Denpasar (Antaranews Bali) - Kota Denpasar, Bali, mengalami inflasi sebesar 0,38 persen pada bulan Juni 2018, atau lebih rendah dibandingkan dengan tingkat nasional yang mencapai 0,59 persen.

"Inflasi pada bulan puasa dan Idul Fitri kali ini tergolong rendah, berkat lancarnya distribusi barang, dan arus mudik-balik Lebaran," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Nyoman Gede Subadri di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, perubahan pola konsumsi terkait momentum hari suci umat Islam itu tidak terlalu berdampak pada laju inflasi, sebab distribusi bahan pangan masuk ke Bali, dan penyaluran kebutuhan bahan pokok produksi lokal di Pulau Dewata berlangsung lancar

Capaian inflasi yang cukup rendah itu juga tidak jauh berbeda dengan momenm yang sama pada tahun sebelumnya.

I Nyoman Gede Subadri menjelaskan, inflasi yang tinggi di Bali selama ini sering kali dipengaruhi oleh faktor musim, harga dan pasokan cabai rawit, bawang merah, bawang putih serta beras.

Untuk itu Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, kabupaten/kota sejak dini mengantisipasi komoditas yang menyumbangkan terjadinya inflasi sehingga angka inflasi dapat ditekan sekecil mungkin, ujar I Nyoman Gede Subadri.

Kota Denpasar mengalami inflasi tahun kalender (Januari-Juni 2018) sebesar 2,18 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2018 terhadap Juni 2017 atau YoY) tercatat 3,48 persen.

Inflasi ditunjukkan oleh naiknya indeks pada tiga kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan yang tercatat mengalami inflasi 1,25 persen, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan inflasi 0,51 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,24 persen.

Di sisi lain periode yang sama, kelompok pengeluaran yang tercatat mengalami penurunan indeks atau mengalami deflasi adalah kelompok sandang 0,21 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,07 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,06 persen.

Pada periode yang sama hanya kelompok kesehatan tercatat tidak mengalami perubahan indeks (tetap)," ujar I Nyoman Gede Subadri.

Sementara itu, komoditas yang tercatat mengalami peningkatan harga atau memberikan sumbangan inflasi pada Juni 2018 antara lain, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan tongkol pindang, cabai rawit, pisang, dan tarif angkutan udara.

Komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau memberikan sumbangan deflasi antara lain bawang merah, cabai merah, beras, nangka muda, dan baju kaos berkerah.

Dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran suvei seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Tarakan (Kalimantan Utara) 2,71 persen dan terendah di Pekanbaru (Riau) dan Medan (Sumatera Utara) masing-masing 0,01 persen.

Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Denpasar menempati urutan ke-64 dari 82 kota yang mengalami inflasi, ujar Nyoman Gede Subadri. (ed)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018