Denpasar (Antaranews Bali) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali memperkirakan libur panjang Lebaran 2018 mampu mendongkrak perputaran ekonomi hingga 50 persen dibandingkan hari biasa khususnya untuk sektor pariwisata dan turunannya.
"Justru saat libur panjang begini biasanya masyarakat tidak segan-segan (pengeluaran), mereka mau bayar lebih," kata Ketua Apindo Bali Nengah Nurlaba di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, selain akomodasi penginapan, sektor kuliner atau makan minum merupakan usaha yang mendapat keuntungan selama libur panjang Lebaran.
"Kalau orang berwisata pasti juga melakukan wisata kuliner. Saya rasa ada sekitar 50 persen naik perputaran keuangannya," ucap Nurlaba.
Meski meyakini wisatawan mampu mengeluarkan dana lebih saat berwisata, namun apabila pelaku usaha menawarkan promo atau diskon, maka hal itu akan semakin menarik minat konsumen.
Beberapa pelaku usaha kuliner menyambut antusias periode musim agak ramai atau "high season" pertengahan tahun ini termasuk memberikan harga khusus.
Pengelola restoran Keramas Aero Park I Made Abdi Negara mengatakan pihaknya memberikan diskon sebesar 15 persen menyambut libur panjang ini.
Sejak libur panjang Lebaran, pengelola restoran Keramas Aero Park itu menjelaskan tingkat kunjungan melonjak mencapai sekitar 80 persen jika dibandingkan hari biasa dan meningkat sekitar 30 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Selain industri kuliner, pelaku usaha oleh-oleh juga mendulang rejeki saat libur panjang Lebaran ini.
Manajer Hubungan Masyarakat Krisna Group yang menaungi Krisna Oleh-oleh Ayu Saraswati mengatakan selama libur panjang Lebaran mampu mendongkrak kunjungan dan berimbas kepada omzet yang naik sekitar 30 persen jika dibandingkan hari biasa.
Meski tidak menyebutkan nominal omzet yang diraup, namun Ayu menyebutkan barang yang paling banyak diburu khususnya wisatawan domestik adalah camilan dan kaos khas Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Justru saat libur panjang begini biasanya masyarakat tidak segan-segan (pengeluaran), mereka mau bayar lebih," kata Ketua Apindo Bali Nengah Nurlaba di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, selain akomodasi penginapan, sektor kuliner atau makan minum merupakan usaha yang mendapat keuntungan selama libur panjang Lebaran.
"Kalau orang berwisata pasti juga melakukan wisata kuliner. Saya rasa ada sekitar 50 persen naik perputaran keuangannya," ucap Nurlaba.
Meski meyakini wisatawan mampu mengeluarkan dana lebih saat berwisata, namun apabila pelaku usaha menawarkan promo atau diskon, maka hal itu akan semakin menarik minat konsumen.
Beberapa pelaku usaha kuliner menyambut antusias periode musim agak ramai atau "high season" pertengahan tahun ini termasuk memberikan harga khusus.
Pengelola restoran Keramas Aero Park I Made Abdi Negara mengatakan pihaknya memberikan diskon sebesar 15 persen menyambut libur panjang ini.
Sejak libur panjang Lebaran, pengelola restoran Keramas Aero Park itu menjelaskan tingkat kunjungan melonjak mencapai sekitar 80 persen jika dibandingkan hari biasa dan meningkat sekitar 30 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Selain industri kuliner, pelaku usaha oleh-oleh juga mendulang rejeki saat libur panjang Lebaran ini.
Manajer Hubungan Masyarakat Krisna Group yang menaungi Krisna Oleh-oleh Ayu Saraswati mengatakan selama libur panjang Lebaran mampu mendongkrak kunjungan dan berimbas kepada omzet yang naik sekitar 30 persen jika dibandingkan hari biasa.
Meski tidak menyebutkan nominal omzet yang diraup, namun Ayu menyebutkan barang yang paling banyak diburu khususnya wisatawan domestik adalah camilan dan kaos khas Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018