Singaraja (Antaranews Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buleleng melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional untuk memantau harga dan persediaan sembilan bahan pokok memasuki bulan Ramadhan, serta menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

"Dalam sidak tersebut menemukan harga telur dan daging ayam mulai naik, sementara harga bahan pokok lainnya masih stabil, serta persediaan memadai" kata Kepala Disperindag Kabupaten Buleleng Ketut Suparto di Singaraja, Jumat.

Secara umum, harga kebutuhan pokok masih stabil. Yang naik hanya harga telur dari Rp 35 ribu per krat, kini naik menjadi Rp 45 ribu. Artinya per butir Rp 1.600. Daging ayam kualitas bagus juga naik, dari Rp 35 ribu per kilogramnya kini mencapai Rp 40 ribu.

Kebutuhan pokok lain seperti beras, bawang merah dan bawang putih tidak mengalami kenaikan. Harga beras kualitas premium di pasar tradisional kini seharga Rp 11.500 hingga Rp 12.000 per kilogramnya. Sedangkan bawang putih kini seharga Rp 20 ribu per kilogramnya. Demikian dengan bawang merah dijual seharga Rp 25 ribu per kilogramnya.

Suparto menambahkan, meski harga telur dan daging ayam naik, namun harga-harga tersebut masih berada di bawah harga eceran tertinggi. Untuk mengantisipasi terjadinya pelonjakan harga yang lebih tinggi Disperindag Buleleng berencana akan menggelar pasar murah pada bulan Ramadhan di sejumlah tempat di Buleleng.

"Kami akan terus memantau harga-harga pangan ini. Tim pematau harga dari pusat juga akan turun ke Kabupaten Buleleng 30 Mei nanti. Demikian untuk stok kebutuhan pokok juga masih aman sampai tiga bulan ke depan. Mana kala barang melambung tinggi kami pasti akan melakuka pengawasan," ujar Suparto.

Sementara Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Buleleng I Gde Putu Satwika Yadnya dalam kesempatan terpisah menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) gencar menggelar pasar murah di desa-desa menjelang bulan Ramadhan, Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Idul Fitri.

Pasar murah digelar sejak pertengahan April 2018, antara lain di Desa Tejakula, Bondalem, Pacung, dan yang terbaru di kawasan Monumen Tri Yuda Sakti, Desa Sangket, Jumat (11/5) dan di Desa Sembiran Tejakula, Sabtu (12/5).

Untuk tahap awal, sasaran pasar murah ini adalah masyarakat umum di desa-desa yang juga memiliki komunitas warga muslim, seperti di Desa Pacung dan Desa Sembiran.

"Lalu, setelah itu akan dilakukan di pasar tradisional yang dekat dengan pemukiman warga muslim seperti Pasar Anyar yang dekat dengan Kampung Bugis dan Kampung Kajanan, juga di Pasar Buleleng yang dekat dengan Kampung Muslim Singaraja," ujar Satwika Yadnya. (WDY)

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018