Negara (Antaranews Bali) - Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) telah menyelesaikan audit proyek Politeknik Negeri Kelautan Dan Perikanan Jembrana, milik Kementerian Kelautan Dan Perikanan.
"Laporan sementara audit dari BPKP sudah disampaikan ke kami hari Kamis (31/5). Kami juga sudah menyiapkan dokumen untuk disampaikan kepada kelompok kerja proyek tersebut, agar pembangunan bisa segera dilanjutkan," kata Kepala Pusat Pendidikan Kelautan Dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Bambang Suprakto, saat dihubungi, Jumat.
Dengan selesainya audit dari BPKP tersebut ditambah dengan proses penunjukan rekanan yang baru, diperkirakan pembangunan Politeknik Negeri Kelautan dan Perikanan Jembrana yang berlokasi di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara akan dilanjutkan satu bulan lagi.
Sementara Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Dan Perhubungan Jembrana Made Dwi Maharimbawa mengatakan, pihaknya sudah dipanggil kementerian termasuk kelompok kerja proyek tersebut, terkait dengan rekanan yang bisa menyelesaikan pembangunan tepat waktu.
"Dari kami berharap bisa digunakan rekanan lokal Kabupaten Jembrana atau yang berdomisili di Provinsi Bali. Saat ini penunjukan rekanan masih dalam proses," katanya.
Proyek Politeknik Negeri Kelautan Dan Perikanan Jembrana milik Kementerian Kelautan Dan Perikanan saat ini terhenti, setelah rekanan sebelumnya diputus kontrak karena sampai batas waktu yang diberikan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan.
Saat berkunjung ke proyek tersebut beberapa waktu lalu Bambang mengatakan, pihaknya sudah memberikan perpanjangan waktu dengan konsekuensi pinalti pada rekanan, namun tetap tidak bisa menyelesaikan proyek tersebut.
Selama proses pembangunan, rekanan juga terbelit masalah pembayaran dengan pekerja maupun penyuplai material yang jika ditotal mencapai miliaran rupiah.
"Target kami, tahun ini politeknik ini sudah bisa digunakan mahasiswa yang sementara ini kami titipkan Sidoarjo," kata Bambang.
Namun untuk melanjutkan proyek tersebut, kala itu ia mengatakan, harus melalui beberapa tahapan termasuk pemeriksaan dari BPKP.
Ia menegaskan, karena ada masalah pada rekanan, pihaknya tidak ingin ada kerugian negara, sehingga prosedur serta audit harus dilakukan dengan teliti.
Sejak tahun 2017, Politeknik Negeri Kelautan Dan Perikanan Jembrana sudah membuka penerimaan mahasiswa, yang karena kampusnya masih dalam proses pembangunan untuk sementara mereka dititipkan di politeknik sejenis di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
Pantauan di lokasi proyek, suasana sepi hanya tampak satu alat berat terparkir di dekat pintu masuk proyek.
Kondisi memprihatinkan tampak pada lapangan sepak bola yang merupakan bagian dari proyek tersebut, dengan rumput yang baru ditanam mengering serta beberapa ekor kambing masuk ke areal tersebut.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Laporan sementara audit dari BPKP sudah disampaikan ke kami hari Kamis (31/5). Kami juga sudah menyiapkan dokumen untuk disampaikan kepada kelompok kerja proyek tersebut, agar pembangunan bisa segera dilanjutkan," kata Kepala Pusat Pendidikan Kelautan Dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Bambang Suprakto, saat dihubungi, Jumat.
Dengan selesainya audit dari BPKP tersebut ditambah dengan proses penunjukan rekanan yang baru, diperkirakan pembangunan Politeknik Negeri Kelautan dan Perikanan Jembrana yang berlokasi di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara akan dilanjutkan satu bulan lagi.
Sementara Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Dan Perhubungan Jembrana Made Dwi Maharimbawa mengatakan, pihaknya sudah dipanggil kementerian termasuk kelompok kerja proyek tersebut, terkait dengan rekanan yang bisa menyelesaikan pembangunan tepat waktu.
"Dari kami berharap bisa digunakan rekanan lokal Kabupaten Jembrana atau yang berdomisili di Provinsi Bali. Saat ini penunjukan rekanan masih dalam proses," katanya.
Proyek Politeknik Negeri Kelautan Dan Perikanan Jembrana milik Kementerian Kelautan Dan Perikanan saat ini terhenti, setelah rekanan sebelumnya diputus kontrak karena sampai batas waktu yang diberikan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan.
Saat berkunjung ke proyek tersebut beberapa waktu lalu Bambang mengatakan, pihaknya sudah memberikan perpanjangan waktu dengan konsekuensi pinalti pada rekanan, namun tetap tidak bisa menyelesaikan proyek tersebut.
Selama proses pembangunan, rekanan juga terbelit masalah pembayaran dengan pekerja maupun penyuplai material yang jika ditotal mencapai miliaran rupiah.
"Target kami, tahun ini politeknik ini sudah bisa digunakan mahasiswa yang sementara ini kami titipkan Sidoarjo," kata Bambang.
Namun untuk melanjutkan proyek tersebut, kala itu ia mengatakan, harus melalui beberapa tahapan termasuk pemeriksaan dari BPKP.
Ia menegaskan, karena ada masalah pada rekanan, pihaknya tidak ingin ada kerugian negara, sehingga prosedur serta audit harus dilakukan dengan teliti.
Sejak tahun 2017, Politeknik Negeri Kelautan Dan Perikanan Jembrana sudah membuka penerimaan mahasiswa, yang karena kampusnya masih dalam proses pembangunan untuk sementara mereka dititipkan di politeknik sejenis di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
Pantauan di lokasi proyek, suasana sepi hanya tampak satu alat berat terparkir di dekat pintu masuk proyek.
Kondisi memprihatinkan tampak pada lapangan sepak bola yang merupakan bagian dari proyek tersebut, dengan rumput yang baru ditanam mengering serta beberapa ekor kambing masuk ke areal tersebut.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018