke rumah masing-masing pelamar untuk dicek kondisi ekonominya, selanjutnya diundang dalam acara "bootcamp" selama 40 hari, hingga tahap akhir penetapan siswa yang diterima.
Dari total siswa yang diterima untuk siswa SMAN Bali Mandara sebanyak 131 orang, dan SMKN Bali Mandara sebanyak 155 orang.
Para siswa terpilih dari kabupaten/kota se-Bali diantaranya dari Kabupaten Buleleng sebanyak 171 orang, Karangasem 44 orang, Bangli 19 orang, Tabanan 17 orang, Gianyar 10 orang, Klungkung 9 orang, Jembrana 6 orang, serta Kabupaten Badung dan Kota Denpasar masing-masing 5 orang.
Seusai menghadiri acara inagurasi, Gubernur Pastika juga berkesempatan memberikan Kuliah Umum kepada mahasiswa baru STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang turut dirangkaikan dengan penyerahan hibah gedung Rektorat.
Pada kesempatan itu Pastika berharap kepada para mahasiswa agar belajar agama secara mendalam sehingga bisa memahami makna ajaran agama Hindu yang sesungguhnya, yang bisa dipahami secara logika dan pengetahuan, bukan tahayul ataupun mistik.
Tak hanya itu, Pastika juga mengkritisi metode mengajar para dosen yang terkadang membosankan dan monoton sehingga pola pikir mahasiswa tidak berkembang.
"Saya yakin jika para mahasiswa diberikan materi terlalu banyak mereka akan bosan, jadi ubah polanya, gali pemikiran mereka, suruh mereka membuat pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak mereka ketahui tentang ajaran dan pelaksanaan agama Hindu," ujarnya.
Termasuk hal-hal yang mereka temui dan membuat mereka ragu, saat pertanyaan mereka terjawab maka wawasan mereka bertambah.
"Jangan biarkan pertanyaan-pertanyaan itu tumbuh tanpa ada jawaban, sehingga mereka pun bimbang dan dasar beragamanya tidak kuat, " ujar Pastika.
STAHN Mpu Kuturan yang diketuai oleh Prof Dr I Made Suweta saat ini sudah menamatkan siswa untuk angkatan yang ketiga kalinya, dan tahun ini siswanya sudah mencapai 800 orang lebih yang berasal tidak hanya dari Bali, namun juga dari seluruh Indonesia yang memeluk agama Hindu seperti Banyuwangi, Sulawesi Tenggara, Palembang dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Banyak yang salah persepsi sekolah ini hanya menerima siswa yang memenuhi syarat pintar tetapi miskin, itu salah, kita tetap menerima siswa dengan syarat utama harus miskin walaupun tingkat kecerdasannya kurang," katanya saat acara pengukuhan atau inagurasi 286 siswa SMAN dan SMKN Bali Mandara, di Singaraja, Buleleng, Selasa.
Menurut dia, kemiskinan menjadi halangan seseorang untuk maju, terkadang banyak siswa yang pintar tetapi karena mereka miskin akhirnya tidak bisa melanjutkan pendidikan.
"Di sinilah peranan kita, mendidik mereka yang tingkat kecerdasannya kurang agar bisa menjadi pintar. Kita patut berbangga, tiga tahun digembleng, keluar dari sini mereka bisa sukses. Itulah prestasi sebenarnya," ujarnya.
Pastika menambahkan, mungkin banyak sekolah yang bagus dan melahirkan siswa-siswa pintar, namun itu juga karena siswa mereka pilihan dicari NEMnya yang tertinggi.
"Di sini kita harus buktikan, kemiskinan bukan halangan untuk bangkit. Asal diberikan kesempatan, saya yakin kalian pasti mampu," ucapnya.
Mantan Kapolda Bali itu berharap para siswa baru bisa bercermin dari prestasi yang sudah ditorehkan para seniornya agar bisa berprestasi lebih baik lagi.
"Di sini kalian adalah satu, sebagai keluarga, jaga kekompakan, tiru prestasi kakak-kakak kelas kalian yang sudah sukses di tingkat nasional maupun internasional. Itu sebagai inspirasi dan motivasi agar bisa berprestasi lebih baik. Ingat kalian dibiayai dari uang rakyat Bali, jadi kalian harus bisa pertangungjawabkan," kata Pastika.
Sementara itu, Kepala SMAN Bali Mandara Nyoman Darta menyampaikan siswa baru sebanyak 286 orang yang diterima pada tahun ajaran kali ini berasal dari seleksi pelamar sebanyak 1.245 orang.
Seleksi yang diberlakukan cukup ketat, para pelamar awal yang berasal dari SMP se-Bali mendaftarkan 10 siswanya yang tergolng termiskin, kemudian mendapat "home visit" ke rumah masing-masing pelamar untuk dicek kondisi ekonominya, selanjutnya diundang dalam acara "bootcamp" selama 40 hari, hingga tahap akhir penetapan siswa yang diterima.
Dari total siswa yang diterima untuk siswa SMAN Bali Mandara sebanyak 131 orang, dan SMKN Bali Mandara sebanyak 155 orang.
Para siswa terpilih dari kabupaten/kota se-Bali diantaranya dari Kabupaten Buleleng sebanyak 171 orang, Karangasem 44 orang, Bangli 19 orang, Tabanan 17 orang, Gianyar 10 orang, Klungkung 9 orang, Jembrana 6 orang, serta Kabupaten Badung dan Kota Denpasar masing-masing 5 orang.
Seusai menghadiri acara inagurasi, Gubernur Pastika juga berkesempatan memberikan Kuliah Umum kepada mahasiswa baru STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang turut dirangkaikan dengan penyerahan hibah gedung Rektorat.
Pada kesempatan itu Pastika berharap kepada para mahasiswa agar belajar agama secara mendalam sehingga bisa memahami makna ajaran agama Hindu yang sesungguhnya, yang bisa dipahami secara logika dan pengetahuan, bukan tahayul ataupun mistik.
Tak hanya itu, Pastika juga mengkritisi metode mengajar para dosen yang terkadang membosankan dan monoton sehingga pola pikir mahasiswa tidak berkembang.
"Saya yakin jika para mahasiswa diberikan materi terlalu banyak mereka akan bosan, jadi ubah polanya, gali pemikiran mereka, suruh mereka membuat pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak mereka ketahui tentang ajaran dan pelaksanaan agama Hindu," ujarnya.
Termasuk hal-hal yang mereka temui dan membuat mereka ragu, saat pertanyaan mereka terjawab maka wawasan mereka bertambah.
"Jangan biarkan pertanyaan-pertanyaan itu tumbuh tanpa ada jawaban, sehingga mereka pun bimbang dan dasar beragamanya tidak kuat, " ujar Pastika.
STAHN Mpu Kuturan yang diketuai oleh Prof Dr I Made Suweta saat ini sudah menamatkan siswa untuk angkatan yang ketiga kalinya, dan tahun ini siswanya sudah mencapai 800 orang lebih yang berasal tidak hanya dari Bali, namun juga dari seluruh Indonesia yang memeluk agama Hindu seperti Banyuwangi, Sulawesi Tenggara, Palembang dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018