Gianyar (Antaranews Bali) - RSUD Sanjiwani Gianyar menjadi rumah sakit pertama yang dinilai tim juri dalam lomba Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (GRSSI-B) tingkat provinsi Bali.
Tim penilai yang dipimpin dr Iwan Darmawan MPH diterima oleh Asisten Adiministrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kababupaten Gianyar, I Wayan Suardana, S.Sos MAP didampingi Dirut RSUD Sanjiwani, dr. Upeksa di ruang pertemuan Graha Santi RSUD Sanjiwani Gianyar.
RSUD Sanjiwani Gianyar dari tahun ke tahun terus berbenah dan berupaya meningkatkan pelayanan kualitas hidup perempuan khususnya pada ibu bersalin, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi baru lahir.
Ketua GRSSI-B RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. Pande Made Angger P, M. Biomed, Sp. OG, mengatakan masih seperti tahun sebelumnya dengan moto Zero Materna dan Neonatal Death merupakan upaya dari RSUD Sanjiwani dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Harapannya adalah AKI dan AKB nol atau tidak ada kematian atau paling tidak menurunkan serendah rendahnya.
Selain itu program yang telah berjalan, menurut dr. Angger Sp.OG tahun 2018 untuk meningkatkan pelayanan, pihak rumah sakit telah berinovasi dengan program deteksi dini ibu hamil resiko tinggi berbasis pemberdayaan masyarakat.
Dengan bekerjasama dengan masyarakat khususnya ibu-ibu PKK, diharapkan mereka dapat mendeteksi jika ada kehamilan bersiko tinggi di wilayahnya.
"Tujuan kita tetap pada Zero Materna dan Neonatal Death, dengan bekerja sama dengan PKK desa kita harapkan kehamilan resiko tinggi dapat kita tekan, begitu pula dengan bayi kita memanfaatkan kader posyandu," jelas dr. Angger.
Dengan fasilitas gedung yang baru pelayanan di RSUD Sanjiwani juga semakin lengkap. RSUD juga dilengkapi dengan Poliklinik zeto maternal dan ada program tapis yaitu terapi antennal dan neonatal integrasi Sanjiwani.
Untuk kriteria puskesmas ini dinilai dengan menggunakan scoring yang disebut dengan sanjiwani scoring. Kriterianya adalah melalui tiga Tepat dan dua Lengkap. Tiga tepat meliputi tepat waktu, tepat tata laksana awal dan tepat sasaran. dan dua lengkapnya adalah adalah lengkap rujukan dan lengkap komunikasi.
Sementara itu Asisten I Setda kabupaten Gianyar, I wayan Suardana mengatakan Pemkab Gianyar sangat mendukung pemerintah dalam upaya menekan angka AKI dan AKB.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendukung program tersebut seperti peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit dan peningkatan mutu pelayanan melalui akreditasi puskesmas dan rumah sakit.
Ketua Tim GRSSIB Provinsi Bali yang diwakili oleh Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr.Iwan Darmawan MPH mengatakan, pemerintah berupaya meningkatkan kinerja pelayanan terdapa ibu dan bayi melalui lomba GRSSI-B.
Dengan dengan meningkatkan pelayanan di rumah sakit sebagi pusat rujukan KIA maka angka kematian ibu dan bayi diharapkan dapat ditekan serendah mungkin, ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Tim penilai yang dipimpin dr Iwan Darmawan MPH diterima oleh Asisten Adiministrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kababupaten Gianyar, I Wayan Suardana, S.Sos MAP didampingi Dirut RSUD Sanjiwani, dr. Upeksa di ruang pertemuan Graha Santi RSUD Sanjiwani Gianyar.
RSUD Sanjiwani Gianyar dari tahun ke tahun terus berbenah dan berupaya meningkatkan pelayanan kualitas hidup perempuan khususnya pada ibu bersalin, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi baru lahir.
Ketua GRSSI-B RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. Pande Made Angger P, M. Biomed, Sp. OG, mengatakan masih seperti tahun sebelumnya dengan moto Zero Materna dan Neonatal Death merupakan upaya dari RSUD Sanjiwani dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Harapannya adalah AKI dan AKB nol atau tidak ada kematian atau paling tidak menurunkan serendah rendahnya.
Selain itu program yang telah berjalan, menurut dr. Angger Sp.OG tahun 2018 untuk meningkatkan pelayanan, pihak rumah sakit telah berinovasi dengan program deteksi dini ibu hamil resiko tinggi berbasis pemberdayaan masyarakat.
Dengan bekerjasama dengan masyarakat khususnya ibu-ibu PKK, diharapkan mereka dapat mendeteksi jika ada kehamilan bersiko tinggi di wilayahnya.
"Tujuan kita tetap pada Zero Materna dan Neonatal Death, dengan bekerja sama dengan PKK desa kita harapkan kehamilan resiko tinggi dapat kita tekan, begitu pula dengan bayi kita memanfaatkan kader posyandu," jelas dr. Angger.
Dengan fasilitas gedung yang baru pelayanan di RSUD Sanjiwani juga semakin lengkap. RSUD juga dilengkapi dengan Poliklinik zeto maternal dan ada program tapis yaitu terapi antennal dan neonatal integrasi Sanjiwani.
Untuk kriteria puskesmas ini dinilai dengan menggunakan scoring yang disebut dengan sanjiwani scoring. Kriterianya adalah melalui tiga Tepat dan dua Lengkap. Tiga tepat meliputi tepat waktu, tepat tata laksana awal dan tepat sasaran. dan dua lengkapnya adalah adalah lengkap rujukan dan lengkap komunikasi.
Sementara itu Asisten I Setda kabupaten Gianyar, I wayan Suardana mengatakan Pemkab Gianyar sangat mendukung pemerintah dalam upaya menekan angka AKI dan AKB.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendukung program tersebut seperti peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit dan peningkatan mutu pelayanan melalui akreditasi puskesmas dan rumah sakit.
Ketua Tim GRSSIB Provinsi Bali yang diwakili oleh Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr.Iwan Darmawan MPH mengatakan, pemerintah berupaya meningkatkan kinerja pelayanan terdapa ibu dan bayi melalui lomba GRSSI-B.
Dengan dengan meningkatkan pelayanan di rumah sakit sebagi pusat rujukan KIA maka angka kematian ibu dan bayi diharapkan dapat ditekan serendah mungkin, ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018