Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang juga Presiden World Hindu Parisad (WHP) mengajak para cendekiawan dan tokoh agama untuk bersama-sama berjuang mengembalikan kejayaan Hindu.
"Tiap tahun jumlah penganut Hindu berkurang, apa yang terjadi dan apa yang harus kita lakukan? Itu yang perlu kita rumuskan," kata Pastika pada pembukaan World Hindu Wisdom Meet (WHWM) ke-6 Tahun 2018, di Denpasar, Sabtu.
Dia mengungkapkan, Hindu pernah menjadi agama terbesar pada masanya. Namun saat ini penganutnya makin berkurang hingga hanya menjadi nomor empat.
Mengutip data statistik dari sejumlah sumber, Pastika menyebut penganut Hindu saat ini hanya 15 persen dari penduduk dunia dan di Indonesia persentasenya tak lebih dari 1,69 persen.
"Untuk Bali memang masih mayoritas, yaitu 82 persen, namun perlu dicatat bahwa sebelumnya pernah mencapai 90 persen," ujarnya.
Data tersebut memberi gambaran bahwa agama Hindu tengah menghadapi persoalan serius. Jika tak segera dievaluasi, Pastika khawatir agama Hindu akan hilang secara perlahan-lahan.
Menyikapi hal tersebut, Pastika mengajak umat, khususnya kalangan pemuka agama, melakukan introspeksi internal. "Kalau anak-anak kita banyak yang pindah agama, itu salah kita sebagai orang tua. Jangan salahkan mereka atau pihak yang mengajak," katanya.
Menurut Pastika, banyak hal yang harus menjadi bahan perenungan. Para cendekiawan dan tokoh agama diminta menghentikan perdebatan karena hal itu membuat bingung kalangan muda.
"Kita harus menghentikan perdebatan tentang masa lalu. Memang, untuk memahami hidup sesekali kita perlu menengok ke belakang, namun jangan sering-sering. Saatnya kita melihat ke depan untuk menghadapi perubahan yang terjadi sedemikian cepat," ucap mantan Kapolda Bali itu.
Pastika menaruh harapan besar terhadap pelaksanaan WHMM ke-6 yang secara khusus mengangkat tema "Hindu for Better Life" atau Hindu untuk Kehidupan yang Lebih Baik.
Cendekiawan Hindu dari sejumlah negara yang hadir dalam pertemuan itu diharapkan menyumbangkan pemikiran segar dan praktis untuk dituangkan dalam buku manual "Hindu for Better Life" yang nantinya dapat dipedomani kalangan generasi muda.
Karena sejauh ini, sebagian umat, khususnya di Bali, masih berputar-putar pada level paling bawah, yaitu upacara sehingga mengesankan kalau Hindu itu rumit.
"Bukan berarti saya ingin menghilangkan upacara, tetapi mari kita rumuskan yang simpel dan mudah dipahami. Jangan buat Hindu itu rumit sehingga anak-anak kita bingung, ruwet, merasa berat dan akhirnya terbang," ujarnya.
Di sisi lain, Pastika juga mengingatkan pentingnya validasi data jumlah umat. Menurutnya hal itu sangat penting karena akan menjadi pedoman Dirjen Bimas Hindu untuk memperjuangkan kepentingan umat.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof I Ketut Widnya mengapresiasi pelaksanaan WHMM yang mengangkat tema tersebut.
Menurut dia, tema ini sangat relevan dengan kondisi Hindu saat ini. Dia berharap, pertemuan tersebut menghasilkan rumusan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas SDM Hindu dalam menghadapi era globalisasi.
Hal senada juga disampaikan Ketua PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. Dia ingin, umat Hindu mempunyai nilai tawar dan selalu berjalan di jalan dharma.
Sedangkan Chairman Organizing Commite sekaligus Sekjen WHP I Ketut Donder mengatakan bahwa WHP telah terbentuk sejak Tahun 2013 dan menjadikan WHWM sebagai agenda tahunan.
Tiap tahun, ujar Donder, kegiatan ini mengusung tema berbeda yang disesuaikan dengan kondisi. Tahun ini tema yang diangkat yaitu Hindu For Better Life (Hindu untuk Kehidupan yang Lebih Baik). Tema tersebut dipilih sesuai dengan kondisi umum umat Hindu di berbagai negara, termasuk Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Tiap tahun jumlah penganut Hindu berkurang, apa yang terjadi dan apa yang harus kita lakukan? Itu yang perlu kita rumuskan," kata Pastika pada pembukaan World Hindu Wisdom Meet (WHWM) ke-6 Tahun 2018, di Denpasar, Sabtu.
Dia mengungkapkan, Hindu pernah menjadi agama terbesar pada masanya. Namun saat ini penganutnya makin berkurang hingga hanya menjadi nomor empat.
Mengutip data statistik dari sejumlah sumber, Pastika menyebut penganut Hindu saat ini hanya 15 persen dari penduduk dunia dan di Indonesia persentasenya tak lebih dari 1,69 persen.
"Untuk Bali memang masih mayoritas, yaitu 82 persen, namun perlu dicatat bahwa sebelumnya pernah mencapai 90 persen," ujarnya.
Data tersebut memberi gambaran bahwa agama Hindu tengah menghadapi persoalan serius. Jika tak segera dievaluasi, Pastika khawatir agama Hindu akan hilang secara perlahan-lahan.
Menyikapi hal tersebut, Pastika mengajak umat, khususnya kalangan pemuka agama, melakukan introspeksi internal. "Kalau anak-anak kita banyak yang pindah agama, itu salah kita sebagai orang tua. Jangan salahkan mereka atau pihak yang mengajak," katanya.
Menurut Pastika, banyak hal yang harus menjadi bahan perenungan. Para cendekiawan dan tokoh agama diminta menghentikan perdebatan karena hal itu membuat bingung kalangan muda.
"Kita harus menghentikan perdebatan tentang masa lalu. Memang, untuk memahami hidup sesekali kita perlu menengok ke belakang, namun jangan sering-sering. Saatnya kita melihat ke depan untuk menghadapi perubahan yang terjadi sedemikian cepat," ucap mantan Kapolda Bali itu.
Pastika menaruh harapan besar terhadap pelaksanaan WHMM ke-6 yang secara khusus mengangkat tema "Hindu for Better Life" atau Hindu untuk Kehidupan yang Lebih Baik.
Cendekiawan Hindu dari sejumlah negara yang hadir dalam pertemuan itu diharapkan menyumbangkan pemikiran segar dan praktis untuk dituangkan dalam buku manual "Hindu for Better Life" yang nantinya dapat dipedomani kalangan generasi muda.
Karena sejauh ini, sebagian umat, khususnya di Bali, masih berputar-putar pada level paling bawah, yaitu upacara sehingga mengesankan kalau Hindu itu rumit.
"Bukan berarti saya ingin menghilangkan upacara, tetapi mari kita rumuskan yang simpel dan mudah dipahami. Jangan buat Hindu itu rumit sehingga anak-anak kita bingung, ruwet, merasa berat dan akhirnya terbang," ujarnya.
Di sisi lain, Pastika juga mengingatkan pentingnya validasi data jumlah umat. Menurutnya hal itu sangat penting karena akan menjadi pedoman Dirjen Bimas Hindu untuk memperjuangkan kepentingan umat.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof I Ketut Widnya mengapresiasi pelaksanaan WHMM yang mengangkat tema tersebut.
Menurut dia, tema ini sangat relevan dengan kondisi Hindu saat ini. Dia berharap, pertemuan tersebut menghasilkan rumusan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas SDM Hindu dalam menghadapi era globalisasi.
Hal senada juga disampaikan Ketua PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. Dia ingin, umat Hindu mempunyai nilai tawar dan selalu berjalan di jalan dharma.
Sedangkan Chairman Organizing Commite sekaligus Sekjen WHP I Ketut Donder mengatakan bahwa WHP telah terbentuk sejak Tahun 2013 dan menjadikan WHWM sebagai agenda tahunan.
Tiap tahun, ujar Donder, kegiatan ini mengusung tema berbeda yang disesuaikan dengan kondisi. Tahun ini tema yang diangkat yaitu Hindu For Better Life (Hindu untuk Kehidupan yang Lebih Baik). Tema tersebut dipilih sesuai dengan kondisi umum umat Hindu di berbagai negara, termasuk Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018