Denpasar (Antaranews Bali) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menginginkan Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar dapat menjadi pelopor dalam bidang pemajuan kebudayaan di daerah setempat.

"Kalau sebelumnya ada yang berpandangan bahwa sejarah, adat dan kebudayaan itu sebagai bagian dari masa lalu, saya mau katakan sebaliknya bahwa kalau mau masa depan yang cerah, maka agama, adat, seni dan sejarah harus dikuasai," kata Hilmar Farid saat menjadi pembicara utama dalam seminar nasional di Kampus Unhi Denpasar, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, ketika bidang agama, adat, seni budaya dan sejarah dikuasai, maka diyakini manusia akan lebih solid dan lebih kuat pijakannya dalam mengarungi masalah masyarakat dan mencapai masa depan yang lebih baik.

Hilmar menyoroti di sejumlah wilayah di Tanah Air ada kecenderungan masyarakat mengalami krisis identitas, tetapi bersyukur di Bali hal itu relatif kecil karena persoalan adat dan budaya masih sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Selain itu, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia itu mengatakan di Bali manuskrip tentang berbagai bidang pengetahuan tradisional juga banyak tersimpan hingga tingkat rumah tangga.

Dia mencontohkan, mengenai ilmu kesehatan dalam masyarakat Bali (usada), jika itu dilakukan kajian-kajian yang baik oleh Unhi yang memiliki Fakultas Kesehatan Ayurweda, maka itu sangat penting artinya untuk kesehatan masyarakat Bali.

"Konsepnya bukan mengobati orang sakit, tetapi bagaimana menjaga kesehatan dalam keadaan yang baik," ucapnya pada Seminar Nasional bertajuk "Agama, Adat, Seni, dan Sejarah di Zaman Milineal" yang dibuka oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI I Ketut Widnya itu.

Selain itu, Hilmar juga mengharapkan agar tidak lagi ada pandangan yang membentur-benturkan bahwa orang yang menekuni adat, budaya dan sejarah akan jauh dari hidup sejahtera atau jauh dari hidup makmur.

"Kedepan, bagaimana image yang melekat itu dihapus bahwa kebudayaan bisa berdampingan dengan kemakmuran. Apalagi dengan adanya UU Pemajuan Kebudayaan sebagai terobosan atau alat untuk meletakkan bahwa kebudayaan bisa berjalan seiring dengan kemakmuran," ucapnya.

Kebudayaan dan kesejahteraan, lanjut dia, bukan saling mengalahkan dan menegasi, namun kebudayaan bisa menjadi pemandu.

Sementara itu, Rektor Unhi Denpasar Prof Dr drh I Made Damriyasa berharap lewat seminar tersebut dapat menjadi media komunikasi, tukar menukar kajian mengenai agama, seni dan budaya Bali.

"Ini sekaligus untuk membangun atmosfer akademik, baik untuk penerima lulusan maupun lembaga yang ada kaitannya dengan Unhi," ujarnya dalam seminar yang menghadirkan pembicara Prof Dr Ida Ayu Gde Yadnyawati (Guru Besar Unhi Denpasar), Dr I Dewa Ketut Budiana (Yayasan Pendidikan Widya Kerthi), Dr Kun Adnyana (ISI Denpasar), Dr I Nyoman Wijaya (Masyarakat Sejarawan Indonesia).(WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018