Denpasar (Antaranews Bali) - Drama Komedi kolaborasi antara Denok CS dengan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) memeriahkan suasana pada malam puncak peringatan hari Puputan Klungkung ke 110 dan HUT ke-26 Kota Semarapura di Monumen Puputan Klungkung Sabtu (28/4) malam.
Pelawak Denok yang didukung Dogler dan Cedil memandu para kepala OPD yakni Asisten I Wayan Sumarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana, Camat Nusa Penida I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, Kabag Tata Pembangunan Ni Ketut Ari Citrawati serta Kabag Humas dan Protokol Ketut Suadnyana, membawakan drama kisah cinta dari negeri cina, Sampek Engtay.
Sampek Engtay merupakan sebuah drama percintaan dua sejoli bernama Sampek dan Eng Tay. Mereka bertemu dan jatuh cinta pada sebuah sekolah khusus laki laki. Engtay yang merupakan seorang gadis mesti menyamar berpakaian pria untuk bisa bersekolah disekolah tersebut.
Dalam pertemanan itu Eng Tay menyatakan cintanya kepada Sampek dan menyatakan bahwa dirinya sebenarnya adalah seorang perempuan. Singkat cerita cinta ke dua sejoli ini tidak dapat berlanjut dimana Sampek yang tidak dapat memecahkan teka teki dari Engtay.
Karena terlambat memecahkan teka teki tersebut akhirnya Engtay terlebih dulu dilamar oleh pemuda kaya raya bernama Subandar Macun. Sampek pun jatuh sakit dan akhirnya meninggal menerima kenyataan tersebut.
Dalam perjalanannya menuju rumah Subandar Macun, Engtay meminta izin untuk bersujud dikuburan Sampek yang diakuinya sebagai teman. Saat bersembahyang itulah kuburan Sampek tiba tiba terbuka dan Engtay tiba tiba meloncat kedalamnya.
Akhir cerita keluarlah dua ekor kupu kupu dari kuburan tersebut yang merupakan penjelmaan dari Sampek dan Engtay.
Tokoh Sampek diperankan oleh Camat Nusa Penida I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya Drama sedangkan Engtay diperankan Kabag Tata Pembangunan Ni Ketut Ari Citrawati. Dengan riasan dan kostum layaknya orang cina jaman dulu para Kepala OPD ini tampak canggung tampil diatas panggung.
Beberpa kali mereka mesti dipandu oleh para pelawak Denok Dogler dan Cedil sehingga alur cerita yang semestinya sedih malah menjadi lucu dan mengundang gelak tawa Pjs bupati Wayan Sugiada, Sekda Gede Putu Winastra dan para undangan serta ribuan penonton yang memadati area Monumen Puputan.
Sementara itu, Pjs Bupati Klugkung Wayan Sugiada SH., MH dalam pidatonya mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa menanamkan komitmen moral dan perjuangan khususnya dalam meneruskan cita cita perjuangan para pahlawan dengan bekerja keras serta penuh pengabdian kepada bangsa dan negara. Selain itu untuk senantiasa menjaga dan memperkokoh pesatuan dan kesatuan dalam rangka mendukung pembangunan. (I006/adt)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Pelawak Denok yang didukung Dogler dan Cedil memandu para kepala OPD yakni Asisten I Wayan Sumarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana, Camat Nusa Penida I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, Kabag Tata Pembangunan Ni Ketut Ari Citrawati serta Kabag Humas dan Protokol Ketut Suadnyana, membawakan drama kisah cinta dari negeri cina, Sampek Engtay.
Sampek Engtay merupakan sebuah drama percintaan dua sejoli bernama Sampek dan Eng Tay. Mereka bertemu dan jatuh cinta pada sebuah sekolah khusus laki laki. Engtay yang merupakan seorang gadis mesti menyamar berpakaian pria untuk bisa bersekolah disekolah tersebut.
Dalam pertemanan itu Eng Tay menyatakan cintanya kepada Sampek dan menyatakan bahwa dirinya sebenarnya adalah seorang perempuan. Singkat cerita cinta ke dua sejoli ini tidak dapat berlanjut dimana Sampek yang tidak dapat memecahkan teka teki dari Engtay.
Karena terlambat memecahkan teka teki tersebut akhirnya Engtay terlebih dulu dilamar oleh pemuda kaya raya bernama Subandar Macun. Sampek pun jatuh sakit dan akhirnya meninggal menerima kenyataan tersebut.
Dalam perjalanannya menuju rumah Subandar Macun, Engtay meminta izin untuk bersujud dikuburan Sampek yang diakuinya sebagai teman. Saat bersembahyang itulah kuburan Sampek tiba tiba terbuka dan Engtay tiba tiba meloncat kedalamnya.
Akhir cerita keluarlah dua ekor kupu kupu dari kuburan tersebut yang merupakan penjelmaan dari Sampek dan Engtay.
Tokoh Sampek diperankan oleh Camat Nusa Penida I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya Drama sedangkan Engtay diperankan Kabag Tata Pembangunan Ni Ketut Ari Citrawati. Dengan riasan dan kostum layaknya orang cina jaman dulu para Kepala OPD ini tampak canggung tampil diatas panggung.
Beberpa kali mereka mesti dipandu oleh para pelawak Denok Dogler dan Cedil sehingga alur cerita yang semestinya sedih malah menjadi lucu dan mengundang gelak tawa Pjs bupati Wayan Sugiada, Sekda Gede Putu Winastra dan para undangan serta ribuan penonton yang memadati area Monumen Puputan.
Sementara itu, Pjs Bupati Klugkung Wayan Sugiada SH., MH dalam pidatonya mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa menanamkan komitmen moral dan perjuangan khususnya dalam meneruskan cita cita perjuangan para pahlawan dengan bekerja keras serta penuh pengabdian kepada bangsa dan negara. Selain itu untuk senantiasa menjaga dan memperkokoh pesatuan dan kesatuan dalam rangka mendukung pembangunan. (I006/adt)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018