Semarapura (Antaranews Bali) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Suharso Monoarfa bersama anggota Komisi V DPR-RI Nurhayati mengapreasiasi sistem Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS) yang mengolah sampah menjadi energi terbarukan (briket/pelet) di Kabupaten Klungkung, Bali, yang sempat ditinjaunya.

"Dalam kunjungan pada Jumat (1/6) itu, mereka didamping Bupati Bolaang Mongondow Dra Yasti Soepredjo Mokoagow, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gorontalo Saiful Kiraman yang diterima Pjs Bupati Klungkung I Wayan Sugiada," kata Kabag Humas dan Protokol Klungkung Ketut Suadnyana dalam siaran pers yang diterima, Sabtu.

Pjs Bupati Wayan Sugiada menjelaskan, inovasi TOSS ini dicoba karena lahan untuk dijadikan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sangat sedikit dan terbatas, bahkan kelebihan kapasitas.

Atas dasar itu, Pemkab Klungkung memberanikan diri melaksanakan program TOSS, karena sebelumnya sudah banyak upaya dilakukan dalam menangani sampah tapi belum memberikan hasil yang maksimal.

Program TOSS diterapkan sejak bulan Agustus 2017 itu baru menjangkau 12 desa yang diharapkan nantinya seluruh desa di Klungkung dapat menggunakan program tersebut dalam menangani masalah sampah di desa masing-masing.

Pengembangan TOSS merupakan uji coba mengatasi kelebihan kapasitas sampah di tempat penampungan akhir (TPA) yang ternyata membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.

Uji coba yang dilakukan bersama antara Pemkab Klungkung dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN dan "Indonesia Power" itu dirintis dan diluncurkan di Balai Subak Desa Pekraman Lepang Desa Takmung Banjarangkan pada 12 Desember 2017.

Lewat program terpadu tersebut, sampah diolah secara langsung melalui proses peuyeumisasi, briketisasi/peletisasi, dan gasifikasi, dengan menggunakan bio aktivator. Dalam tiga hari, bau hilang, dan dalam sepuluh hari volume sampah sudah berkurang.

Upaya tersebut mampu menghasilkan briket dan pellet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak dan listrik. Pelet yang diproduksi oleh desa nantinya akan dibeli pihak "Indonesia Power" sebagai bahan bakar pembangkit listrik dengan harga yang kini masih dikaji.

Dengan demikian, program TOSS selain untuk menangani sampah, juga sebagai sumber pendapatan masyarakat, atau mendukung pengembangan badan usaha desa sekaligus menghasilkan sumber energi terbarukan.

Merespons inovasi itu, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Suharso Monoarfa sangat mengapresiasi dan bangga dengan Kabupaten Klungkung dalam inovasinya mengatasi masalah sampah melalui program TOSS.

Kedatangan Suharso Monoarfa untuk kedua kalinya ke Kabupaten Klungkung itu mengajak bupati/wali kota lainnya untuk dapat menerapkan Program TOSS di daerah masing-masing.

Setelah melihat secara langsung proses penanganan sampah dengan menerapkan program TOSS dan manfaat yang bisa diperoleh, ia mengharapkan program TOSS juga dapat digunakan dengan karakteristik sampah yang berbeda-beda di masing-masing daerah di Indonesia.

Sementara anggota Komisi V DPR RI Nurhayati Monoarfa menyatakan, Program TOSS yang dilaksanakan oleh Pemkab Klungkung sangat bagus, karena banyak mempunyai manfaat selain untuk menangani masalah sampah.

Hasil dari Program TOSS dapat digunakan penerangan dan sebagai bahan bakar memasak. "Semoga Program TOSS ini dapat dipergunakan di seluruh Indonesia," katanya.

Setelah dari Kabupaten Klungkung, ia berjanji akan memperkenalkan program ini ke daerah-daerah pedesaan, agar dapat menangani permasalahan sampah, selain itu juga melalui program ini dapat membantu daerah pedesaan yang mengalami kekurangan listrik.

Wantimpres dan rombongan juga sempat meninjau dari dekat Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Desa Gunaksa dan Desa Lepang, Kabupaten Bklungkung.(WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018